Hinata menyambut kedatangan anggota GS4T dengan senyuman khasnya. Ia mempersilakan mereka untuk masuk ke apartemen Neji. Berbeda dengan Hinata, Neji justru memberikan tatapan sinis pada mereka.
“Jadi, apa yang akan kau jelaskan pada kami?”
“Hey!” tegur Neji yang tak terima adiknya dituntut untuk segera memberikan penjelasan. “Setidaknya, lakukanlah basa-basi terlebih dahulu. Dasar, bocah.”
Dengan begitu anggun, Hinata mengibaskan rambut panjangnya yang terurai itu ke belakang tubuhnya. Ia menatap keenam laki-laki yang menatapnya intens. Neji yang duduk di sampingnya memilih bungkam.
“Aku adalah Hinata. Usiaku 18 tahun. Seorang mahasiswi jurusan Psikologi di Universitas Cambridge.” Hinata memulai penjelasannya dengan begitu tenang. “Aku kembali ke Tokyo lima bulan yang lalu, tepat saat aku masuk di kelas kalian.”
Sasori menggelengkan kepalanya tak mengerti. “Bagaimana bisa? Bukankah kau sudah terdaftar di SMA Konoha atas nama Hinata Hyuuga?”
“Hinata yang terdaftar di SMA Konoha adalah kembaranku, Hikaru Hyuuga.” Gadis cantik itu menunjukkan selembar foto dua anak perempuan yang bisa dibilang kembar identik. “Bibiku telah keliru menuliskan nama di formulir pendaftaran. Seharusnya di sana atas nama Hikaru Hyuuga, tapi yang ditulis Bibi adalah Hinata Hyuuga. Padahal ketika itu aku sudah kuliah di Amerika, hal yang tak perlu aku jelaskan lagi mengapa anak seusiaku sudah akan lulus kuliah.”
Sasuke dan kelima sahabatnya terdiam. Kenyataan ini seakan menjadi tamparan keras bagi mereka. Bila diingat lagi bagaimana perlakuan mereka dulu, rasanya mereka sangat menyesal. Menyadari bahwa Hinata ternyata adalah putri bungsu dari keluarga yang begitu terhormat, itu semakin membuat mereka menjadi semakin merasa bersalah.
“Hikaru tidak pernah menceritakan kehidupan sekolahnya. Dia mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Sayangnya, aku dapat merasakan kebohongan yang ia berikan. Aku memutuskan untuk mencaritahu semuanya sendiri. Dan ya, kehidupan sekolahnya begitu mengerikan.”
“Maafkan kami…”
“Menyadari kalau Hikaru sangat menderita di sekolahnya, kemudian aku pulang ke Jepang. Aku ingin membantunya, tapi dia menolak. Sebagai gantinya, dia menginginkanku untuk berperan menjadi dirinya. Aku menerimanya tanpa penolakan, hanya berpikir mungkin hal itu bisa kujadikan sebagai tebusan sebagai rasa bersalahku karena dia masuk sekolah impiannya dengan namaku, nama yang tak seharusnya. Selain itu, aku juga bisa sekalian mengerjakan Tugas Akhir dari kampus.”
“Lalu di mana Hikaru sekarang?”
Ekspresi Hinata seketika berubah menjadi sendu. “Dia sudah meninggal beberapa minggu sebelum aku masuk ke kelas kalian. Dia meninggal disebabkan oleh penyakit leukimia yang sudah dideritanya sejak lima tahun terakhir.”
Suasana menjadi hening. Hinata diam, begitu juga dengan keenam anggota GS4T yang hanya bisa bungkam. Hal itu dimanfaatkan Neji untuk berbicara. Pemuda tersebut berdeham, menarik perhatian para siswa SMA tersebut.
“Sebagai seorang kakak, aku merasa sangat bersalah. Seharusnya aku bisa melindungi adik-adikku dari tindak perundungan, tapi aku justru terpaku pada kesibukanku di Amerika.” Tatapan Neji menjadi begitu tajam, seakan ingin menghabisi nyawa mereka berenam sekarang juga. “Dan ketika tahu kalau Hinata yang asli juga mendapat perlakuan tidak wajar, aku ingin sekali menghabisi nyawa kalian detik itu juga. Sayangnya Hinata menolak, dia menghalangiku menghajar kalian.”
“Aku melarang Kak Neji menghajar kalian adalah karena ada beberapa alasan. Pertama, aku sudah terlanjur menyetujui menggantikan Hikaru sebagai sosok Hinata yang lemah dan pendiam. Kedua, itu sebagai salah satu bagian dari Tugas Akhir kuliahku. Dan yang ketiga adalah karena keluarga kalian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TSP (The Six Prince): A Story of Konoha High School (KHS)
FanficKisah SMA Hinata bersama enam pangeran sekolah berwajah tampan, bermulut pedas, berperilaku kejam, dan berhati dingin.