| • 00

42 6 0
                                    

“Udah?” gadis itu mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Udah?” gadis itu mengangguk. Duduk mengenakan sapatunya.

Berjalan beriringan, “ Meysa.” gadis itu menoleh.

“Gue mau nanya boleh gak?”

“ Boleh, mau nanya apa? ”

Arletta terlihat menggaruk pelipisnya, bingung dan juga gugup. Takut Meysa salah tangkap apa yang akan ia tanyakan.

“ Itu loh, Mey. Kamu kan doa tiap hari sama tuhan kamu, pernah gak doanya dikabulin?” Meysa terlihat berpikir.

“ Maaf ya nanyain ini.”

“ Gak papa, aku suka pertanyaannya, itu artinya kamu penasaran,” Meysa tersenyum, Arletta memang berbeda dengannya.

“ Gak semua doa memang dikabulin, tapi kami percaya, Allah akan memberikan yang terbaik. Bukan yang menurut kita baik.” setelah mendengar itu Arletta mengangguk.

Dia mulai penasaran dengan agama islam, apalagi setelah dari rumah Meysa dari beberapa waktu lalu.

Saat itu hujan, dan itu udah mulai sore. Karena hujan deras banget, dia menginap di rumah Meysa. Tentu saja dengan ijin kedua orang tuanya.

Pada saat magrib dia diam dikamar Meysa yang kebetulan dekat dengan Musholla. Terlihat Ayah Meysa dan Bundanya yang sudah siap. Begitupun Meysa sudah siap disamping sang Bunda.

Arletta mengintip, lalu terkesiap ada lelaki yang turun dari tangga mengenakan gamis putih dan memakai peci hitam.

Lelaki itu bertubuh tinggi, putih dan sangat tampan. Ini pertama kali Arletta melihatnya.

Abang cepetan!” Arletta yakin itu Meysa yang berteriak.

“ Iya, iya ini mau ambil air wudhu dulu.” memandang takjub, suara lelaki itu benar-benar indah. Terdengar berat.

Arletta tetap mengintip, dia memperhatikan dari laki-laki itu wudhu sampai masuk musholla itu lalu adzan.

Entah kenapa, Arletta merasakan getaran aneh dari tubuhnya saat mendengar suara lelaki itu yang sangat merdu saat mengumandangkan Adzan dan Iqomah.

Sampai-sampai ia tak sadar air matanya menetes.

Tangannya meraba wajahnya, menjauhkan tangannya dan melihat air bening yang berasal dari matanya.

Why i'm crying?

Menutup pintu kamar, dia berjalan menuju sofa di kamar Meysa. Dengan pikiran yang berkelana.

Kenapa ia menangis?

Dan siapa lelaki itu?




Dan siapa lelaki itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ARLETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang