"berantem lagi?" Tanyaku kepada laki-laki yang saat ini sedang termenung disampingku ini.
Dia adalah Rey, sahabatku sejak masa SMA. Setiap kali ada masalah dia selalu datang padaku dan mencurahlan semua kekesalannya padaku, jika aku pendendam maka akan kukatakan bahwa dia hanya datang padakau disaat susah saja.
Saat ini dia ada dirumahku, saat dia masuk kedalam rumah aku langsung tau bahwa sesuatu yang buruk telah menimpanya, hal itu terlihat dari awal dia masuk rumah sampai sekarang dia hanya diam dengan wajah Murung dan itu membuatku gemas.
Rey hanya diam dan tak merespon perkataanku. Dia hanya menatap kosong televisi yang menyala didepannya. Aku menghela napas kesal, selalu seperti ini, ini sudah tahun ketiga rey dan Rinda berpacaran dan sepertinya tahun ini merupakan tahun-tahun yang sangat berat bagi mereka karena hampir setiap saat Rey pergi ke rumahku dan mengadu bahwa mereka habis bertengkar, entah apa yang terjadi pada mereka berdua sehingga mereka selalu saja bertengkar.
"Kenapa sih rey berantem terus"
"Aku tuh ngerasa nggak dihargain tau nggak sih, aku merasa apapun yang aku lakukan selalu salah dimata dia ca gue capek"
Aku mendengus "jangankan kamu, aku aja capek lihat kamu kayak gini terus, cari pacar lagi sana!"
Rei berdecih "sudah ah, cerita sama kamu malah bikin aku tambah naik darah tau nggak"
Rey pun pergi keluar " mau kemana?" tanya ku.
"mau pulang"
" Ya udah pulang aja sana bosan aku lihat kamu galau terus dasar bucin"
beberapa saat kemudian Rey kembali masuk ke dalam rumah dengan membawa plastik hitam di tangannya.
"katanya mau pulang"
Rey hanya berdecih dan meletakkan plastik yang berisi botol botol minuman yang dibawa nya tadi ke atas meja.
"Eh kamu bawa apa itu!" aku mengambil botol itu. betapa terkejutya aku saat mengetahui yang dia bawa adalah bir.
"Rey Kamu gila ya ngapain kau bawa minuman itu ke sini !"
Ya aku tahu rey memang bukan anak polos yang baik, aku juga sudah sering melihat dia minum minuman itu bersama teman-temannya tapi aku tidak tahu apa maksudnya membawa Minuman itu ke sini.
"Ambilin gelas dong" dengan santainya dia menyuruhku mengambil gelas seraya mengeluarkan botol-botol minuman itu.
"Ga! kalau mau minum pulang sana jangan minum di sini"
Rey berdecak kesal lalu tanpa babibu dia bangun dan mengambil gelas sendiri. saat kembali dia mengambil 2 gelas dan aku tahu Sepertinya dia akan mengajak untuk minum bersamanya.
Rey kemndian menuang bir itu ke dalam gelas dan menyodorkannya pada ku.
"mau ga?"
"nggak! Jangan aneh-aneh deh"
Aku menolak untuk minum karena memang aku tidak permah minum alkohol. Rey tampak kecewa dan langsung minum bir itu untuk dirinya sendiri.
"ga seru lo ca, sahabat lo lagi sedih hibur dikit kek" ujarnya dengan tampang memelas
"ais yaudah, kali ini saja ya, awas kalo lo ngajak gue minum-minum lagi!"
Aku kasihan melihatnya dan mengambil gelas tadi. Sekali ini saja aku kira tak apa.
Setelah merasakan minuman itu entah kenapa.aku menjadi ingin terus meminumnya. Dan tanpa aku sadari saat ini aku sidah mabuk begitu juga dengan rey. Matanya sayu dan pipinya merah membuatku ingin sekali membelai pipinya itu.
********
kesadaran kedua sahabat tampaknya telah menghilang akibat bir yang mereka teguk. sudah hampir 3 botol bir yang mereka habiskan. Rey menatap Raisha yang sudah mabuk berat, pipinya merah dan dia terus meracau tidak jelas menyalahkan Rey yang sudah mengajaknya minum hingga mabuk. Rey terkekeh pelan melihat sahabatnya itu.
Tanpa diduga Raisha membelai pipi Rey dengan lembut membuat Rey terbuai dibuatnya.
"Cantik" kata itu terucap begitu saja dari mulutnya. Entah apa yang saat ini merasuki dirinya hingga Rey pun mengecup bibir Raisha. yang semula hanya kecupan itu kini berubah menjadi lumatan yang memabukkan.
"engh.." Raisha melenguh merasakan lumatan lembut yang diberikan oleh Rey, sesuatu yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.
Rey mulai mengecupi leher Raisha meninggalkan jejak kepemilikannya disana. Tangannya pun tidak tinggal diam, dia mulai menggeranyangi tubuh Raisha. tangan kekarnya itu pun perlahan menyelinap masuk kedalam kaos putih Raisha dan meremas lembut gudukan milik Raisha membuat satu desahan keluar dari mulut Raisha.
Mereka terbuai dengan kenikmatan dan akhirnya melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
***********
Tit..tit..tit..
Alarm yang terus berbunyi tidak membuat kedua pasangan itu terbangun dari tempat tidurnya. Mereka masih tertidur pulas menikmati hangatnya balutan selimut yang memalut tubuh polos mereka berdua. Perlahan sepasang kelopak mata cantik milik wanita berdarah jerman itu pun terbuka, dia Raisha Fraswskin atau biasa dipanggil caca.
Raisha melenguh tak kala merasakan ada sepasang tangan kekar memeluk dirinya dengan lembut.
kok ada tangan? dia pun mengernyit karena seingatnya dia tidak pernah membeli boneka berbentuk tangan. Dengan setengah sadar, raisha bangun seraya memgang kepalanya yang masih terasa pusing. Entah berapa botol yang dia habiskan tadi malam.
Raisha mengalihkan pandangannya kesisi kirinya dan terkejut mendapati Rey tengah tertidur pulas disampingnya tanpa mengenakan busana apa pun dan begitu pula dengan dirinya.
Deg
ap.. apa yang sudah kami lakukan ? sekelebat ingatan yang terjadi semalam langsung terputar di kepalanya bagaikan film membuat wajahnya seketika berubah menjadi pucat pasi.
Kami.. sudah melakukan kesalahan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temanku Suamiku
Romance17+ Aku tahu ini salah... Tapi ini bukan kemauan kami, Hanya karena seteguk air, hidupku dan sahabatku menjadi berubah. dia yang semula hanyalah sahabatku Kini harus menjalani kehidupan menjadi suamiku. Entah apa yang akan terjadi padaku selanjutn...