Kinan masuk ke dalam kelas. Ia sebenarnya ingin bolos, tapi Jono, sohib seperbolosannya sedang sakit hari ini, terpaksa dia masuk kelas untuk belajar, eh! Ralat, dunia akan segera kiamat jika seorang Alya Kinana Razeta mau mengikuti pelajaran di kelas. Dia terpaksa masuk untuk tidur, dalam kelas. Ya, itu baru benar. Tidur.
Setelah menaruh tasnya di atas meja untuk dijadikan bantalan, Kinan mulai menyandarkan wajah cantik dengan pipi chubbynya itu ke atas meja, namun gagal saat Nia, gadis cantik yg merupakan teman sebangkunya itu memukul bahunya.
"Kalau datang ke sekolah cuma buat tidur. Lebih bagus dirumah Nan! Hemat! Mama kamu jadi gk repot ngasih uang saku "
Kinan memutar matanya malas, menatap datar teman sebangkunya itu.
"Dengar ya Nia! Aku kan sudah bayar uang sekolah, jadi aku, sebagai siswa yg produktif harus memanfaatkan uang itu untuk hadir di sekolah"
Wajah sumringah Nia berubah datar. Entah apa yg ada dalam otaknya dulu hingga bisa menjalani persahabatan dengan gadis abnormal di sampingnya ini.
"Produktif ndas mu! Kamu ke sekolah cuma buat 2 hal! Kalo gak bolos ke kantin ya tidur di kelas! Kucing bisa punya tanduk kalo ngeliat kamu belajar."
Lagi, Kinan dipukul, tapi sekarang bukan bahunya, melainkan kepalanya. Kurang ajar sekali gadis bar-bar berkedok sahabatnya itu. Apa dia tidak tau bahwa kepalanya itu masih berisi otak meskipun kecil?
"Sakit Ya! Kamu pikir tubuhku yg cantik paripurna ini mirip ayam geprek apa? Bisa kamu pukul seenaknya!"
Kinan mengusap pelan bagian kepalanya yg dipukul tadi, Nia hanya tertawa bahagia, tidak ada raut penyesalan, sungguh cerminan sahabat sejati. Tapi Nia belum puas kalau wajah Kinan belum biru.
"Nan, katanya pak Udin udah pensiun, mungkin Hari ini sejarah kosong.."
"Beneran? Wah.. bagus! Kasian pak Udin Ya, dia ngajar sejarah yg isinya kebanyakan cerita, nafas aja dia susah apalagi cerita"
Nia menatap datar teman sebangkunya itu, sebenarnya hatinya teramat ingin memukul kepala Kinan sekali lagi, tapi ia terpaksa menundanya, karena ada sesosok makhluk titisan surga yg masuk kelas dan membuat heboh seluruh siswa.
"Nan, guru baru! Ganteng banget ya Allah!"
Nia tak bisa memalingkan pandangannya dari sesosok pria tampan yg sedang berdiri di depan memancarkan aura surga yg diyakini sebagai guru baru pengganti pak Udin. Ia memukul pelan bahu Kinan. Berusaha menyadarkan bahwa di depan mereka sedang ada spoiler kenikmatan surga. Tapi ternyata Kinan juga menatap lekat ke arah depan. Dan yg paling mengejutkan dan membuat Nia tak habis pikir adalah ketika Kinan, sahabat yg tidak mau ia akui sebagai sahabat itu berdiri dan berteriak.
"Pak! Ngapain ke sini? Rumah saya di pertigaan, bukan disini, bapak salah alamat!"
Semua mata di kelas itu beralih menatap Kinan, bingung. Ada 2 pertanyaan di benak mereka, yg jawabannya terasa lebih sulit dari ulangan MTK yg tiba-tiba diadakan oleh Bu Rumi kemarin siang.
1. Apa hubungan Kinan dengan guru baru ini?
2. Kenapa Kinan mengatakan bahwa pak guru, yg belum mereka ketahui namanya itu, salah alamat?Tapi tanpa perlu menunggu lama dua pertanyaan itu diwakilkan oleh guru tampan yg sedang berdiri di depan.
"Apa kamu kenal saya sebelumnya? Dan..
Kenapa kamu bilang saya salah alamat? Saya rasa, saya sudah ada di tempat yg tepat. SMA N 4 Jakarta, kelas XII IPS 4."Semua siswa sontak tertawa. Kinan berulah lagi. Lucunya, mereka sempat percaya awalnya. Bodoh sekali.
"Ya pasti kenal lah pak! Gak mungkin saya gk kenal jodoh saya sendiri! Bapak mau melamar saya kan? Ke rumah aja pak! Kebetulan Mama lagi dirumah sekarang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Guru! Jadilah Imamku!
Teen FictionAlya Kinana Razeta, Biasa dipanggil Kinan, cewek berandalan di sekolahnya. la selalu membangkang, tak pernah menurut. Namun, begitu seorang guru baru yang tampan, baik, dan faham agama, hadir di sekolah itu, hidupnya jadi terarah dan punya tujuan. ...