5- KETUA KELAS

41 9 4
                                    

Keesokan harinya kelas 11 IPS 2 sedang memilih ketua kelasnya yang baru karena selama dua minggu kemarin masih memakai ketua kelas tahun sebelumnya, Raka Misael Pardamean namanya, seorang berketurunan tionghoa bermata minimalis namun berkulit putih. Atas persetujuan dari Bu Tati dan yang lainnya maka terselengaranya kegiatan ini.

"Baik anak-anak pada hari ini seperti yang sudah di janjikan, hari ini akan dilaksanakannya pemilihan ketua kelas yang baru!" Ucap Bu Tati bertepuk tangan, di ikuti suara tepuk tangan yang semarak dari para murid yang lainnya.

"Baik sebelum di mulai sangat baik jika kita berdo'a , berdo'a menurut kepercayaan masing-masing berdo'a dipersilahkan." Pimpin Raka sebelum memulai acara.

"Amiin" Akhir Raka di ikuti semarak murid yang lain.

Setelah berdo'a tiba-tiba ada yang mulai nyeleneh, dan tidak lain tidak bukan 5 boy's alim; tentunya.

"Aduh kasian banget sih Raka, ntar gak bakalan bisa, ngomong lagi 'sebelum memulai pelajaran'." Ledek Adit di sambut gelak tawa dari Bu Tati dan murid-murid yang mendengarnya.

"Tapi ntar gak ada yang di suruh ngambil speaker lagi!" Timpal Fairuz mengeplak kepala Adit

" Lah tenang aja, kan ada si Surya, santuy ae." Jawab Agra santai, namun dapat membuat seisi kelas termasuk Bu Tati kembali tertawa. Tanpa terkecuali Surya itu sendiri yang menjadi bahan lelucon tersebut.

"Eh kuti badak, enak aja lu, emang gua babu kelas ini apa!" mencubit paha Agra.

"Lu emang bukan babu, tapi budak!" semakin pecah lah suasana kelas tersebut menengar jawaban dari Fairuz yang sedikit namun bermakna.

"Sudah cukup ya" Ucap BuTati sabar tetap tersenyum.

Seketika kelas tersebut pun henyap tanpa ada sepatah dua patah sedikit pun.

"Baik, sekarang kita akan memilih calon ketua kelas dan wakilnya terlebih dahulu, sekarang menurut kalian siapa yang cocok jadi calonnya."

Setelah berdebat cukup lama akhirnya di pilihlah 3 nama yang maju sebagai calon dari ketua dan wakil ketua kelas 11 IPS 2.

"Adit, Mirza, Rizky, menjadi 3 kandidat yang akan menjadi calon ketua kelas ini sesuai kesepakatan bersama ya!"

"Kesepakatan bersama dari mananya orang maen tunjuk-tunjuk aja!" Umpat Adit kesal namun ternyata di dengar oleh Bu Tati.

"Kesepakatan bersama lah, tapi nggak sama kamu." Balas Bu Tuti.

Sebenarnya dalam hati kecilnya ia tidak ingin menjadi ketua kelas, namun setelah di pertimbangkan kembali oleh nya, hal tersebut bisa membuat ia semakin dekat dengan Adel, namun tangung jawab ini sungguh berat menurutnya.

"Ya udah bu gak apa-apa" Jawab Adit seraya menghela nafas berat.

"Baiklah sekarang ibu akan membagikan 36 kertas yang akan dibagikan untuk memilih siapa ketua kelas pengganti dari Raka."

Bu Tati pun membagikan kertas yang sudah ia siapkan sebagai alat untuk memilih ketua kelas selanjutnya.

"Sudah dapat kertasnya semua kan?"

"Sudah bu!"

"Baik disini kita akan memulai nya dengan menuliskan 1 nama dari 3 orang yang pantas menjadi ketua kelas kita di kertas yang sudah ibu bagikan, mengerti?"

"Baik mengerti, bu!" Jawab mereka serempak.

Setelah memulai voting, akhirnya telah di putuskanlah sebagai berikut.

ADIT : 9

MIRZA : 16

RIZKY : 11

"Dengan demikian setelah diadakan voting ini maka di putuskan lah, Mirza sebagai ketua kelas, Rizky sebagai wakilnya, dan Adit sebagai seksi bagian keamanan!" Tegas Bu Tati bertepuk tanagan.

OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang