6. Mengapa Harus Terjadi?

31 9 5
                                    

Di siang hari yang cukup cerah Adit dan Aldi sedang berada di kantin lantai dua sekolah. Adit ingin berkonsultasi kepada Ardi tentang permasalahan perasaannya terhadap Adel yang tak kunjung terbalaskan, ia sengaja tidak memberitahu teman-temannya yang lain karena ia tidak ingin masalah ini sampai terbuka lebar kemana-mana.

"Di gua mau ngomong dan cerita sama lu."

"Et dah tinggal ngomng aja, kayak sama siapa aja!"

"Ya udah ni gw mau ngomong, tapi lu jangan ngeledekin gw ya!"

"Kaga ya tuhan, paling ngehina doang."

"Et anjing luh, ya udah gua mau cerita nih... DENGERIN!!" Ucap Adit menjitakkan kepala Ardi pelan.

"Iya, berenuk albino!" Balas Ardi menjitak kepala Adit.

Sebenarnya Ardi sudah mengetahui arah pembicaraan dari pokok masalah ini, sebenarnya Ardi tidak ingin terlalu ikut masuk kedalam dunia Adit, karena ia menyukai salah satu dari mereka, namun mengingat Adit merupakan temannya mau tidak mau, suka tidak suka ia harus menolongnya.

"Jadi gini... gua tuh sebenernya su....

"Gua udah tau pasti lu suka sama si Adel kan?" "Cuma lu bingung gimana caranya ngadein temen-temennya Adel, bener kan?" Sela Ardi.

"I...ya bener, emang ga salah gua ceita sama lo, gak cuman badan doang gede otaknya juga encer.!"

"Dibantu malah ngehina lu, masih mending mau gua bantuin, motor doang mia masalah percintaan keok." Balas Ardi.

"Motor lu juga motor bebek, wek..wek..wek." Sindir Adit, Ardi pun bergegas turun dari kantin karena kesal dengan sikap temannya tersebut, namun hal tersebut di cegah oleh Adit yang langsung menarik tangan Ardi.

"Et jangan ngambek napa babi, baperan banget?" Ucap Adit, begitulah orangnya meskipun salah namun tetap menjengkelkan.

"Lah lu anjing, ngajak curhat tapi konyol lu, lepasin tangan gw!!!"

"Wes, selow ok, gua lepasin lu, emang kalo turun lu mau kemana?"

"Kepo ya?" Ujar Ardi dengan nada meledek.

"Et gua nanya serius bego!"

"Gua mau ngajak si Adel nonton, terus nembak si Adel di bioskop, kenapa emang?" Ejek Ardi meninggalkan Adit yang terdiam mendengar pernyataan dari Ardi, dan bergegas turun.

"Emang Anjing tuh anak, gak ada akhlak" Gumam Adit mengikuti langkah Ardi.

*******

Adel, Angel, Amel, dan Aiko sedang menuju ke kantin, untuk membeli jajanan mereka masing-masing. Aiko dengan Adel dan Amel dengan Angel, mereka memilih-milih makanan yang mereka inginkan, namun saat Adel dan Aiko membeli minuman di Mas Bob yang kebetulan letaknya disamping tangga kantin, mereka secara tidak sengaja melihat Adit dan Ardi yang sedang menuruni tangga.

"Eh ada si anak pemalas dan si anak pinter yang munafik!" Sindir Aiko, membuat Angel dan Amel yang mendengarnya sontak mengahampirinya, namun sindiran tersebut tidak dihiraukan oleh Adit dan Ardi dan langsung pergi menuju kelas.

"Eh, ga usah pura-pura gak denger, mau gua t...." "hmmmpp... "Belum sempat Aiko menyelesaikan ucapannya , Angel langsung membekap mulut Aiko.

"Ngapain sih lu kayak gitu berisik tau!" Ucap Angel melepaskan bekapan tangannya. Beruntung saat kejadian tersebut, kantin masih sepi, karena belum jam istirahat.

"Ya biarin emang faktanya kan?" Ujar Aiko bela diri.

"Iya sih, tapinya kamu liat tempat juga dong, gimana sih?" Balas Amel. Membuat seketika suasana menjadi hening.

"Eh.. udah katanya mau ngajak aku makan ayam geprek disini, ayo sekarang aja, makannya di kantin atas aja, gimana?" Ujar Adel memecahkan keheningan.

"Ya udah deh, yu" Jawab Aiko dan langsung menarik tangan Adel, di ikuti Amel dan Angel mengikuti mereka dari belakang.

*******

Setelah Adit dan Ardi tak tampak batang hidungnya lagi, Adel dan ketiga temannya menyelesaikan jajanan yang ingin di beli untuk dibawa ke kelas, dan berkumpul kembali di depan mas bob, karena Aiko sudah hilang mood untuk makan di kantin.

"Ini ga jadi kita makan di kantin atas?" Tanya Adel.

"Kaga, udah BadMood gua, gara-gara ngeliat si BadAttitude dan pinter munafik, awas aja ya!" Ujar Aiko mengepalkan tangannya.

"Tau tuh aku juga kesel ngeliatnya, jangankan mukanya... Bayangannya aja udah kesel bawaannya!" Tambah Amel melipat tangannya di dada.

"Aku juga sama sebenernya, tapi gak segitunya juga kali, mereka juga kan tetep temen sekelas kita." Ucap Angel.

"Iya bener tuh kata Angel." Ujar Adel membenarkan pernyataan Agel.

"Ya udah aku gak mau tau, pokoknya kita semua kan 4army, kita berikrar kalo diantara kita gak boleh ada yang suka sama salah satu dari geng 5boy's alim gak jelas itu! Siap..!" Cerocos Adel mengacungkan tangannya.

Entah mengapa terpancar sedikit rasa kegelisahan tersampaikan dalam raut wajah Adel dan Angel setelah mendengar pernyataan dari Aiko, mereka berdua pun menjadi bimbang dan dibuat merasakan dilema, teman atau perasaan.

"Ya udah aku ngikut aja." Jawab Angel lesu.

"Ya udah aku juga sama." Jawab Adel pasrah. Sebenarnya ia tidak menyetujui hal ini karena semua teman adalah sama tidak dapat dibeda-bedakan, namun ia mengetahui sifat temannya itu.

"Aku mah pasti setuju." Tegas Amel.

Dengan membuat lingkaran dan mengeratkan pegangan mereka berempat pun membuat ikrar dalam geng mereka.

"Ok dengan Es Milo Kocok mas bob sebagai saksinya, ikrar geng ini tidak boleh menyukai salah satu dari geng 5 boy's alim." Ucap ikrar Aiko

"Siaaaap!" Jawab mereka semua bersamaan.

"Horeee.. ayo ke kelas." Ujar Aiko dan di balas anggukan oleh Adel, Amel, dan Angel.

Setelah selesai berikrar, mereka berempat langsung menuju ke kelas untuk melahap santapan yang sudah dibeli. Mungkin apa yang di pikirkan dan di rasakan Adel dan Aiko sama, apa harus menjauhi seseorang yang ingin berteman dengan mereka. Adel dan Angel berharap mungkin suatu saat nanti Aiko akan berubah pikiran... Semoga....

OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang