Aisyah"Bik, si Aisyah udah bangun, belom, Bik?" tanya Umi dengan ketua pelayan, Bik Ina.
"Belum, Nyonya. Tadi saya sudah coba bangunkan, tapi masih nggak bangun-bangun," balas Bik Ina ketika sedang mengiris tomat dan menyusun selada di atas roti untuk membuat sandwich untuk sarapan.
"Yaudah bibik lanjut aja, biar saya yang bangunkan." perintah umi
"Baik, Nyonya." jawab Bibik
Umi berjalan menaiki satu per satu anak tangga, kemudian masuk ke kamar di depan perpustakaan, sebelah kamar kosong. Umi mengetuk pintu, mendengar tak ada jawaban, Umi langsung membuka pintu yang terbuat dari kayu jati.
"Aisyahhh... bangun, Nak." panggil Umi sambil mengguncang pelan bahuku.
"Iya, Mi. bentar lagi. Aisyah masih ngantuk," balasku sembari menguap, lalu meregangkan kedua tangan malas.
"Cepetan, Sayang... bangun! Udah jam tujuh lewat lima ini loh... kamu lupa, hari ini pertama ke sekolah?"
Nyawaku memang masih berkumpul sepenuhnya, tapi aku masih mendengar apa yang barusan Umi ucapkan. "Apaaaa!!!!?? Umi napa enggak bangunin dari tadi, sih!?"
Refleks aku terpekik. Yang benar saja, hari ini hari pertama aku masuk ke sekolah baru dan akan terlambat. Bagus, benar-benar sempurna! Hari ini, aku bakalan bener-bener jadi seperti tokoh utama di dalam cerita wattpad!
"Bibik udah bangunin kamu dari tadi, kamu nya aja yang enggak bangun-bangun," jelas Umi masih dengan nada suaranya yang lembut.
Umi adalah orang yang sangat sabar dan penyayang, memberiku kasih sayang, membuatku merasa bahwa aku lah anak paling bahagia di dunia ini karna mempunyai ibu seperti dirinya.
Aku bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah, tanpa sarapan. Pasti nanti Umi akan meminta Mang Ijal mengantarkan bekalku ke sekolah nanti. Mang Ijal supir pribadi ayah, sekaligus pamanku karna dia keponakannya nenek, tapi tugas utamanya adalah mengantar dan menjemputku dari sekolah, ataupun mengantarkan kemana pun aku pergi.
Kami melesat, membelah ramainya lalu lintas, tapi laju mobil kami terhambat karna terjebak macet. How a perfect day!
20 menit kemudian aku sampai ke sekolah baru, tentu saja pagarnya sudah tutup. Terlihat beberapa anak yang duduk pasrah di kursi, menunggu pagar dibuka dan siap menerima hukuman dari guru yang piket hari ini, sedangkan ada tiga anak cowok lainnya melompati pagar layaknya atlet parkour sungguhan!
Aku tercengang melihat itu, tapi sepertinya anak-anak lain acuh akan kejadian itu, seolah sudah terbiasa melihatnya. Ya... sudahlah. Bukan urusanku juga.Setelah beberapa menit kami semua menunggu di bawah hamparan langit pagi yang cerah, Pak Satpam akhirnya membuka pagar. Kami semua masuk dan diarahkan menuju ke tengah-tengah lapangan.
Yeahh, Seperti pohon, aku disuruh berdiri di tiang bendera dengan posisi hormat kepada bendera merah putih dan satu kaki diangkat ke atas, tidak boleh diturunkan. Panas? Jangan ditanya! entah kenapa, walaupun matahari pagi itu sehat, tetap saja terasa begitu terik hari ini dan kepalaku mulai pusing, pandanganku berkunang-kunang
Dan.....Brukkkkk
Semuanya terasa begitu gelap.
Netraku mulai terbuka sedikit demi sedikit,berusaha mengamati keberadaanku sekarang,
Tempat serba putih disertai bau obat yang menyengat.'Dimana ini?! Apa aku dirumah sakit?!'
"Oh, haii. kamu udah bangun? merasa baikan?" sapa seorang cowok menggunakan jas berwarna putih, dengan kain biru di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah In Korea
Romance[Slow update] Sinopsis Syaira adalah seorang gadis bergelar KPOPERS yang memiliki impian besar, tapi terhambat oleh pemikiran keluarganya yang kuno, sehingga Ia memutuskan meninggalkan rumah secara diam-diam dan pergi ke Korea. Namun, tidak lama dia...