Chapter 2💕Sebuah Pertemuan Manis

15 4 2
                                    

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🏵🏵🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Hijrah in korea
💨Chapter 2💕Sebuah pertemuan manis(2)

Laki-laki itu berjalan ke arah ku dan Liya. Mata kami saling bertautan, namun beberapa saat, aku tersadar dan segera menundukkan kepala. Menyembunyikan rona merah yang menyembul di pipiku yang cubby.

Apa-apaan ini?
Hati ku berdegub tidak karuan, Semakin kencang di setiap detiknya. Laki-laki itu duduk tepat di belakang Aisyah sehingga bisa merasakan kalau laki-laki berkacamata nan imut dan manis itu tersenyum sembari menatapnya, mampu membuat hatiku memberontak ingin keluar. Berlari dan memeluknya erat. Sangat erat.

'Ok, ingat tujuanmu, Aisyah. Disini kamu untuk mencari ilmu, bukan teman, sahabat, maupun pacar. Jangan pikirkan hal yang lain, tetaplah fokus pada tujuanmu!'

Buk Mimir berhenti menulis sesuatu di kertas yang berada di dalam map miliknya, lalu memandang ke arah laki-laki yang masih belum lama duduk di kursi miliknya. "Radith, udah selesai rapatnya?" tanya Buk Mimir.

"Iya, Buk, udah." terdengar suara serak-serak basah dari belakang yang menjawab pertanyaan dari Buk Mimir.

"Gimana hasilnya?"

"Oh, hm... besok akan diselenggarakan pemungutan guru terfavorit dalam rangka memperingati hari guru nasional, Buk," jelas Radith.

"Ooh, oke. Jadi anak-anak, pilih lah guru yang menurut kalian patut untuk menjadi guru panutan. Bersikaplah jujur dalam memilih. Oke??" nasihat singkat Buk Mimir.

"Iya, bukkk...." jawab mereka bersama.

'Jadi, lelaki yang di UKS tadi nama nya Radith?'

'Kayak nya dia pintar deh, kesayangan semua guru.'

"Liya," panggilku membuka pembicaraan.

Wanita yang merasa namanya dipanggil itu menolah kesamping, melihat ke arah suara yang memanggilnya. "Hm, ya?" sahut nya.

"Si Radith itu pintar, ya?" tanya Aisyah sambil berbisik ditelinga Liya

Liya tersenyum. "Kenapa enggak tanya sama orangnya aja? Tu, dibelakang lo," tunjuk Liya dengan moncongnya yang dimanyunkan kedepan.

"Ya, ada apa?" tanya Radith ketika merasa dirinya disebut. Laki-laki itu memandang ke arah Aisyah dan juga Liya.

"Ini, si Aisyah pengen kenalan sama elo, katanya," ceplos Liya dengan ekspresi yang sama sekali merasa tidak berdosa atas perilakunya barusan.

'Ni anak, mulut nya kayak mercon dah, dan seenak jidat nunjukin wajah tanpa dosa. Padahal aku mandangin dia dengan tatapan tajam, sejatam silet. Bikin gak bisa marah aja.'

"Dih, enggak. Lupain, deh!"  aku memalingkan wajah dari hadapan laki-laki yang bernama Radith itu. Kembali menyembunyikan semburat merah di pipi.

'Oh, tidak! Pasti sekarang pipiku udah kayak tomat mateng. Ya ampun... malunya... Radith liat, nggak, ya?'

"Apaan, sih, Liya?" ketus Radith sambil memutar bola matanya, dan kembali menyelesaikan latihan yang diberikan oleh Buk Mimir sebelumnya.

Liya mengangkat kedua bahunya, memandang kedua mahluk di samping dan dibelakangnya itu secara bergantian.

"Pfttt... Haha"  Hyuna tergelak, dan kembali membalikkan badan, mengerjakan kembali tugasnya.

'Nyebelin juga ni anak. Gara-gara liat ima ge qrbgxfvfvKan, aku cuman nanya dia pintar, atau enggak. Tinggal jawab doang, kenapa bilang ke dia, aku pengen kenalan segala, ih!" bisik Aisyah lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah In KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang