Perkenalkan saya Dimas. Setelah lulus dari bangku kuliah di Yogyakarta, saya sempat bekerja di Magetan. Setelah berkarir selama 3 tahun, saya mendapatkan kesempatan untuk mutasi ke Jakarta.
Jakarta merupakan kota impian saya. Sebagai anak desa, kerja di Jakarta merupakan prestasi. Tapi bukan hanya itu saja. Karena Jakarta kota dengan segala individualistis dan dimana kaum sehati bisa berekspresi.
Ya, saya memiliki orientasi seksual sesama jenis. Kadang hidup di kota kecil, harus sangat berhati-hati untuk mengungkapkan jati diri sebagai gay.
Setelah resmi untuk pindah ke Jakarta. saya berusaha mencari kost, karena tidak mungkin menyewa apartemen. Ya karena dana terbatas maka saya memilih kost yang sederhana. Karena konon kabarnya hidup di Jakarta itu mahal. Jadi saya harus menyimpan uang saya sebagai tabungan untuk dana mendadak. Akhirnya dapat juga kost yang cukup strategis. Kost nya berada di lantai 3.
Pada hari ini saya sampai didepan kost dengan 2 koper, satu tas lapor dan 1 tas ransel. Langsung mencari bapak kost, ternyata bapak kost nya ramah dan tampak baik. Usia sekitar 48 tahun. Saya berkenalan dan mendapat kunci kamar.
Karena baiknya bapak kost, ingin membantu saya untuk mengangkat koper ke kamar. Rasanya tidak sopan,sehingga saya tolak. Tapi didalam hati mengeluh "kamar di lantai 3 dengan 4 tas yang berat". Saya hanya bisa menghela nafas.
Ketika menyemangati diri dan siap-siap mengangkat koper. Tiba tiba terdengar suara bass "Sore, Pak Teguh". Pemilik suara bass itu menyapa bapak kost. Pak Teguh membalas "Sudah pulang Pak Topan?". Saya mengarahkan padangan saya kepada Pak Topan. Oh.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Jakarta
RomanceIni cerita tentang gay. Cerita ini hanya imajinasi dan fantasi semata. cerita ini ada adegan adegan vulgar.