#11

62 15 0
                                    

Sampai rumah, ia langsung menuju ke kamarnya. Terlihat Daffa sedang di sofa memainkan Hpnya.

"Jogging ama siapa lo? cepet bgt biasanya dzuhur baru balik?" tanya Daffa yang fokus dengan Hpnya.

Alika tak menjawab, ia diam saja dan terus berjalan menuju tangga.

Daffa yang sadar tak ada jawaban langsung menoleh ke arah Alika.
Ia diam.

"Al? lo gapapa? kenapa??" tanya Daffa.

"Gapapa bang gue ngantuk mau tidur"  ucapnya lesu.

"Gabiasanya lo gini? Lo kenapa?? lo tadi jogging ama siapa kasih tau!"

Daffa khawatir. Iyalah, orang yang tadinya gatau cara untuk berhenti bicara. Tiba² ia suka dengan diam. Aneh.

"Gapapa bang!! gue cape mau tidur" ucapnya sedikit nada tinggi.

"Yaudah lo mau minum apa?"

"Gausah bang"

"Al,"

"Bang, cape"

Daffa berhenti meminta Alika. Ia khawatir dengan sifat anehnya Alika.

//

Daffa menghubungi Bianca dan Natasya, menanyakan apa tadi mereka pergi bersama Alika. Ternyata tidak Alika tidak pergi bersama mereka. Daffa meminta Natasya dan Bianca untuk main kesini, tapi Bianca mereka tidak bisa karena ada acara. Dan Natasya tidak bisa karena dia ingin pergi bersama pacarnya. Yaudah apa boleh buat, Daffa sendiri yang harus mencari tau.

Siang, Daffa mencoba mengetuk pintu kamar Alika. Dan tidak ada notif. Dia kembali kebawah. Sore pun masih sama.

"Daff, Al kemana? suruh dia makan nih Bunda masak"

"Oke Bun"

Daffa tak cerita dengan Ayah dan Bunda. Karena ia tau, Alika adalah anak satu² nya mereka. Mereka tak ingin kehilangan putri untuk kedua kalinya. Mereka tak ingin sesuatu terjadi pada Alika. Daffa pun menyembunyikannya dan mencoba mengembalikan cerewetnya Alika.

TOK TOK.

Tak ada notifikasi. Ia kembali.

"Udah makan Bun katanya tadi, dia ngantuk" Daffa berbohong.

"Ohh makan apa? masak?"

"Iya bun katanya gitu" jawab Daffa.

"Tidur mulu ya dia, capek apa kali Al Al hahaha" ucap Ayah.

"Hahaha, tugas kali Yah"

"Ha iyaa"

"Ohh yaudah kalo gitu yu makan"

Mereka makan bersama.

//

Zidan' pov

Pagi hari. Gue belom siap buat ketemu Alika. Tapi, gue takut dia sakit hati. Yaudah gue mau. Dia vidcall gue. Gue angkat tapi kamera belakang. Denger suaranya, seperti denger Iren saat marah. Gue kangen. Abis itu gue langsung nyusul dia.

Gue liat Alika lagi makan baso. Gue samperin dia. Dia mirip banget Iren kalo dikuncir. Cantik.
Gue sapa dia. Dia seneng banget, dan cerewet. Dia lebih banyak omong dari pada Iren. Bener, dia adalah gue yang dulu saat pacaran dengan Iren.

Dan bahkan gue gabisa kaya gue yang dulu lagi. Entah apa yang buat gue gabisa kembali.

Setiap Alika ingin bicara sama gue, ada sesuatu yang ingin cepat pulang, namun ada sesuatu juga yang ingin tetap. Gue bener² bimbang.

Dan saat pertama kali dia bilang kalo dia udah jatuh cinta sama gue. Gue bener² ga nyangka kalo dia udah bisa jatuh cinta dan berharap ke gue. Gue seneng gue gaperlu ngejar² dia. Beda dengan saat sama Iren yang gue harus ngejar dulu. Tapi, selalu ada sesuatu yang menolak. Dan akhirnya yang keluar dari mulut gue adalah tolakan. Gue mengejek dia dan bilang kalo dia itu bener² aneh dan gajelas. Gue langsung pulang. Gue jahat, dan gue kecewa udah bikin Alika sakit hati.

Gue bingung, Stres gatau harus apa. Gue udah ingkar janji sama Iren.
Iren maafin aku.

"Heh!! lo abis jogging? ko lesu banget!!" Abiyan mgangetin gue.

"Ha, gapapa ngantuk aja"

Dan, gue udah bikin kecewa adek gue sendiri.  Maaf Bi.

"Main PS yo!!"

"Lo aja Bi, gue cape"

"Yahh ayolahhh!! yoo maen"

"BI CUKUP, GUE CAPE" gue sedikit teriak.

"Hm oke fine, sorry" ucap Abiyan.

Dia langsung pergi ninggalin gue. ARGGG GUE KENAPA SI?
Kenapa gue selalu bikin orang² disekitar gue sakit hati? gue gamau!! gue gamauu!!

PRAK PRAKKKK

Barang-barang gue jatohin!
Gue kesel!! kecewa!! gue mau gue yang dulu!!

//

Alika'pov

Apa yang lo bakal lakuin?
ketika orang yang pertama kali bisa buat lo bahagia di siang dan malam tanpa henti. Memikirkan kebahagian yang bakal lo lakuin bersama. Tapi, orang itu ga sama sekali nerima dan minta untuk kita berhenti?

Gue di posisi itu saat ini.
Mungkin bagi kalian ini adalah hal sepele. Tapi gak untuk orang kaya gue. Orang yang baru pertama kali ngerasain rasa yang tulus, namun tidak dengan jalan yang mulus.

//

Gue ke kamar. Nangis.
Gue mikir! Gue insecure, gue stress, apa orang selalu benci sama orang kaya gue? yang cuma bisa bawel, banyak omong, gabisa bangun awal, dan selalu ribet. Tapi, apa orang kaya gue gabisa untuk nerima cinta yang tulus juga?

Gue mau berhenti suka sama Zidan. Tapi gabisa.
Gue benci gue punya hati yang kuat. Gue capek!
Gue gamau kaya gini!!

Tapi, gimana?
Gue gabisa hilangin rasa ini.
Gue confused.

TOK TOK TOK

Suara pintu, gue segera ngapus air mata ini dan memasang wajah bangun tidur. Ternyata Bunda,
Bunda bilang ada orang yang nunggu gue dibawah. Gue siap² dan turun kebawah. Ternyata..

DIFFERENT (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang