Gemerincing arloji menyentak raga.
Adonan warna kisah terhambur disudut memori.
Senja yang saat itu bersahabatkan kopi berasa kalbu.
Bangkit menapak menjadi harapan baru dalam hamparan laut keputusasaan.Hati yang patah oleh paradoks tak beretika.
Digiring khayal yang gugur ditembus tajamnya peluru dusta.
Menjadikanku sosok mati penuh impi.
Pelangi kemarin yang adalah mutiara,
Hilang sirna tanpa sedetik maaf.Kini.... Semua hanya dongeng.
Dongeng rumit dengan penuh kepahitan dan penghianatan.
Waktu telah menjadi tuan.
Memberi harapan baru.
Bak keajaiban ditaburi bumbu kebahagiaan nan rupawan.(DS)
