"Soobin.." Seorang perempuan berusia hampir 40 tahun yang masih terlihat anggun dan cantik memanggil seorang laki-laki yang sedang sibuk mengurusi taman kecil di balkon kamarnya.
Laki laki tersebut adalah Soobin, Choi Soobin anak semata wayang keluarga Choi. Siswa SMA tingkat akhir yang akan masuk ke Universitas. Soobin pun bangkit lalu menghampiri sang Ibu yang sudah menunggu nya di Sofa kamar
"Ya Bu, apa ibu sudah lama memanggil Soobin? Maaf Soobin terlalu sibuk mengurusi tanaman Soobin" Sang Ibu mengelus sayang surai putranya
"Tidak, Ibu baru saja masuk. Taman kecilmu semakin hari semakin indah kamu merawat nya dengan baik sayang" senyum keibuan terbit menghiasi wajah anggun Choi (Ahn) SaeRa
"Ahh Soobin hanya menaruh sedikit perhatian Soobin kepada mereka" Rona merah menghiasi pipi Soobin mengundang kekehan gemas sang Ibu sebuah ciuman mendarat di kening dan pipi Soobin
"Buu aku sudah besar jangan cium-cium sembarangan Soobin malu"
" Ibu saangat menyayangi Soobin. Ibu takut tidak bisa mencium Soobin lagi saat kau nanti berjauhan dengan Ayah dan Ibu"
"Soobin tidak akan jauh-jauh dari Ayah dan Ibu. Ibu tenang saja" 2 lesung pipi menghiasi pipi gembil Soobin
"Sebentar lagi kau akan jauh dari kami. Soobin dengarkan Ibu. Maaf atas kehendak kami yang mungkin akan membuat Soobin tidak nyaman, kami menyayangi Soobin sama seperti dulu Soobin terlahir di dunia ini. Kami hanya memilih yang terbaik untuk Soobin"
Kata-kata Ibu nya membuat Soobin merasa bingung. Kenapa dirinya harus jauh dari keluarga nya? Selama ini dia selalu dirumah dekat dengan Ayah dan ibu nya. Dia memang jarang keluar karena dia adalah anak yang pendiam dan pemalu. Dia hanya memiliki beberapa teman, lingkaran pertemanan nya pun juga kecil. Soobin terkenal sebagai anak sunyi yang berprestasi
"Apa maksud dari perkataan Ibu? Apa Soobin diusir dari rumah? Tapi kenapa? Ibu bilang ibu menyayangi Soobin tapi kenapa?" Soobin yang takut pun menangkup kedua tangan sang Ibu di depan dada nya
Sang Ibu yang melihat binar ketakutan di mata putra semata wayang nya segera memeluk dan menenangkan Soobin "Tidak sayang tidak, kami tidak mengusir Soobin pergi. Dengarkan Ibu, kami semua sepakat untuk menjodohkan mu dengan putra ke 2 pemilik Choi Corp. Hari ini keluarga mereka datang untuk membahas perjodohan kalian. Soobin perjodohan ini dilakukan bukan untuk bisnis. Tapi ini wasiat dari mendiang Kakek. Kakek meminta untuk menyatukan 2 keturunan Choi untuk bergabung menjadi 1 kekuatan yang baru. Pemilik Choi Corp. Tuan Choi Junsu adalah teman Kakek. Jadi Ibu harap Soobin mau berlapang hati menerima perjodohan ini. Maaf kan kami ya sayang"
Soobin yang mendengar penjelasan Ibunya hanya bisa tertunduk sendu, dia ingin mewujudkan impian nya sedari kecil. Dia ingin hidup layaknya remaja di usia nya. Dia masih ingin menikmati hidup seperti yang dia inginkan. Dia tidak ingin perjodohan ini membunuh impian nya namun di 1 sisi dia tidak bisa menolak permintaan ibu nya. Terlebih ini adalah wasiat dari mendiang kakeknya.
"Soobin Ibu tau ini berat untuk mu. Tapi ibu tidak bisa berbuat banyak sayang. Maafkan Ibu. Jika Soobin keberatan Soobin bisa men-"
"Tidak bu Soobin akan menerima nya. Ibu jangan menangis. Soobin tidak suka Ibu menangis. Tidak apa, Soobin tidak apa bu. Jika ini memang yang terbaik untuk Soobin. Soobin mau"
Kedua ibu dan anak itu saling berpelukan menetes kan airmata dalam hal yang berbeda.
"Lalu saat aku bertindak selayaknya penyelamat. Apakah aku akan terlihat seperti seorang pesakitan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Yeonjun, dan Kami
FanfictionSoobin anak tunggal keluarga Choi yang pendiam disatukan oleh Yeonjun anak ke 2 dari keluarga terpandang pemilik Choi Corp yang memiliki sifat posesif. Choi Yeonjun x Choi Soobin B x B