Ting!
Sebuah notifikasi pesan baru muncul di ponsel Soobin.Unknown
Ini aku. Choi Yeonjun. Aku akan menjemputmu setelah kau selesai mengurus administrasi kuliah mu. Kabari aku jika sudah akan pulang.
Soobin mengernyit heran setelah membaca pesan dari Yeonjun singkat, jelas, tanpa basa basi dan memaksa. Dia ternyata mempunyai sifat dominan, tak heran jika dia disebut-sebut sebagai pewaris selanjutnya Choi Corp.
Soobin
Maaf Yeonjun-ssi tapi saya besok sudah berjanji akan pulang bersama teman sayaChoi Yeonjun
Maaf Soobinie tapi aku tidak menerima penolakan.Choi Yeonjun is calling
"Hal-" Belum selesai Soobin berbicara sudah di sela oleh Yeonjun.
"Soobin Kau sudah membaca pesanku kan?"
Soobin mengangguk tanpa sadar "Uhm ya, sudah"
"Oke baiklah. Kau besok aku jemput setelah urusanmu di universitas selesai. Dan juga kau tidak perlu pulang bersama teman mu bilang kepadanya kalau kau sudah di jemput seseorang. Kau paham?"
"Tapi aku sudah-"
"Oke kabari aku jika sudah selesai urusanmu. Oh dan jangan lupa pakai parfum yang sama dengan yang kau pakai kemarin malam. Aku menyukai bau nya. Selamat malam Soobin" Lagi lagi perkataan Soobin di sela oleh Yeonjun.
Soobin merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Beomgyu tentang sifat menyebalkan Yeonjun itu benar dia adalah orang yang keras kepala, dominan dan suka memaksakan kehendak nya.
Dia sedikit takut akan rencana perjodohan ini. Dia takut Yeonjun membatasi semua keinginan nya dan cita-citanya yang ingin menjadi dokter. Tapi nasi sudah menjadi bubur Soobin tidak bisa menolak rencana perjodohan ini mau tidak mau dia harus menerima nya.
Keesokan paginya Soobin berangkat ke Seoul National University dijemput teman sebangku nya dari kelas 1 SMA, Na WanShuk. Mereka berdua sama-sama mendaftar ke jurusan Kedokteran. Setelah proses panjang mengurus berbagai persyaratan dan administrasi akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat serta makan siang sebentar di sebuah Caffe dekat kampus.
WanShuk yang menyadari ponsel Soobin terus-menerus berdering menyenggol lengan Soobin yang masih asik dengan makanannya "Ya, ya Soobin-ah ponsel mu. Kau itu kebiasaan sekali, kalau sudah makan dunia pun sampai kau lupakan"
"Oh hehehe maaf aku terlalu lapar jadi aku tidak memperhatikan ponselku. Terimakasih Shukie"
"Aish kau selalu saja memanggil ku seperti itu. Telinga ku geli 3 tahun mendengar mu memanggil ku seperti itu. Untuk tahun-tahun ke depan aku mohon jangan panggil aku seperti itu lagi. Aku ingin terlihat keren mulai sekarang"
"Kau ini cerewet sekali sih. Ne ne aku akan berhenti tapi aku tidak berjanji. Aku sudah terbiasa memanggil mu Shukie Shukie Shukie~"
"Dasar kelinci gendut nakal. Sudah lah angkat saja telfon mu itu. Mengganggu saja"
"Ahh ya aku lupa sebentar ne" Soobin melihat panggilan di ponsel nya yang ternyata dari Yeonjun.
"Ne, Yeobseo. Maaf tadi aku masih makan siang dengan temanku"
"Oke tak apa. Aku sudah berada di depan kampus mu. Kau dimana sekarang?"
"Apa? Kau sudah disini? Aku masih bersama temanku" Soobin terkejut saat tau Yeonjun sudah berada di depan kampus nya. Dia belum bilang kepada WanShuk kalau mereka tidak akan pulang bersama, dia lupa karena kelaparan
"Kau dimana? Biar aku kesana bilang saja ke teman mu kau sudah dijemput"
"
Uhm aku di Caffe Di dekat kampus"
"Oke aku kesana sekarang"
Pip. Panggilan diakhiri sepihak oleh Yeonjun. Soobin pun kembali lagi ke meja nya bermaksud untuk berpamitan dengan WanShuk
"Shukie maaf ya, aku tidak bisa pulang bersama mu nanti. Aku ada janji dengan seseorang, maafkan aku ya?"
"Tumben sekali. Dengan siapa kau nanti? Apa dia orang yang baru kau kenal? Apa dia baik?"
"Ahh tidak tidak. Aku.. sudah kenal dengannya. Kau tidak perlu khawatir. Uhm dia sudah ada di depan aku pulang dulu ya?"
"Baiklah. Kalau ada apa-apa hubungi aku secepatnya ya?"
"Oke kapten! Aku pergi dulu ya. Daa Shukie hati-hati dijalan ya"
"Yaaaaa"
Yeonjun sudah tiba didepan sebuah caffe yang paling dekat dengan kampus Soobin. Dia pun memutuskan keluar dari mobil untuk melihat keberadaan Soobin. Dia sudah rindu dengan buntalan kelinci yang sukses mencuri perhatian nya. Terlihat dari kejauhan Soobin berlari-lari kecil menuju Yeonjun.
"Hah capek sekalii. Uhm Maaf apa kau sudah menunggu ku lama?"
"Baru 5 menit. Ayo masuk" Yeonjun pun membukakan pintu dan melindungi kepala Soobin. Setelah memastikan Soobin duduk dengan nyaman Yeonjun menutup pintu lalu berjalan memutar untuk masuk kedalam mobil. Soobin yang mendapat kan perlakuan seperti itu hanya bisa menunduk memainkan jarinya dengan pipi yang memerah
"Pakai sabuk pengaman mu dengan benar. Kita akan berangkat sekarang"
"Ah b-baiklah. Uhm Kita.. kita mau pergi kemana?" Soobin bertanya tanpa menghadap ke Yeonjun
Yeonjun yang tiba-tiba mendekat membuat Soobin terkejut. Hidung mereka akan benar-benar menempel jika Yeonjun memajukan kepala nya. Hembusan nafas Yeonjun terasa jelas di bibir Soobin membuat Soobin semakin gugup dan rona merah di pipinya sekarang menjalar sampai ke telinga.
Yeonjun berbisik halus didepan bibir Soobin membuat Soobin merinding dan memejamkan mata "Kau, kelinci cantik ikuti saja aku"
Soobin dapat kembali bernafas lega setelah Yeonjun duduk di kursinya.
"Cha ayo berangkat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Yeonjun, dan Kami
FanfictionSoobin anak tunggal keluarga Choi yang pendiam disatukan oleh Yeonjun anak ke 2 dari keluarga terpandang pemilik Choi Corp yang memiliki sifat posesif. Choi Yeonjun x Choi Soobin B x B