O2

2.2K 336 20
                                    

yeji menyunggingkan senyum kecilnya sembari melayani pengunjung yang datang ke cafe, tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yeji menyunggingkan senyum kecilnya sembari melayani pengunjung yang datang ke cafe, tempatnya bekerja.

setelah mencatat pesanannya, yeji dengan cekatan menghitung harga yang harus dibayarkan, mengetik beberapa angka, lalu mengembalikan sisanya.

pekerjaan sederhana ini setidaknya mampu membuat hwang yeji sedikit lebih hidup.

"kalo cape istirahat aja ji, biar yang lain aja yang gantiin."

yeji tersenyum sambil menggeleng.

"gak apa-apa kak nayeon, tadi kan gue datangnya telat gak enak sama yang lain."

nayeon mengangguk dan membiarkan yeji kembali larut dalam pekerjaannya.

"hwang yeji !!" seruan ceria itu datang dari gadis blasteran yang memasuki cafe dengan senyum lebar.

yeji dan nayeon sontak membulatkan mata mereka melihat kelakuan somi. somi yang mengerti segera membungkuk, meminta maaf pada pengunjung cafe yang terganggu.

"gak sopan banget sih kamu som." tegur nayeon.

somi menyengir kecil dan meminta maaf.

"kenapa lagi sih ?"

yeji tahu, jika gadis di depannya ini sudah bersikap seperti ini maka dia menginginkan sesuatu.

"temenin gue ya, lagi males gue pulang rumah."

yeji terlihat menimang-nimang permintaan somi.

"sampai jam berapa ?"

cengiran somi semakin lebar, "sampai cafe ini tutup."

yeji menghela nafas sebentar, tidak percaya dengan gadis di depannya.

"oke, tapi lo ijin dulu sama yang punya cafe."

somi menunjukkan jempolnya dan berjalan menuju nayeon dan meminta izin.

sebenarnya tak perlu, toh somi akan membayar juga. hanya saja somi mengenal nayeon dengan baik, jadi tak ada salahnya meminta izin.

"gue duduk di sebelah sana ya." yeji mengangguk, masih sibuk melayani pengunjung yang lainnya.

"saya pesan macchiato satu."

yeji tetap mempertahankan kepalanya yang terus menunduk, karena dia benar-benar hafal siapa pemilik suara manis tersebut.

lia yang di perlakukan seperti itu hanya bisa tersenyum tipis dan berlalu menuju mejanya.

setelah pesannya datang, lia sedikit terganggu dengan yeji yang menghampiri meja di seberangnya.

"kenapa sampe malam sih ?" lia memasang telinganya mendengar setiap percakapan yeji dengan gadis blasteran tersebut.

"di rumah sepi ji, kan kalo gue ke sini ada lo."

"kenapa gak ke rumah gue ? ada hyunjin sama mama."

somi menggelengkan kepalanya, "gue lagi pengen di cafe lo dulu."

yeji pamit karena harus kembali bekerja, dan seperti janjinya somi benar-benar berada disana sampai cafe tersebut tutup.

somi berdiri, menunggu yeji namun pandangan somi tak lepas dari gadis berperawakan kecil yang berdiri tak jauh darinya.

lia, gadis tersebut sama seperti somi. duduk sepanjang hari di cafe tersebut sampai tutup.

"som yok, gue anterin lo dulu."

yeji tertegun, menatap lia berdiri tak jauh dari somi.

"ji, ayo." ajak somi.

yeji menggelengkan kepalanya, harusnya dia tidak boleh khawatir pada lia.

"ji ? lo kenapa sih ?"

"yok."

"hwang yeji." panggil lia pelan.

"kenapa ?" tanya yeji malas.

somi menatap yeji dan lia kaget. keduanya saling kenal lalu kenapa tidak saling bertegur sapa ?

"tolong anterin aku pulang." pinta lia memelas.

"gue harus nganterin somi."

"gak kok ji, gue bisa sendiri."

yeji mendecak kesal dan menatap somi, "gue gak mau di marahin kak jungkook cuma karna adek kesayangannya dia pulang sendiri tengah malam gini."

"tapi ji, temen lo kasian banget keliatannya." bisik somi.

"gue gak peduli." jawab yeji datar.

"woy somi."

"hyunjin apa kabar lo ?"

"baik gue."

"ngapain lo ke sini ?"

"ya jemput lo lah hwang yeji."

"gak usah." tolak yeji.

"lo anterin lia ke rumahnya aja, gue nganterin somi. gausah khawatir, gue bisa sendiri."

yeji menarik tangan somi menuju parkiran, meninggalkan hyunjin yang merasa canggung dengan lia.

"maafin yeji ya."

lia menggeleng, "gak apa-apa lagian salah aku juga nyari perhatian dia dengan cara kayak gini berharap hubungan kita bakal balik lagi."

hyunjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa canggung mendengar perkataan lia.

"yok gue anterin pulang."

"lo kenapa kasar banget sih sama lia ?"

yeji menghela nafas, dia terlalu lelah dan hyunjin malah menanyakan orang yang paling dia benci.

"gue cape jin." ucap yeji pasrah.

"gak. lo terlalu kasar sama lia, lo gak tau selama di jalan tadi dia nangis sesegukkan."

"gue gak peduli." yeji menatap hyunjin tajam.

hyunjin menghela nafasnya. yeji benar-benar orang keras kepala.

"ji-"

"salah kalo gue kayak gini hah ? bahkan keadaan dia sekarang masih lebih baik dari keadaan gue dulu jin." mata yeji berkaca-kaca.

hatinya merasa perih mengeluarkan seluruh isi hatinya.

"dia khianti gue jin, saat gue bener-bener sayang sama dia. dia malah nganggep gue kayak sampah."

yeji akhirnya menangis di depan saudara kembarnya.

hyunjin tak sampai hati melihat yeji seperti ini, bagaimanapun dia tak tega melihat saudaranya menangis.

hyunjin mendekat lalu memeluk yeji.

"gue ngerti gimana sakitnya lo ji, gue ngerti."

tangis yeji pecah setelah mendengarkan kata-kata hyunjin, dan ini pertama kalinya dia menangis untuk gadis bernama choi lia.

to be continued

swljry__
2020.04.04

[✓] Lia and Her Regrets ; yejisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang