lia dengan semangat mempersiapkan dirinya. berulang kali dirinya melihat pantulan dirinya pada cermin besar dikamarnya. memastikan dirinya terlihat sempurna.
tidak ada hal yang membuat lia lebih bahagia, dibanding ajakan yeji untuk bertemu sore ini.
lia masih ingat dengan jelas bagaimana yeji yang saat itu terlihat sangat serius mengajaknya untuk bertemu.
"lia, sore ini lo bisa ketemu sama gue di cafe dekat rumah lo gak?"
"bisa kok, tapi jangan di cafe deket rumah aku."
"gue gak mau repot anterin lo."
walaupun terdengar ketus, lia mengambil kesimpulan bahwa yeji mengkhawatirkan dirinya sehingga tidak ingin bertemu di cafe yang jauh dari rumah lia.
setelah merasa puas dengan penampilannya, lia menyampirkan sling bagnya dan bergegas menuju cafe.
karena terlalu bersemangat, lia datang 20 menit lebih awal. namun tak masalah, selama menunggu senyum terus lia tampilkan.
"maaf telat," yeji segera duduk berseberangan dengan lia.
"gak apa-apa, kamu mau pesen apa?"
yeji menggeleng, "gak usah. lagian gue cuma ngomongin satu hal doang."
sedikit tidak rela, lia mengangguk. berarti dia tidak akan menghabiskan waktu bersama yeji.
"kamu mau ngomong apa?"
yeji menghela nafas, "lo jangan kayak gini terus li."
wajah lia berkerut bingung. tidak mengerti maksud yeji atau, lebih tepatnya tidak ingin mengerti.
"maksud kamu apa ji?"
"gue tau lo ngerti maksud gue lia."
keduanya diam untuk beberapa saat. yeji menarik nafas panjang menghadapi situasi ini.
"gue minta maaf lia."
lia masih menampakkan wajah tak mengertinya begitu yeji meminta maaf padanya.
"gue minta maaf kali selama ini gue kasar sama lo. maaf kalo selama ini gue bikin lo sakit hati dan nangis. gue bener-bener minta maaf lia."
airmata lia menetes begitu mendengar permintaan maaf tulus dari yeji. meski disudut hatinya, dia merasa tak nyaman.
"aku juga minta maaf ji," meski tidak dikatakan alasan, yeji mengerti maksud lia.
yeji mengangguk. dia akan melepaskan rasa sakit hatinya pada gadis mungil nan manis didepannya ini.
"dan, gue mohon li tolong jangan siksa diri lo lagi. jangan nangis karna gue lagi. dan, jangan harapin gue lagi."
"ji-"
"karna mau bagaimanapun, gue gak akan pernah bisa buka hati gue lagi buat lo. hati gue terlalu sakit dan gue gak rasain untuk kedua kalinya."
"ji, aku bisa berubah."
yeji mengangguk, "gue yakin lo bisa berubah ji. tapi kita gak bisa sama-sama. buktiin itu sama orang yang nantinya bakal lo sayang."
"gak ji, aku sayang sama kamu."
" lo gak boleh gini lia, lo harus bisa relain gue."
lia menahan tangisnya, hatinya hancur untuk kesekian kalinya berkat hwang yeji.
"lo harus bisa move on lia, karna gue udah temuin orang yang bisa sembuhin hati gue."
"kak yeji," seorang gadis datang dan duduk disamping yeji.
gadis berwajah manis itu tersenyum kecil pada lia. lalu membisikkan sesuatu pada yeji dan diangguki oleh yeji.
"kenalin, lee chaeryeong. pacarnya yeji."
kalimat itu mampu membuat lia terpaku ditempatnya.
sementarakan chaeryeong memaklumi reaksi lia karena dia tahu masalah antara yeji dan lia.
"sejak kapan?" tanya lia dengan suara putus asa.
"hubungan gue sama chaeryeong udah berjalan satu bulan."
"jadi selama ini-"
"iya kak, selama ini kak yeji berusaha buat maafin kakak. dan aku pengen kakak relain kak yeji," chaeryeon berusaha selembut mungkin.
lia mengangguk, menghapus airmatanya dan tersenyum.
"iya, aku akan berusaha relain yeji buat kamu. aku pamit."
lia pergi dari sana, dengan rasa penyesalan yang mendalam.
selamanya ini akan menjadi penyesalan untuknya.
the end
akhirnya end juga😊, maaf kalo gak sesuai ekspetasi karna dari awal aku bikin cerita ini dengan tujuan sad ending.
maaf banget gak sesuai harapan kalian, dan makasih banyak untuk dukungannya selama ini.
swljry
2020.15.05
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Lia and Her Regrets ; yejisu
Fanfictionyeji tidak ingin membicarakan apapun yang berkaitan dengan lia. dan, lia hanya ingin berada disekitar yeji. © DALLIECIA 2020