Gue nggak bisa fokus banget sejak tadi. Itu si Haechan beneran mau balapan? Takut banget. Kenapa sih harus pakai begituan? Kebohongan gue bikin masalah besar gini. Teo juga nggak ngomong jujur ke Haechan kalau gue sama dia nggak ada hubungan. Seolah dia memanfaatkan keadaan.
Gue nyari-nyari nomor Teo di hp. Setelah ketemu langsung gue telepon.
"Angkat..."
"TEO!" panggil gue pas teleponnya udah kesambung.
"Iya, kenapa Thania? Tumben kamu—"
"Kenapa nggak jujur sih?! Ngapain nantangin Haechan balapan?! Ngapain?!" tanya gue yang kesal, dan tanpa sadar itu sambil nangis.
"Thania dengerin aku dulu..."
"Apaan?! Cepetan!"
"Gue emang nggak suka aja sama si Haechan dari dulu! Gue mau dia hancur malam ini, dan lo! Nggak usah bego-bego amat, gue nggak beneran suka sama lo! Gue cuma mau hancurin Haechan, haha!"
Tut... Tut... Tut...
Telepon itu langsung mati. Oke ini gue nggak bisa nahan lagi buat nggak sumpah serapah mendengar Teo ngomong barusan. Sekarang gue ngerti, betapa brengseknya laki-laki itu.
Gue telepon balik Teo. Pokoknya balapan itu nggak boleh terjadi. Mengingat Haechan yang kalau naik sepeda aja nggak bisa ngebut gimana naik motor.
Kaki gue mendadak lemas, sampai gue hampir jatuh kalau aja nggak pegangan sama meja. Kenapa semenjak pagi pusing gue nggak hilang-hilang ya?
Gue berusaha berdiri tegak dan ambil jaket gue.
"Thania, kamu mau kemana?"
Langkah gue langsung berhenti.
"Eh, tante. Aku mau kerja kelompok sebentar." alasan gue. Semoga aja maminya Haechan percaya.
"Kok malam banget?"
"Dadakan tante, soalnya tugasnya harus dikumpul besok. Nggak jauh juga kok, tante." jawab gue.
"Ya udah, hati-hati. Nanti kalau mau pulang kabarin ya biar nanti Haechan jemput."
Dalam hati gue, 'ini aja mau nyusulin Haechan'.
🚀🚀🚀
Haechan mengamati jalanan kosong itu, satu hal yang ia pikirkan. Ia hanya ingin memenangkan balapan untuk Thania, jujur saja ia tak akan pernah bisa harus melihat Thania bersama lelaki lain. Mungkin dia egois tapi hatinya tak bisa berbohong bahwa dia benar-benar masih sayang.
Dari jauh teman-temannya tengah mengawasi.
"Gue khawatir deh, sumpah ini harusnya nggak boleh terjadi." gumam Renjun yang mengacak rambutnya frustasi.
"Gimana lagi? Kita juga udah coba bujuk si Haechan, kan? Nggak ngaruh. Keras kepala tuh anak!"
"Woy sumpah! Ini nyokap si Haechan telepon gue!" seru Jaemin. "Angkat nggak nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa | Haechan
FanfictionPacaran dari taman kanak-kanak. Thania Yoselin, sudah nggak jomlo sejak usia empat tahun. Siapa yang jadiin? Haechan Adiraka, teman satu kompleknya. Hubungan yang semula baik-baik saja mulai terasa renggang saat keduanya duduk di bangku SMA. Teman b...