Chapter 1

8.5K 494 157
                                    


Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 1
.
.
.

Dalam malam yang kelabu, Chimon dan Nanon sama-sama menunggu di sudut yang saling membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.
"Ai' Mon...berhentilah mencari-mulailah menunggu, biar aku yang akan menemukan kamu.", demikian sebuah pesan sederhana, tersampaikan lewat jalinan sendu.
P'Nanon, cepatlah berkata...jangan terlalu lama.....

**********

Chimon melangkah terburu-buru di tengah derasnya hujan, rambutnya mulai basah kuyup, buku di tangannya mulai terasa berat karena ikut basah.

Langkahnya terhenti di sebuah emperan pertokoan, tempat beberapa orang yang senasib dengannya berteduh disana.

Dengan murung Chimon menatap ke langit, tempat tumpahan hujan menghujam bumi, seperti garis-garis tipis putus-putus tiada henti.

Hujan selalu membuatnya murung, tanpa tahu sebabnya.

Ponsel di sakunya bergetar-getar keras, dengan canggung, karena memegang 3 buah buku tebal yang berat, Chimon mengeluarkan ponsel itu dari sakunya

Nanon's calling.

"Halo ?"

"Berisik sekali disana, kau sedang dimana?", suara di seberang terdengar sedikit berteriak, mengalahkan keheningan.

"Di Luar"

"Hujan-hujan begini ??, di sebelah mana ?"

"Di dekat toko buku"

"Tunggu di situ sebentar, aku kesana"

Telephone ditutup tanpa menunggu jawaban Chimon.

Chimon mendesah, menatap ke langit, ke hujan yang tak mau mereda dan menghembuskan napas resah, merasa semakin murung.

..............

Setengah jam kemudian, sebuah mobil sport warna merah menyala berhenti tepat di depan Chimon berdiri,

Pintu terbuka, dan Nanon menengok dari balik roda kemudi,

"Ayo masuk Ai'Mon ", senyum khas itu langsung tampak begitu mereka bertatapan.

Dengan canggung Chimon menepiskan butiran air dari baju dan rambutnya yang basah, dan masuk ke dalam mobil.

Mereka melaju dengan pelan menembus hujan.

"Kenapa tadi tidak minta diantar?", Nanon melirik Chimon yang hanya berdiam diri.

"Bukannya setiap jumat sore kau harus menjemput P'Jane dan mengantarnya ke salon langganannya?"

Nanon tersenyum,

"Chimon yang biasanya, yang selalu menghapal jadwalku di luar kepala", gumamnya riang, "Biarpun begitu, setidaknya kau bisa menelephon dan bertanya", Nanon sengaja menghentikan ucapannya, menunggu Chimon bertanya.

Soulmate {NaMon/Nanon Chimon} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang