1| Opacarophile

63 0 0
                                    

Dulu ketika semua belum terlambat, aku dan kamu selalu bersama. Seperti tanah dan tumbuhan. Seperti langit di kala senja.

Awal kita bertemu disaat senja. Dan pada hubungan kita di akhiri pun pada saat senja. Kita opacarophile. Saat senja ingin menampakkan dirinya, kamu selalu mengajak ku untuk menyaksikannya.

Tapi, pada hari ini, aku menyaksikan senja tanpa mu. Lagi. Sudah berapa detik, menit, jam, hari, bahkan tahun berlalu aku menyaksikan senja ini sendiri.

Di bukit senja katamu. Iya, aku di bukit yang kamu beri nama bukit senja. Dengan kopi latte kesukaanku dan matcha latte kesukaanmu.

 Dengan kopi latte kesukaanku dan matcha latte kesukaanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei! Bengong aja." Suara itu mengagetkan ku. Aku lagi melamun, memikirkan bagaimana bisa matahari hidup sendirian tak ada seorang pun yang ingin menemaninya.

"Iya, nih. Makasih ya kopi lattenya." Kataku sambil meminum kopi latte yang tentunya panas.

"Kalo boleh gue saranin ya. Perempuan itu jangan banyak banyak minum kopi. Nanti menopause nya kecepetan." Aku tersenyum dan sesekali meminum kopi latte.

Lalu aku berdeham. "Iya Dillon. Aku nggak akan sering minum kopi kok. Lagian aku minum kopi pas lagi liat senja. Aku nggak setiap waktu minum kopi." Dan Dillon mengacak rambutku gemas.

Biasanya, aku dan Dillon melihat senja sambil membawa komik ataupun novel. Aku membaca novel dan tentunya Dillon membaca komik. Kami menggelar tikar diatas bukit didekat pohon rindang yang besar.

Aku ingat waktu pertama kali kita bertemu. Aku sedang asyik membaca novel di taman bukit itu. Dan kamu datang dengan membawa matcha latte kesukaanmu.

"Lo lagi main di sini apa mau baca novel?"

Dan, suara mu lagi lagi mengagetkan ku. "Ohh aku hanya ingin melihat senja. Kamu ingin main. Apa mau duduk disini?"

Aku ingat kamu menjawabnya dengan canggung. Dengan terbata bata. "Gue eh aku mau duduk disini."

Aku mengulum senyum. "Gue-lo juga nggak papa, kok. Santai aja."

Sejak saat itu, kita sering bertemu. Kamu selalu mengajakku untuk melihat senja. Dan aku baru tahu seseorang yang sangat menyukai senja di sebut opacaropile.

"Lo suka sama senja, ya?" Dan aku mengangguk meng-iya kan.
"Lo tahu apa enggak, seseorang yang sangat menyukai senja itu disebut opacarophile."

OPACAROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang