Ntah ada berapa banyak keringat yang jatuh di dalam kaos yang Somi pakai pagi itu. Matanya yang sangat kurang ajar selalu saja tidak ingin terbuka ketika pagi datang. Somi harus melawan mata kurang ajarnya, dan cepat-cepat bangun dari kasur.
Tapi pagi hari ini, ia tidak bisa melawan apa yang matanya hendaki. Jadi, pagi ini ia menunda bangun tidurnya dua puluh menit dan itu membuatnya terlambat. Ditambah insiden di pasar bersama paman paman gila yang membuatnya semakin terlambat dan tertinggal bus. Terpaksa ia harus berlari cukup jauh untuk sampai kesekolah.
Somi langsung duduk di kursinya saat Kang-ssaem mengizinkannya duduk. Walau ya begitu, ia terpaksa berurusan lagi dengan wali kelasnya tersebut. Setelah pelajaran berakhir ia terpaksa membawa dokumen-dokumen milik gurunya ke kantor.
Setelah tugasnya selesai ia tidak langsung berlalu pergi.
"Kau tidak memakai seragammu lagi?" Tanya guru Kang yang melihat Somi hanya memakai sweater kebesaran seperti biasanya.
"Aku membawa seragam di tasku kok." Ucap Somi dengan santai dan wajahnya yang masih saja datar.
Guru Kang sedikit melirik kearah sepatu yang Somi kenakan. Dimana ia hanya memakai sepatu putih dengan kaos kaki belang dengan warna mencolok yang longgar.
Guru Kang melepas kacamatanya dan menatap Somi gusar, "Dan bukankah itu warna yang terlalu mencolok?" Ucap guru kang menatap murid di depannya. Somi sedikit melirik kearah kaos kakinya yang dimana warnanya memang mencolok. Belang warna kuning, putih, dan orange terpampang jelas.
"Nanti akan kuganti."
"Kau sering terlambat, tidak mengenakan seragammu dengan benar, kemarin kau membuat onar karena berhujan-hujanan dilapangan. Apa kau lupa? Ayahmu bukan kepala sekolah lagi?"
Pertanyaan yang dibuat gurunya membuatnya seperti terhipnotis oleh waktu saat itu juga. Karena kata 'Ayah' terlontar dari mulut gurunya. Ada rasa bersalah dalam dirinya, iya menjadi sangat kekanakan saat ayahnya pergi. Somi meneguk salivanya susah payah, keringat menetes dari pelipisnya, sorot matanya menatap kosong. Ayahnya memang kepala sekolah dulunya, sekitar lebih setahun yang lalu. Sebelum kecelakaan itu terjadi. Dimana ia melihat ayahnya dengan kedua matanya meregang nyawa didepannya.
Setelah itu ia kembali mengalihkan fokusnya. Ia menatap Guru Kang dengan wajah datar.
"Ara." (Aku tau)
"Tidak bisakah kau mengubah pribadimu menjadi lebih baik lagi? Kau tidak bisa terus hidup seperti yang kau mau. Dunia punya aturan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Inner Child - KTH
Fanfiction"Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang masih bereaksi dan terasa seperti anak kecil atau sisi kekanak-kanakan dalam diri seseorang." Jeon Somi adalah gadis yang bisa terbilang dingin saat kau belum mengenalnya. Banyak trauma masa kecil...