3. Loli

28 3 12
                                    

Somi pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Somi pov.

Sepulang sekolah dengan langit yang sudah mulai menjingga, seperti biasa aku berjalan menuju gerbang bersama Yoongi. Dan seperti biasa juga ia hanya diam, tapi tidak lebih parah dari sebelumnya. Ia selalu memakai airpods ditelinganya ketika sedang berjalan bersamaku. Setelah aku merasa diabaikan aku memerahinya. Dan ya, ia tidak memakai airpods lagi ketika sedang berjalan bersamaku.

Sebelum itu, aku ceritakan siapa Yoongi. Dia temanku, sekaligus tetanggaku. Yoongi memang satu tingkat diatasku. Tapi biasanya sepulang sekolah kami berbarengan. Ntahlah, berapa lama aku bertetangga dengannya sampai bisa seakrab ini. Padahal Yoongi disekolah sangat sulit didekati, dia sangat pendiam. Ah, lebih tepatnya tidak suka keributan. Hampir separuh sekolah pasti heran kenapa aku bisa sangat akrab dengan Yoongi.

Dia tipe lelaki yang sangat dingin, dan tidak menghibur sama sekali. Tapi dia baik, dan juga manis.

Tapi dengan wajah Yoongi yang datar datar saja, dan ia yang pendiam. Dia mempunyai bakat dalam memainkan piano. Beberapa anak disekolahku sekejap bisa terpana saat melihat Yoongi bermain piano di ruang musik.

Bagiku, dia kakak terbaik. Walau aku malas menyebut dia sunbae atau oppa karena dia lebih tua.

Yoongi disekolah dikenal sangat dingin. Teman-temannya yang sering dekat Yoongi juga tahu kalau lelaki itu tidak banyak bicara. Tapi bagiku, Yoongi manis dan juga lucu dalam waktu tertentu. Ada beberapa sifatnya yang tidak ia tampakkan ke dunia. Kurasa aku dan Yoongi memiliki sifat yang sama. Sahabatku, Song Yerim juga bilang aku mirip Yoongi.

Apakah karena kami sering bersama? Sampai virus malas, santai, savage juga sifat tidak pedulinya kepada orang tertular padaku? Huh.

Angin sepoi-sepoi sore itu membelai halus rambut kami berdua. Sebelum keluar gerbang sekolah, dua anak perempuan menghampiri kami. Aku dan Yoongi spontan menghentikan langkah kami, terdiam menatap dua anak gadis yang terlihat malu-malu didepan Yoongi, wajah mereka juga memerah dan saling mendorong malu satu sama lain. Tanpa kuceritakan pun kalian pasti bisa menerka. Mereka berdua termasuk penggemar Yoongi.

"Yoongi oppa, terimalah ini." Ucap salah satunya sambil menyodorkan kotak yang kurasa isinya adalah coklat. Dan satunya lagi menyodorkan minuman kaleng.

"Ah, gomawo." (Makasih) Ucap Yoongi tersenyum ramah sambil menerima hadiahnya. Aku disampingnya hanya tersenyum licik melihat kejadian itu. Yoongi memang begitu, sangat baik kesemua penggemarnya. Tapi ya begitu, Yoongi tetaplah si beku yang pendiam.

"Oppa, di dalam kotak itu ada surat. Jangan lupa kau baca ya." Ucap salah satu dari mereka, lalu pergi dengan salah tingkah. Aku menatap mereka lucu.

"Apa kau akan membacanya?" Tanyaku.

"Aku terlalu malas untuk itu." Jawab Yoongi. Dia memang malas dalam segala hal. Yoongi bilang, jika ia terlahir kembali, dia memilih menjadi batu. Dasar bodoh.

"Sesekali bacalah sebagai penghibur. Memberikannya butuh keberanian tahu."

"Sepertinya kau berpengalaman menjadi penggemar ya."

Ah, jadi teringat waktu itu. Saat aku bermain turth or dare bersama Minha dan Yerim. Aku mendapat dare gila dari mereka berdua untuk memberikan surat cinta kepada anak vocal paling terkenal dulunya, sebelum Seokjin mengambil alih. Rasanya saja membuatku takut.

"Bukan begitu. Hargai mereka." Ucapku ketus.

"Mau membacakannya untukku?" Tawar Yoongi santai.

Malas menjawab pertanyaannya, aku mengalihkan pembicaraan, "Sini. itu apa." Tanyaku sambil mengambil kotak yang tadi diberikan gadis itu kepada Yoongi. Benar saja isinya coklat.

"Boleh kumakan?"

"Ambillah."

Aku berjalan sambil memakan coklat itu, begitulah beruntungnya aku memiliki sahabat yang populer. Aku bisa kena imbasnya.

Kalian jangan berfikir aku memanfaatkan Yoongi. Situasi seperti ini memang tidak sengaja bisa dimanfaatkan bukan?

Alih-alih berjalan, sebuah tangan mengambil coklat dalam kotak yang berada ditanganku. Membuatku refleks  menengok kearah tangan itu muncul. Aku terkejut melihat Seokjin dengan usil memakan coklat itu. Dengan wajahku yang terkejut, ia hanya tersenyum.

Aku menggelengkan kepalaku, "Kebiasaan muncul tiba-tiba." Ucapku pada Seokjin. Ia terkekeh.

"Bersyukurlah, orang tampan sepertiku bisa pulang sekolah bersamamu." Ucap Seokjin dengan wajah penuh wibawa. Dia selalu saja menyombongkan diri. Dan tingkat kepercaya diriannya sangatlah diatas rata-rata.

Dan anehnya Yoongi tahan dengan sikap temannya yang seperti itu. Yoongi sudah maklum. Walaupun Seokjin seperti itu, bagi Yoongi, Seokjinlah yang mengerti dirinya dan selalu ada disisinya.

—🐯🐯🐯—

Hari itu, seperti biasa aku dan Yoongi menaiki bus untuk pulang. Seperti biasa juga, Yoongi sangat membosankan. Ia menutup matanya di dalam bus sambil mendengarkan lagu dari airpods yang ia pakai.

Pulang dengan rasa membosankan dengan Yoongi adalah rutinitas.

Aku tak tahu harus melakukan apa. Memainkan ponsel didalam bus membuatku pusing. Kuputuskan untuk menatap keluar jendela setiap harinya. Bus berjalan dengan kecepatan normal. Belum cukup jauh dari sekolah mataku menyorot sesuatu yang membuatku hanya tertuju pada dirinya. Hari itu aku melihat Kim Taehyung, lelaki yang memberiku permen saat di rooftop. Taehyung terlihat mengayuh sepedanya laju dengan wajah ceria. Seperti lelaki itu tidak punya masalah dalam hidupnya.

Kecepatan bus cukup laju dari pada sepeda membuatku kehilangan fokus padanya. Tapi cukup lega saat melihatnya. Aku tersenyum dan membuang nafas. Kuambil sesuatu dari kantong sweaterku, "Dasar kekanak-kanakan." Ucapku sambil melihat setangkai permen ditanganku.

Permen berwarna kuning, dengan rasa lemon itu. Akhirnya aku memakannya.

—🐯🐯🐯—

Update mendadak!
Aku maunya produktif, tapi belum bisa produktif buat update. Ya aku orangnya mageran, tapi otak aku terus jalan merangkai cerita.😭
Part ini sedikit pendek. Jangan tanya kenapa. Terserah aku lah ahahaha.

Btw ini aku kasih foto Yoongi sama Jin. Mereka kayanya cocok kalo jadi soulmate, satu diem diem bae. Satunya lagi pecicilan. Btw salfok kaki suga putih bngt. Merasa kalah menjadi perempuan.😭

🐥—Salam dari istri kth-!!And, see you in the next chap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥—Salam dari istri kth-!!
And, see you in the next chap.
Lub

Inner Child - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang