64-MENGUNGKAP

101K 4.9K 478
                                    

|author note|

Yang kemarin komen "cepet update nanti keburu lupa."

Author be laik: LAH UDAH TUA?SITU PIKUN?

•••

Kadang, rasa ingin tahu yang membunuhmu.

•••

Mentari pagi menyebarkan sinarnya tanpa hemat. Memasuki celah-celah pada setiap bangunan, termasuk unit apartemen pasangan muda ini.

Abraham mulai mengerjapkan matanya berkali-kali, usaha untuk menyesuaikan sinar matahari yang masuk kedalam iris matanya.

Dihadapannya adalah bahu Audrey, Abraham menongakkan kepala, Audrey masih terlelap dengan dagu yang berada diatas kepala Abraham.

Menyadari posisi mereka, Abraham tersenyum simpul. Audrey masih memeluknya erat.

"Drey." panggil Abraham dengan suara yang lemah terdengar jelas.

Abraham mencolek-colek pinggang Audrey, gerakan itu mampu membuat Audrey berdeham pelan, "Hm."

"Bangun."

"I-iya."

Audrey merenggangkan pelukan mereka. Ia perlahan beranjak duduk dan mengusap-usap wajahnya. Mengambil karet kunciran yang sengaja ia letakkan dinakas, dan mengikat rambutnya.

Audreye menoleh ke Abraham, yang kini juga sedang memperhatikannya, Abraham terlihat sedikit lucu dengan handuk bekas kompresan yang masih menempel di dahinya, wajah laki-laki itu juga masih dengan 'wajah bantal' , matanya masih sembab. Audrey mengambil handuk kecil itu dan meletakkan punggung tangannya di dahi Abraham, "Udah gak sepanas tadi malem." ucapnya dengan senyum yang terpantri jelas dibibirnya.

"Aku demam?" tanya Abraham.

Audrey mengangguk.

"Masih lemes?" kini Audrey yang bertanya.

Abraham mengangguk lemah.

"Berarti kamu gak sekolah dulu hari ini." ucap Audrey penuh pengertian.

"Yang jaga kamu siapa?" dari intonasi suaranya, Abraham terlihat khawatir.

"Aku." jawab Audrey.

"Drey." pinta Abraham dengan menggeleng, ia tidak mengizinkan Audrey keluar dari apartemen seorang diri, mengingat kejadian akhir-akhir ini yang kurang nengenakkan.

"Abraham, gapapa. Pentingin aja kesehatan kamu."

Abraham ingin menjawab, namun keburu Audrey melanjutkan ucapannya, "Aku siapin sarapan kamu dulu."

"Drey, jangan ngebantah." ucap Abraham sedikit kesal mendengar Audrey tidak menuruti ucapannya, ia hanya khawatir.

Abraham perlahan menyandarkan punggungnya dikepala ranjang.

Audrey menghentikan langkahnya dan kembali mendekati Abraham, duduk dipinggir kasur.

"Aku baru banget mulai masuk sekolah, gak mungkin libur lagi, Abraham." alasan Audrey.

"Iya, aku tau. Tapi, kamu gak inget kejadian kemarin ditoilet sekolah? Kalo sekarang kamu ada di posisi itu lagi, siapa yang nolongin kamu. Drey, nurut kali ini aja." ucap Abraham menggenggam salah satu tangan Audrey.

"Abraham, aku tau aku salah karna keluar kelas sendirian, dan sekarang, aku gak bakal ngulangin kesalahan."

Hening.

1. Musuh Tapi Menikah? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang