Prolog

236 22 9
                                    

Suasana di lapangan kini menegang, didepan berdiri seorang gadis yang menguncir rambutnya asal dengan pita warna merah, di sisi lain, seorang cowok yang juga memakai nametag besar sedang di push up dengan hitungan yang di ulang-ulang, keringat menetes di dahinya dan itu terlihat sangat mengesankan.

"Ayo sekarang bilang maaf ke semuanya karena hari pertama masuk kamu udah telat dan gak bawa semua alat ospek!" Ucap seorang kakak senior perempuan dengan rambut yang tergerai panjang. Cantik.

"Saya minta maaf" Ucap gadis itu tanpa minat. Di sebelah yang tak jauh dari keberadaannya sekarang dia melihat cowok yang tadi di hukum itu telah berdiri dan melakukan yang apa yang di suruh kakak senior yang lain kepada cowok itu.

"Pakai nama dong minta maafnya!"
Ucap senior lainnya.

"SAYA CHERYL AUDIA MEMINTA MAAF KARENA ABANG SAYA MENGERJAI SAYA DENGAN MENYEMBUNYIKAN ALAT OSPEK SAYA!!" Cheryl mendengus kesal setelah mengucapkan kalimat itu, sebagian murid tertawa, namun sebagian merasa bingung.

"Emm sekarang kamu yang disana! Cepetan kesini!" Ucap senior cantik itu yang bernama Natasha.

Dengan malas cowok yang sedari tadi di hukum berjalan santai menuju depan ini menjadi tontonan baru di SMA BAKTI NUSA

"Wah pas banget ni yang satu cowok satu lagi cewek, mau di apain ni kak?"
Tanya senior cantik pada sang ketua OSIS

"Keliling lapangan aja deh, sekalian kenalan sama lapangan baru kalian," ketua osis itu menggiring keduanya menuju lapangan

Ini benar benar penyiksaan, Cheryl telat dan tidak membawa peralatan ospek bukan salahnya tetapi salah abangnya, dan kalian tau siapa abang Cheryl?
Namanya REVANGGA ARKASAF. Ketua osis SMA BAKTI NUSA

"Tiga puteran aja cukup!" Ucap Revan menghampiri Cheryl bersama cowok yang di hukum,

"Ah elah bang dua puteran aja yah yah yah yah bangg" pinta Cheryl dengan wajah yang di buat buat sedemikian imut.

"Apa? 5 puteran? Oke!" Ucap Revan santai

Mata Cheryl membulat dan dia melihat kesamping, deeg matanya menangkap mata cowok itu yang melihat kearahnya satu tatapan yang bisa membuat Cheryl tidak sehat untuk kesehatan jantungnya, matanya meluncur di nametag besar yang bertengger di dada sebelah kanan cowok itu, yap namanya DIMAS RAGANTARA A.

Ia melihat Cheryl dan Revangga, lalu mulai mengelilingi lapangan, tanpa bantahan

"Udah sana lari!" seru Revan sambil terkekeh mengisyaratkan Cheryl untuk berlari mengikuti Dimas.

Cheryl mengerucutkan bibir dan mulai ikut berlari. "Hai! Nama gue Cheryl, lo siapa?"
Tanya Cheryl yang menyusul lari Dimas.

"Dimas" ucapnya cuek.

"Em maaf ya gara gara gw hukumannya di tambah, eh ngomong ngomong lu telat juga? Telat kenapa? Tanya Cheryl penuh minat.

"Kalo lari tuh mulutnya diam, nanti gampang capek!" Tegurnya tanpa menjawab pertanyaan.

"Eh iya deh dingin amat, mwehehe" canda Cheryl yang di buahi tatapan tajam Dimas.

Tiba tiba BRUKK.

Cheryl jatuh, dia jatuh karena menginjak tali sepatu yang tak sengaja lepas, dia merutuki dirinya.

Dimas melirik ke belakang
"Cih, ceroboh" dengus Dimas yang melanjutkan larinya karna tak mau buang-buang waktu.

"Hey kamu yang disana cepetan kemari!" Teriak salah satu senior yang mengerubumi Cheryl

Dimas menatapnya, perasaanya tak enak namun ia tetap berjalan mendekat
"Ada apa?" Tanyanya santai nan datar

"Tolong bawain adik ini ke UKS cepet! Kasian tu dia udah kesakitan" Ucap senior yang memanggilnya tadi.

Dimas mendengus kesal

Pertama; cewek itu yang udah membuatnya di push up karena Cheryl merebut taksi yang dia panggil dan dengan tidak tau diri cewek itu menanyakan kenapa dia terlambat

*Flashback On

"Dim kamu naik sama mama aja yah kesekolahnya, hari pertama gak boleh bawa kenderaan sendiri kan? Tanya Widya. Mamanya Dimas.

Dimas sempat terdiam, dia tidak mau merepotkan mamanya dia juga tidak mau melanggar aturan sekolah. "Dimas mesen taksi online aja ma, gapapa kok" ucap dimas yang langsung di setujui oleh widya

Setelah selesai sarapan, Dimas langsung memesan taksi online karena tidak ada angkutan umum yang menuju sekolahnya. Padahal motor besar miliknya kini bertengger manis di halaman depan, untuk hari pertama ia tidak mau mendapatkan masalah.

Sebuah mobil putih menghampiri Dimas, si pengemudi itu membuka kaca mobilnya dan tersenyum ramah

"Dek, yang mau ke SMA BAKTI NUSA?" Pengemudi itu bertanya dengan nada ramah

"Iyaaaa pak!" Teriak seorang gadis dari belakang Dimas, dia berlari kecil dan langsung membuka mobil itu, masuk secepat kilat.

"Lah gak bisa gitu dong pak! Saya yang pesan" ucapnya kesal.

"Maaf dek, kalian kan searah, kenapa gak bareng aja?" Ujar pengemudi itu.

"Pak cepett! Nanti saya bayar dua kali lipat" ucap gadis itu.

"Gimana dek? Mau bareng?".

"Gak usah pak saya gak di ajarin duduk sebelahan sama tukang tikung taksi orang" ucapnya datar.

Dimas kembali kerumahnya menyalakan mesin motor besarnya, dan menjalankan dengan cepat. Terlihat sangat sangat kece. Namun ketika sampai di sekolah tentu saja ia di tahan oleh senior OSIS, akibat itu dia di hukum.

*Flashback Off.

Kedua; hukumannya bertambah karena cewek itu mencoba menawar yang seharusnya tiga menjadi lima

Ketiga; udah gada kek nya mwehehe

Tapi setelah melihat raut wajah Cheryl yang kesakitan menahan luka di lutut yang cukup perih bagi kaum hawa menurut Dimas, ia pun dengan berat hati menghampiri Cheryl dengan mengulurkan tangannya bermaksud menarik Cheryl untuk bangkit

Cheryl menatapnya heran "mau gue bantuin?" Tanya Dimas dengan santai,

Cheryl mau menerima tangan Dimas tapi kakinya susah di ajak kompromi untuk saat ini karena menahan sakit, jadilah berakhir dengan cengiran khas Cheryl "hmm gak bisa berdiri"

Dimas mendengus kesal dan langsung memopong tubuh Cheryl ala brydel style, Cheryl terkejut dia malu karena banyak siswa siswi yang menatap mereka.

"Gosah baper gue cuman bantuin lu karna kasian, abis gue liat lu kayak anak kecil baru luka gitu aja udah mau nangis, dasar tukang tikung taksi orang!" Ucap Dimas yang menegaskan di akhir kalimat, dirinya hampir terkekeh karna sebenarnya dia tidak mau membahas ini

"Hehh! Gue bukan tukang tikung taksi orang!" Jawab Cheryl tak kalah tegas dan langsung membuang muka kalau saja dia tak merasakan perih mungkin sekarang dia udah berjalan sendiri menuju UKS

Dimas tersenyum miring yang melihat Cheryl membuang muka dan terlihat malu wajahnya memerah seperti tomat.

Ini cerita pertamaku, semoga aja kalian suka yaa
Jangan lupa tinggalkan Vote & Komen

Salam : adelia dela

Eh, DiimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang