01. Pertemuan Pertama

109 42 23
                                    

"Kesialan menimpaku. Setiap harinya dan di mana pun itu."

-Vasha Oliverdan-

☄️☄️☄️

Seperti biasa setiap harinya, guru piket kini menelusuri seluruh sudut sekolah, mulai dari kantin, toilet, hingga taman belakang sekolah.

Dua cowok itu melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada guru yang berkeliaran di lingkungan sekolah. Mereka berdua berjalan mengendap-endap menuju kelas masing-masing. Namun, ternyata sang Dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepada mereka. Entah dari mana, tiba-tiba Bu Runi muncul dan segera menghampiri mereka dengan menjinjing sebuah penggaris kayu panjang.

"Mampus," gumam Ivran dan Zaka bersamaan.

"Kali ini kalian tidak bisa kabur lagi." Bu Runi tersenyum miring.

Ivran menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Zaka menyengir dan dengan santainya berkata, "Bu, kita kan gak telat, terus ini juga mau ke kelas."

Bu Runi berkacak pinggang. "Kamu kira Ibu tidak melihat kalian memanjat tembok belakang sekolah?"

"Kita nggak manjat, kok, Bu. Kita berdua teleportasi," jawab Zaka yang langsung dihadiahi jitakan oleh cowok di sampingnya.

"Lo kalau ngomong tuh yang waras."

Zaka menoleh ke arah Ivran sambil mengusap kepalanya. "Wa-"

"Sudah, sekarang ikuti Ibu ke ruang BK!" tegas Bu Runi.

"Kenapa, Bu Cantik?"

"Ingin memberikan kalian hadiah."

Lalu, yang terjadi selanjutnya adalah Bu Runi berjalan ke belakang dua cowok itu, sedangkan Ivran maupun Zaka mengerutkan kening mereka.

Plak!

"Aduh!" ringis mereka berdua ketika Bu Runi memukuli pantat mereka dengan menggunakan penggaris kayu nan panjang.

"Jalan!"

☄️☄️☄️

Ivran mendumel sambil memegang tangkai pel lantai dan memukulkannya ke lantai bak orang menumbuk padi. Ia terus mengucapkan sederet sumpah serapah untuk Bu Runi yang telah memberikannya hukuman ini.

"–Masa gue ketua club musik dikasih hukuman kayak begini? Bisa rusak reputasi gue dimata kaum hawa. Ingin banget gue mutilasi tuh guru, terus semua koleksi penggaris kayunya mau gue bakar biar nggak asal mukulin orang," oceh Ivran.

Zaka yang berada di toilet cowok yang letaknya tak jauh dari toilet cewek dapat melihat seorang cowok berdiri di depan toilet cewek yang mengoceh tidak jelas.

"Bang, lo lagi PMS?" tanya Zaka sedikit berteriak agar terdengar oleh Ivran. "Terus itu lo numbuk padi atau mengepel lantai?"

Untung saja suasana disekitar toilet lumayan sepi. Jadi, pertanyaan aneh Zaka yang menurutnya seperti mengejek tidak akan merusak reputasinya. "Lo bisa diam?"

"Perasaan gue, dari awal diberi hukuman kayaknya lo, deh, Bang yang cerewet dan ngoceh nggak jelas," ejek Zaka yang langsung diancam Ivran dengan gerakan ingin melayangkan pel lantai tersebut.

Zaka pun kembali masuk ke dalam toilet. Ivran dengan kesalnya juga kembali masuk untuk membersihkan bilik toilet. Nasib Ivran tidak sebaik Zaka, ia diberi hukuman membersihkan toilet cewek yang memiliki empat bilik kamar mandi, sedangkan Zaka membersihkan toilet cowok yang memiliki dua bilik kamar mandi.

Hello, IvrshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang