Part 10

35 7 0
                                    

Aku nggak mau menjadi orang egois dengan memaksamu untuk mencintaiku.
~Manaf Revalfo Sadan~

**********

Happy Reading
Jangna lupa vote dan komen

*************

Baskara tersenyum dengan indahnya hari ini. Semua perasaan itu juga dirasakan oleh seorang perempuan dengan rambut lurusnya melewati bahu. Dia adalah Erika. Setelah sakit seharian, hari ini ia merasa lebih baik dan tersenyum riang. Sesekali ia bersenandung.

Seharian kemarin nggak lihat Kak Regan, jadinya kangen, batin Erika.

Erika memasuki kelasnya, hanya ada satu siswi yang berada di kelasnya. Siswi tersebut mengenakan jilbab, duduk di pojok sambil melihat secarik kertas. Erika segera menghampirinya.

"Ekhem, surat dari Kak Manaf, ya?'" goda Erika.

"Bukan. Gue nggak tahu siapa yang meletakkan surat-surat ini," ujar Aileen sambil menyembunyikan suratnya.

"Surat-surat dalam laci lo itu dari Kak Manaf, lo nggak percaya amat," kata Erika, ia meletakkan tasnya di meja.

"Gue nggak percaya, setahu gue Kak Manaf itu memang tidak suka puisi. Kayaknya bukan dia deh." Aileen menyangkalnya.

Aduh, capek juga yakini Aileen. Gue nggak mau dia sampe tahu kalau puisi itu beberapa Kak Regan yang nulis. Selama ini dia kayak jatuh cinta gitu sama puisi tersebut. Walaupun Kak Manaf yang minta letakin, bisa saja Aileen bakal suka Kak Regan, gue nggak mau itu terjadi, batin Erika,

"Rik, kok lo diam?" Panggilan Aileen menyadarkan Erika dari lamunannya.

"Eh, di akhir puisi itu ditulis 'ReSA', kayak nama Kak Manaf. Nama lengkap Kak Manaf, Manaf Revaldo Sadan. Bisa jadi dia ambil dua huruf di dua kata namanya," argumen Erika.

Aileen masih terdiam, ia masih belum yakin kalau yang memberikan puisi itu adalah Manaf. "Sudahlah kalau nggak percaya. Gue mau lengkapi catatan," ucap Erika, ia segera duduk dan melengkapi catatannya.

Aileen kembali membaca puisi tersebut sambil menebak siapa penulisnya.

Ciptaan Tuhan

Aku tidak perlu memberitahu
Betapa banyak ciptaan Tuhan
Kaulah salah satu perempuan
Yang dekat dengan Tuhanmu

Sekarang, kuingin kau tahu
Di antara ciptaan Tuhan,
Aku paling mengangumi dirimu
Kasih sayang ini datang tanpa alasan

Jangan tanyakan mengapa,
Karena aku tak punya jawaban
Atas apa yang kau tanyakan
Surat ini kutulis untuk menyapa

Cukup tahu aku mengagumimu
Dan akan terus melakukan itu
Aku tak peduli keterbatasanmu
Karena aku mengangumi Tuhanku,
Dan juga kamu.

ReSA

Aileen tersenyum membacanya. Lagi-lagi penulis rahasia ini membuatnya terkagum-kagum. Apa mungkin Kak Manaf yang mengirimkannya? Kok gue nggak percaya? ReSA. Apakah Kak Regan? Tapi, mana mungkin cowok sesempurna Kak Regan mengagumi gue, batin Aileen.

"Cie yang kemarin dibela sama Kak Regan di kantin," ucap gadis berambut ikal yang pecicilan. Siapa lagi kalau bukan Tania. Ia baru sampai ke sekolah, tetapi telah membuat keributan di depan kelasnya.

"Sweet banget Kak Regan kemarin, jarang loh perlakuin cewe gitu," sambung Zahwa, gadis berjilbab lain di kelasnya.

"Gue pikir Kak Regan Cuma bisa perhatian dengan Erika, tapi ternyata ada cewek lain yang membuat Kak Regan peduli, ya," ujar Siska sambil melirik sekilas ke arah Erika yang sedang mencatat.

Lame Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang