MBH|17

321 28 0
                                    

Jangan lupa vote ya😚😅

***

"Sekarang sudah enam bulan 28 hari, hmm 28 hari atau 29 hari, ah atau sudah 7 bulankah?" Chaiden sedari tadi berputar balik sambil mengetuk-ngetuk pulpen dibibirnya dengan sebuah notebook kecil ditangan yang satunya lagi membuat Adrian kesal.

"Kau sedang melakukan apa sebenarnya? Membuatku pusing saja" bentak Adrian tidak sabar karena sedari tadi Chaiden tidak menggubris ucapannya.

"Ahh aku sedang menghitung umur kandungan Allura, oh ya benar, aku bertanya pada kau saja, hari ini kandungan Allura sudah 7 bulan bukan?" Tanya Chaiden memastikan

"Ya sepertinya begitu, lagipula ada apa gerangan kau tiba-tiba menjadi semangat begitu menghitung umur kandungan kekasihmu itu?" Tanya Adrian lagi

"Kekasih? Aku suka ungkapan itu, tapi mungkin sebentar lagi akan berubah" gumam Chaiden sambil tersenyum

"Maksudmu kalian akan menikah?"

"Ya"

"Memangnya kau sudah melamarnya?"

"Belum"

"Ahh sekarang aku ingin sekali menenggelamkanmu kekolam berenang sana" kata Adrian sambil mendekat hendak menangkap Chaiden tapi yang bersangkutan dengan cepat menyelamatkan dirinya.

"Tapi dia sudah setuju akan menikah denganku kalau anak kami sudah lahir" jawab Chaiden bangga

"Kau tidak sedang berhalusinasi kan karena terlalu sering ditolak?"

"Tentu saja tidak, itu adalah hadiah ulang tahun terindahku"

"Lihatlah lelaki yang satu ini, seperti remaja yang sedang kasmaran saja" Adrian mengeluarkan lidahnya mengibaratkan dirinya akan muntah.

"Akui saja kau iri" ledek Chaiden

"Wah kau selain mirip dengan remaja kasmaran, kau juga menjadi kekanak-kanakan, kusarankan kau lamar saja dia dulu dengan benar"saran Adrian

"Ah ya benar, thanks, Ian" ucap Chaiden tulus

"Ah seiring bertambah tua, aku semakin geli dengan panggilan itu" Adrian mengusap-usap lengannya karena merinding.

"Jadi sekarang kau mengakui bahwa dirimu sudah tua, kalau begitu cari pasangan sana" usir Chaiden bercanda.

"Aku menyesal sudah memberimu saran" kesal Adrian sambil meraih kunci mobil dan jaketnya.

"Jangan gampang merajuk begitu, kau jadi mirip perempuan yang lagi PMS" teriak Chaiden pada Adrian yang hampir meraih pintu

"Sialan kau Chaiden" Adrian membanting pintu membuat Chaiden tertawa terbahak-bahak.

***
Adrian menghentikan langkahnya melihat ada sepatu high-heels berhenti tepat didepan sepatu pantofelnya dan tak mau beranjak pergi membuatnya terpaksa mengalihkan pandangannya dari ponselnya kewajah perempuan itu.

"Boleh kita bicara?" Tanya wanita itu.

"Baiklah, kita ke kafe disudut jalan saja" Adrian pasrah. Dia tau hari ini pasti akan datang. Bukannya dia menyesal telah membantu wanita itu, tapi dia masih tidak habis pikir bahwa pertolongan yang ia berikan disalahartikan.

***
"Aku tidak akan berbasa-basi karena kutau kau orang yang sibuk"

"Baguslah kalau begitu" ungkap Adrian jujur

"Sudah beberapa pekan ini tidak berjumpa denganmu membuatku tersadar bahwa aku tidak tau diri mengharapkan perasaanmu membalas perasaanku padahal niatmu saat itu hanya menolongku dari jeratan bajingan itu" Jesslyn menarik nafas sebentar.

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang