MBH|6

727 53 0
                                    

Bintang dong!😆

Keep struggle,deerrss!
***

Katanya orang yang lebih kuat mendapatkan rintangan yang lebih kuat. Jika begitu, aku memilih untuk tidak menjadi kuat saja!~ Allura Brave.

***

Ditiap detik yang ia rasakan kini seakan tak ada hentinya kenyataan menghujam. Bahkan putaran happy song pun serasa menertawai nasib yang menimpa seorang Allura Brave. Gadis yang memiliki sikap tangguh dan pemberani itu seakan hilang pergi menguap entah kemana.

Allura PoV

"Aku Chaiden Grissham".

Wah, aku tidak habis pikir, pria bajingan yang satu ini bisa-bisanya memperkenalkan diri setelah melampiaskan nafsu bejatnya.

"Jerk, you just add fuel to the fire, kau dengan seenak hati melakukan hal maksiat itu terhadapku dan sekarang apa, kau memperkenalkan dirimu, kau pikir aku peduli dengan nama sialan yang keluar dari mulutmu, kau hanya memperburuk keadaan".

"But, aku sekarang betul-betul merasa bersalah setelah apa yang kulakukan, aku tidak tau apa yang mendorongku sehingga mampu bertingkah seperti binatang padamu, aku betul-betul menyesal".

"Wah, dengan mudahnya kau meminta maaf, apa kau pikir aku sebodoh itu mempercayai kata-kata busukmu, lalu kau akan pergi dan mencari mangsamu selanjutnya? K-kau biadab". Aku terisak tak kuat mengatakan hal terakhir itu, rasanya seluruh tenagaku habis terkuras menyumpah serapah lelaki dihadapanku.

"Dead meat".

Aku berlari meninggalkan dia dibangunan terkutuk itu. Rasanya air mata pun tak bisa lagi menggambarkan betapa hancurnya aku saat ini.

***
Pagar rumah yang sudah tidak kokoh itu menyambutku saat aku sudah sampai. Aku sempat ragu untuk masuk, tetapi kuteruskan melangkah dan membuka pintu besar yang ada dihadapanku.

"Oh little girl, kau darimana saja, ayah sudah mencarimu tapi bahkan teman kantormu tak ada yang tahu kau dimana".

Ayah membawaku kedalam pelukannya. Aku tak dapat lagi membendung tangisan yang sejak tadi kutahan. Saat ayah merasakan badanku yang bergetar dan kemejanya mulai basah, ia menjauhkanku dari pelukannya dengan raut khawatir.

"Hey, why are you crying? Apa ada yang mengganggumu? Ceritakan pada ayah".

"Daddy" kataku terus terisak, aku ingin menceritakan semuanya. Namun, semuanya tertahan diujung lidahku yang mendadak terasa kelu.

Bagaimana jika ayah akan memarahiku? Ah, aku rasa tidak apa-apa bahkan aku akan terima saja jika ayah memukulku. Tapi yang membuatku lebih takut, ayah akan merasa kecewa mengetahui putri satu-satunya sudah hancur, ia akan merasa menjadi seorang ayah yang gagal.

"Ayo, bersihkan dirimu dan istirahatlah dulu, setelah itu kau harus berjanji menceritakan semuanya pada ayah, dan ingat satu hal ayah tidak suka kebohongan".

Aku hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan ayah dan beranjak masuk kekamarku.

***
Chaiden PoV

Awalnya aku tak tahu mengapa harus melampiaskan kekalutan dan rasa muaknya akan kehidupan yang kujalani pada gadis, ralat wanita itu. Aku berpikir aku harus menikmati hidup sebelum aku bunuh diri sebab aku tak lagi kuat menjalani hidup yang memuakkan ini.

"Dunia ini tidak adil. Tuhan itu tidak ada. Sekalipun Tuhan ada mengapa dia serakah, mengambil harta satu satunya yang kumiliki disaat Tuhan masih punya banyak sekali hal yang bisa untuk dia ambil didunia ini, disaat masih banyak orang yg lebih kaya diluar sana, mengapa seakan akan semua orang miskin sajalah dinegeri ini yang menjadi sasaran penderitaan. Apa orang seperti kami ada didunia ini hanya ada untuk hidup sengsara lalu mati?".

Iblis memberontak dalam diriku saat aku bertemu wanita itu, apalagi saat melihat pakaian yang ia gunakan, sehingga terjadi hal mengerikan itu.

Sebenarnya keluargaku dulu adalah orang yang sempurna, terpandang dan memiliki banyak harta. Namun, ada seorang lawan bisnis orangtuaku yang melakukan hal licik dimana ia berlagak baik dengan menanamkan banyak saham diperusahaan ayah tetapi memiliki maksud lain hendak merebut perusahaan ayah. Lawan sialan itu berpura-pura akrab dengan ayah supaya memudahkannya mendapat cara untuk membunuh kedua orangtuaku.

Sialnya, aku mengetahui hal itu setelah ayah dan ibu dibunuh dengan sadis yang membuatku tak kuat untuk mengingat bagaimana wajah ayah dan ibu yang tak lagi bernyawa.

~

"What's wrong? Kau tampak melamun sejak kau sampai disini".

Dia Adrian, Adrian Josafat William, yang tetap setia menjadi temanku saat teman dan keluargaku yang lainnya menjauhiku setelah keadaan memburuk. Ada satu lagi namanya Corbyn Noah, tapi dia sedang sibuk bekerja bergelut bersama jas putihnya.

"Scratch one's head".

"Yang benar saja seorang Chaiden berpikir keras".

"Aku baru saja memerawani seorang gadis".

"APA? KAU BILANG APA? APA AKU TIDAK SALAH DENGAR?".

"Ya, sayangnya telingamu memang benar. Aku pun tidak tau hal apa yang membuatku bisa menjadi se-binatang itu".

"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Makanya itu, aku sedang berpikir keras, kau malah menanyakan balik disaat aku berharap kau memberi saran, kumohon beri aku saran Adrian"

"Oh astaga, aku pun tidak tau apa yang harus kita lakukan, hmmmm bagaimana jika nanti malam kita ajak Corbyn ngumpul dicafe? Mungkin otak cerdasnya akan berguna jika kita mencari solusi bersama-sama"

"Good idea, segera hubungi Corbyn"

***
"Ayah apa boleh aku masuk?" Tanyaku setelah mengetuk pintu kamarnya.

"Boleh little girl, apa kau sudah merasa lebih baik?"

"Sudah lebih baik, Dad"

"Kau sudah siap bercerita?"

Aku menghembuskan nafas keras. Kurasa hal ini tidak boleh kusembunyikan. Aku tidak mau jika semakin lama aku menyimpan rahasia ini, rasa kecewa ayah pastinya sangat besar nantinya. Aku mengangguk lalu duduk didekat ayah.

"Ayah berjanjilah satu hal, percayalah bahwa kau tetap ayah yang terbaik?" Pintaku.

"Mengapa kau tiba-tiba meminta hal seperti itu?".

"Aku mohon untuk berjanji saja ayah".

"Baiklah, sekarang ceritakan apa yang membuatmu tidak pulang tadi malam dan pulang lalu menangis?".

"Aku...aku...kemaren aku.... diculik dan...." rasanya nafasku tercekat saat itu juga

"Dan aku...being raped" genangan yang sejak tadi memenuhi pelupuk mataku langsung mengalir begitu saja yang membuatku menunduk tak sanggup bertemu pandang dengan ayah.

Tubuh ayah menegang bingung untuk memberi respon apa. Tetapi sesaat kemudian aku menengadah menatap ayah yang sudah menangis.

"Maafkan aku ayah, maafkan little girlmu".

"Semalam aku berencana pergi kebioskop t-tapi aku ber...temu bos lalu....aku melarikan diri dan me..nerima tawaran tumpangan seseorang tanpa pikir panjang".

Sungguh melihat Daddy menangis karena diriku adalah hal terakhir yang kuinginkan. Aku betul-betul tak kuat melihat ayah yang hanya diam. Pasti hatinya betul-betul remuk saat ini saat mengetahui bahwa dia gagal menjaga putrinya.

"Kumohon maafkan aku ayah,jangan berpikir bahwa ayah gagal, aku yang salah karena kecerobohanku"

***
TBC

Pasti ngebosenin ya? Otak author udah terlalu banyak nerima story wattpad dengan kasus kayak gini, jadi harus berpikir keras bagaimana supaya gak mirip sama punya mereka dan dikira menjiplak. Author juga udah mengusahakan supaya ceritanya gak membosankan, tapi ini yang author bisa. Maklumin yaw, masih pemula aqoehhh😂.

Terimakasih sudah menyempatkan diri mampir derrs.💝

3 Agustus 2019.

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang