7-Ulah Bintang

117 4 0
                                    


Lelaki berpostur tinggi dengan sepasang sepatu bercentang satu disalah satu sisinya berjalan dari koridor loker setelah mengganti seragamnya, senyum nya masih merekah , dengan rambut yang disisir oleh tangan alakadarnya dan satu tangan yang dimasukkan kedalam saku

Klop sudah kegantengannya.

Jarang-jarang lo senyum nya di ekspos ke publik

'Ngapain tu dua orang mantengin jendela?'batinnya ketika mulai memasuki kantin

Lalu terbesit lah niat jahat di kepalanya.

Bahkan saking seriusnya dua orang itu tak menyadari kehadirannya yang telah menjadi gosip panas dan pusat perhatian sedetik setelah memasuki tempat nan ramai itu

"WOYYY!!!"

Seruan dan gebrakan meja berhasil membuat Cinta dan Letta terlonjak kaget tak karuan, serta menoleh bersamaan

Letta mendengus sebal dengan orang yang berdiri di sebelahnya, sedang Cinta menghembuskan nafas kecewa, lalu Bintang yang masih tertawa dengan tamang 'WATADOS' nya

"Heh! Bin! tadi pagi aja lo bilang ke gue 'kalo dateng bisa gak sih tenang,selo..,santai... gak usah kaget-kaget an?!Lah ini! lo sendiri yang gak pegang omonganlo!" Seru Letta

Saking sebalnya ia telah menegakkan tubuhnya sedari tadi

Sang biangkerok mengernyitkan dahi tak paham

Letta menghembuskan nafas berat berusaha meredam emosinya,kemudian kembali duduk, gadis di hadapannya melirik jendela.

Haahhh.... hilang sudah harapan, 'objek utama' telah kembali menjadi pria berkepala helm sebagaimana saat pertama kali mereka bertemu

'Tet_tet_tet_'

"Let, balik kelas yok!"

ajak Cinta ketika mendengar suara memekakkan telinga itu berbunyi

"Ya udah yok"

Mereka berdua bangkit berjalan melewati Bintang, Cinta menepuk bahu siswa itu

"Makasih lo dah ngambil kesempatan gue yang gue juga gak tau kapan lagi datengnya"

Bintang hanya diam, sampai kedua sahabatnya benar-benar hilang dari kantin.

*WATADOS= wajah tanpa dosa

---------------

Saat bel pulang berbunyi, Cinta cepat-cepat meninggalkan kelasnya, bahkan ia meninggalkan Letta. Cinta berlari kecil menuju lorong loker, mengambil beberapa berang yang tertinggal disana tanpa memperhatikan bahwa ada barang asing yang terselipkan.

Cinta mempercepat langkahnya, ketika sampai di penghujung gerbang utama , sebenarnya tadi ia telah memohon kepada Letta untuk ikut pulang bareng tapi ternyata Letta ada acara keluarga.

Sejujurnya jika bukan karena 'kertas SIDU' itu ia juga tak akan  memohon kepada Letta.

-Nanti sore gue jemput lo lagi, kita ketemu di halte kayak kemarin....-

Perasaannya campur aduk ketika membaca kertas yang di berikan adek kelas tadi, entah karena ia memiliki peluang untuk menjawab semua kepenasaran akan wajah orang itu ataukah rasa takut yang menyelimuti hati.

Tetapi untuk saat ini ia lebih memilih untuk menghindar , menyusuri trotoar, hoodie jaketnya ia kenakan , 4 meter ia berjalan, di depan ia melihat ada banyak cowok lebih tepatnya om-om, dari perawakannya sepertinya bukan orang baik

"Eh eneng..."

"Sini dulu neng mampir...."

"Kita gak bakal ngapa-ngapain kok..."

Cinta mencoba acuh dan terus berjalan tapi jujur saja hatinya sangat  takut

"Cantik tapi galak euy...."

"Eh cantik! mau kemana? sini dulu dong"

Salah satu dari mereka berhasil mencekal tangan Cinta , ia mencoba berontak tapi percuma ia tak mungkin kuat mengalahkan pria di depannya, malah rasanya cengkeraman itu semakin kuat

"Woyy!!! jangan apa-apain adek gue!"

Teriakan itu sontak membuat mereka semua menoleh. Pria dengan masker hitam, berjalan mendekat, memutus dengan kasar cekalan pada Cinta

"Maaf ya bang, misal adek gue ganggu acara kumpul-kumpul kalian" ucap pria itu

Kemudian ia segera menarik Cinta menjauhi mereka, menuju arus balik kesekolah

Cinta hanya bisa diam mengikuti bagai anak ayam dengan induknya, perasaannya campur aduk tapi ia tak dapat melakukan apa-apa, teriakan tadi mampu membisukannya

__________

Bintang cepat-cepat keluar kelas mencari sosok Cinta, sejak kejadian tadi Cinta belum juga terihat keberadaannya, dengan langkah seribu ia menuju kelas gadis itu, di dapatinya Letta yang baru saja ingin keluar

"Let! Cinta mana?!"

Letta mengernyitkan dahi

'Lo gak papasan ama dia?' batinnya, hendak  bertanya tapi ia urungkan

"Dia udah duluan tadi..., buru-buru banget"

"Emang kenapa? dia mau kemana?"

Letta menghembuskan nafas agak kesal

"Gue jawab yang mana dulu nih?"

"M... yaudah satu-satu aja"

"Gue gak tau kenapa, yang kedua gue juga gak tau dia mau kemana.... coba lo cek di halte deh.. biasanya dia nunggu disana"

Bintang mengangguk

"Makasih ya Ta! lo emang sahabat gue yang terbaekkk...."

sahut Bintang sembari menirukan gaya bicara salah satu kartun kesukaannya itu tak lupa dengan ibu jarinya, Letta hanya mengangguk

"Ya udah gue duluan ya Ta, makasih sekali lagi see you!"

Bintang pun berlari meninggalkan Letta yang masih tersenyum miris

'Ada yang berkorban'

---------------

Bintang berjalan kembali menuju gerbang utama, setelah tak mendapati keberadaan Cinta disana, kata siswa yang ada disana Cinta tiba di halte setelah bel pulang berbunyi, lantas kemanakah gadis itu pergi?

Bintang tersentak ketika melihat ada sosok pria tinggi dengan masker hitam menggandeng seorang gadis yang sangat familiar baginya

"Cinta..." panggilnya pelan

Cinta menoleh tapi pandangan Bintang teralih ke pria didepannya, mereka sempat beradu pandang , tapi pria itu tetap berjalan menuju motornya yang tak jauh dari sana

Bintang mengernyitkan dahinya,sibuk dengan pemikirannya kemudian ia tersadar dan menggeleng-geleng kan kepalanya.

Wah! Bintang kenapa tuh?

Jan lupa vote

THXX FOR READING


Between You and MeWhere stories live. Discover now