Bab 12

558 113 27
                                    

» Beautiful Chaos «
Chapter 12 : Dumbness at the dusk

|

"Selamat sore!"

"Xiao Zhan!"

"Xiao Zhan, kami datang."

Seruan dan panggilan ceria itu tersiar dari bibir Luhan yang baru saja memasuki ruang apartemen Wang Yibo. Tampak Wang Yibo yang mengekor di belakangnya sembari membawa tiga gelas berlogo salah satu cafe yang sangat terkenal di dunia.

Mendengar tak ada sahutan, Luhan pun membalik badan, melempar tatapan seolah bertanya, 'di mana dia?' pada Wang Yibo. Khawatir terjadi sesuatu Wang Yibo bergegas mendahului Luhan. Melongok ke sana kemari sembari terus melafalkan nama Xiao Zhan dalam hatinya.

Begitu melewati ruang televisi, tampak sebuah kaki putih mulus yang menggantung di pegangan sofa. Wang Yibo menengok perlahan, dan terlihatlah sosok yang membuatnya hampir jantungan. Xiao Zhan tiduran dengan santai di sofa panjang, dengan telinga tertutupi earphone dan mata terpejam. Pantas saja ia tidak menyahut ketika dipanggil, rupanya ia tengah mendengarkan musik clasic dengan begitu kencang. Yibo bahkan bisa mendengarnya.

Apa telinganya tidak pengang? Batin Wang Yibo.
Baru saja Wang Yibo akan melangkah, Luhan sudah berada di sisi lain sofa. Berhadapan langsung dengan kepala Xiao Zhan yang bertumpu pada bantal.
Karena tingkat kejailannya yang tinggi, ia pun mengerjai Xiao Zhan dengan menempelkan gelas cup dingin di pipi Xiao Zhan. Tubuh ramping yang awalnya terbaring tenang itu, tiba-tiba bangkit dengan terkejut. Dan sebuah teriakkan nyaring Xiao Zhan serukan, membuat Luhan tergelak hebat.

"Luhan!!" geram Xiao Zhan.

Segera Luhan duduk di sisi Xiao Zhan, keduanya terlibat perbincangan seru sehingga mengabaikan Wang Yibo yang masih berdiri di sana juga.

"Waah, aku merasa seperti udara yang bertebaran saat ini," celutuk Wang Yibo menggoda keduanya.

"Wang Yibo! Kau sudah kembali?"

Xiao Zhan tampak bersemangat, wajahnya yang menggemaskan ketika berseru membuat Luhan terpukau. Xiao Zhan melompat dari posisi duduknya, menghambur ke Wang Yibo, dan memeluknya erat. Sebuah kecupan manis pun ia sematkan di pipi kekasih tercintanya itu.

"Kalian membuatku iri saja." Desahan panjang Luhan embuskan.

"Segera cari kekasih sana! Jangan hanya mengekoriku terus seperti anak ayam," titah sekaligus ejek Wang Yibo pada sahabat terbaiknya itu.

"Baiklah. Kalau begitu aku harus berusaha dengan kuat dan bersemangat untuk mendapatkan hati Wang Dalu!" ujar Luhan berapi-api penuh dengan semangat.

Kalimat yang terucap dari bibir Luhan barusan membuat Wang Yibo kesal. Ia pun menghantam Luhan dengan bantal sofa yang terjangkau tangannya. Sembari berujar, "Sialan!! Sudah kubilang berhenti mengejar ayahku! Kenapa kau masih saja mengincarnya?"

"Kau ini seharusnya bersyukur, jika aku menjadi kekasih ayahmu, dia tak akan kesepian lagi."

"Kau pikir ayahku mau denganmu?"

"Kenapa tidak? Aku tidak kalah cantik dari ibumu," sahut Luhan sembari menunjukkan sebuah photo besar yang terpajang cantik di dinding.

Beautiful Chaos [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang