Bab 04

946 172 25
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua insan tengah berbaring di atas ranjang mewah dengan kelopak mata terpejam. Sosok yang lebih kecil memiringkan tubuh dan meletakkan kepalanya di atas dada lelaki yang yang telentang nyaman tersebut. Keduanya tidak tertidur, hanya memejamkan mata dengan pikiran yang melanglang buana entah ke mana.

Wang Yibo sejak tadi telah mengembuskan napas beberapa kali dan berusaha menetralkan detak jantungnya yang dipikir-pikir berpacu terlampau cepat; sedangkan Xiao Zhan, ia tengah melintasi memori lamanya yang masih tersimpan rapi dalam kotak pandora dalam hati.

"Xiao Zhan, kau sudah tidur?"

Pertanyaan Wang Yibo membuat kesadaran Xiao Zhan kembali. Kelopak matanya terbuka, kepalanya terangkat mengamati dan mengaggumi pahatan sempurna wajah lelaki yang bersamanya kini. "Bukankah sudah kukatakan jika aku tidak akan tidur kalau bukan saat-saat tertentu."

"Ah, iya, aku lupa."

Hening. Tak ada pembicaraan lagi di antara keduanya. Mereka kembali berkutat dengan pemikiran masing-masing, sembari menikmati kenyamanan yang didapatkan keduanya hanya dengan mendekap satu sama lain. Tiba-tiba kilasan kejadian pada masa lampau seakan berputar kembali dalam ingatan Xiao Zhan. Ia ingat betul saat kali pertama bertemu dengan cinta pertamanya. Sosok yang dicintainya dan sosok yang begitu melekat sepanjang hidupnya.

***

Tiga ratus tahun yang lalu.

Mentari siang ini berada tepat di atas kepala, teriknya begitu terasa sangat menyengat. Namun, tak lantas menyurutkan keramaian pasar tradisional yang berada di pesisir pantai semenanjung Sorrento. Wilayah ini masih menjadi bagian dan di bawah kekuasaan Kerajaan Capria, Campania.

Suara langkah kaki menapak bebaur dengan kekacauan yang tampak. Jubah panjang sewarna hijau lumut gelap yang tersampir di pundak, terseret dengan anggun di belakang. Perawakan tinggi, rahang tegas dan raut yang tampak arogansi menguar tanpa cela. Kerumunan itu tak menyadari akan kehadiran sosok penting dalam hingar bingar tersebut.

Langkah angkuh itu terhenti di sebuah toko perabotan unik. Sosok tersebut mengamati beberapa barang-barang antik yang dipertontonkan di toko tersebut. Tangannya menjelajah, memilah, dan menilai kualitas barang yang menarik minatnya.

"Tuan Muda, sa---"

"Hei!!!"

Baru saja sebuah kalimat akan terlontar dari bibir seorang lelaki setengah baya dengan pakaian khas pelayan kerajaan, terpotong begitu saja. Seorang penduduk setempat berpakaian seadanya berlari ke arah kerumunan warga. Berteriak nyaring pada sekelompok orang di belakang sang tuan muda.

"Kalian tahu! Kepala Keluarga Marcus hilang semalam!"

"Wah, benarkah?"

Beautiful Chaos [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang