Bab 20

563 109 51
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. Incomparable Restlessness

---

Dentang jam menggema bersamaan dengan suara pintu yang tertutup. Derap langkah mengema, karena ruangan sudah terlampau sunyi. Wang Dalu mendongak, menyapa Wang Yibo yang berjalan lesu.

"Kenapa baru pulang?"

Langkah Wang Yibo terhenti, menatap ayahnya datar. "Aku masih ada kegiatan."

Awalnya Wang Dalu masih ingin berbincang sebentar, tetapi melihat gurat kelelahan di wajah putranya akhirnya dia mengurungkan niat. "Istirahatlah."
Tanpa mengalihkan pandangan dan berucap kata lagi, Wang Yibo melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Wang Dalu yang sejurus kemudian juga masuk ke dalam kamar.

•••

Jam sembilan pagi telah lewat tiga puluh menit, tetapi  Wang Dalu masih dengan santai duduk di sofa sambil mengutak-atik ponselnya. Televisi di depannya dibiarkan menyala mempertontonkan entah acara apa. Wang Dalu bangkit dan iris kelamnya langsung bertemu tatap dengan manik tajam Wang Yibo.

Usai terdiam beberapa saat, Wang Dalu terlihat akan keluar saat tiba-tiba mendengar Wang Yibo bersuara. "Kau tidak bekerja?"

Wang Dalu membalik badan dan menangkap Xiao Zhan berdiri tak jauh di belakang Wang Yibo. "Sebenarnya, semalam aku ingin membicarakan sesuatu denganmu, tetapi kau terlihat lelah jadi aku membiarkanmu istirahat."

"Ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin mengajakmu berlibur. Sudah lama kita tak liburan bersama."

Dahi Wang Yibo mengerut. "Kau sedang bercanda, huh?"

"Apa aku terlihat sedang mengajakmu bercanda?"

Wang Yibo berpaling pada Xiao Zhan yang baru saja mendudukkan diri di sisinya---agak menjauh. Sepertinya Xiao Zhan merajuk karena dirinya terlambat pulang, yah, meskipun begitu tiba Wang Yibo masih menyaksikan Xiao Zhan berkutik dengan buku bacaan sambil tengkurap di ranjang. Namun, lelaki manisnya itu sama sekali tak mengeluarkan sepatah dua patah kata pun padanya.

"Kapan kita berlibur dan ke mana?"

Senyum Wang Dalu merekah. "Tidak perlu jauh-jauh, aku hanya ingin mengajakmu, Luhan, dan Xiao Zhan mendaki gunung di dekat sini saja."
Mendengar kata gunung, entah mengapa tiba-tiba perasaan Xiao Zhan menjadi tidak enak. Dia merasa sesuatu akan terjadi kedepannya. Xiao Zhan melirik Wang Dalu sekilas, dan ... benar saja. Seringai tipis yang dilempar ke arahnya itu pertanda ada sesuatu yang tengah direncanakan oleh laki-laki tersebut.

Rencana yang telah diutarakan oleh Wang Dalu akhirnya mendapatkan persetujuan Wang Yibo. Perjalanan menuju gunung akan dilakukan besok nanti malam, sehingga keesokan harinya mereka dapat mendaki dengan tenang.

Wang Yibo menganggukkan kepala beberapa kali. "Baiklah, kita berangkat nanti malam. Xiao Zhan, sore nanti kita bersiap-siap."

Di hadapan Wang Dalu suara protes Xiao Zhan hanya tertahan dalam tenggorokannya. Bibirnya berkedut, membuka dan mengatup seolah-olah hanya mengais udara. Tatapan dingin dan tajam masih Xiao Zhan layangkan pada Wang Dalu, tetapi itu tak berefek besar. Sambil menyilangkan kaki, menyulut sepuntung rokok yang terselip di jari-jari tangan kiri, Wang Dalu memasang raut angkuh yang seolah mengejek kekhawatiran yang dirasakan Xiao Zhan.

Beautiful Chaos [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang