Bab 13

559 121 67
                                    

»« Beautiful Chaos »«
Chapter 13 : The secret of a painting

|

Satu bulan yang lalu setelah Wang Yibo memastikan dengan jelas hubungannya dengan Xiao Zhan, Wang Dalu tidak tinggal diam. Ia mencari informasi sedetail-detailnya tentang sosok yang hadir dalam hidup putranya itu. Namun, beberapa minggu berlalu, ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Akhirnya ia melakukannya sendiri, pergi ke rumah kakeknya yang masih berdiri kokoh dan tersembunyi jauh dari keramaian kota. Rumah yang memiliki halaman luas, bangunan bernuansa China dengan aksen trandisional yang kentara ini, menyimpan berjuta kenangan sepanjang usianya dewasa ini. Dan ini adalah kali pertama ia kembali ke rumah ini, sejak kakeknya meninggal 20 tahun yang lalu.

Langkahnya tampak ringan ketika menjelajah setiap ruangan, memutar kembali semua kenangan yang ditorehkan. Kakek Wang Dalu adalah seorang seniman, wajar jika banyak pernak-pernik dan lukisan indah yang menghiasi setiap ruangan. Sampailah ia kini di ruangan yang ditujunya. Sebuah gudang penyimpanan benda-benda penuh histori dan catatan sejarah keluarga besar juga leluhurnya.

Tangannya langsung bekerja, memilah dan memilih berbagai informasi tentang keluarganya. Ya, keluarganya bukan Xiao Zhan. Kenapa Wang Dalu justru mencari tahu tentang keluarganya sendiri bukan Xiao Zhan? Karena ia memiliki firasat, jika Xiao Zhan ada sangkut pautnya dengan keluarganya.

Berbagai literasi tentang mitologi berbagai belahan di dunia tercecer dari sebuah kotak usang berukiran pegasus berwarna emas di atas tutupnya. Namun, Wang Dalu masih juga belum mendapatkan apa yang ia inginkan. Helaan napas panjang ia embuskan,  berbalik dan bersandar pada kotak besar tersebut. Mengeluarkan sebatang rokok dan korek api, baru saja ia akan menyalakan korek tersebut, tiba-tiba ....

Ia terperanjat, tubuhnya bangkit ketika irisnya tajamnya menangkap sebuah lukisan yang tertempel di dinding ruangan tersebut. Itu adalah karya asli yang dilukis oleh kakeknya.

"Itu ... kenapa mirip?"

Wang Dalu masih ingat betul saat kakeknya melukis itu, sang kakek sembari bercerita tentang sosok mitos yang pernah ditemuinya waktu kecil. Saat itu Wang Dalu hanya mengangguk seolah ia paham dengan apa yang dikatakan oleh kakeknya. Namun, semakin ia beranjak dewasa, semakin ia hanya menganggap itu bukanlah khayalan belaka. Hingga pada akhirnya ia memiliki hobi yang sama dengan sang kakek, dengan mencari tahu tentang makhluk mitologi.

"Mustahil. Bagaimana mungkin? Ini ...."

Tangan Wang Dalu terulur, mengusap lembut paras indah yang tergambar dalam lukisan tersebut. Tekstur kasar ringan, yang terasa di permukaan jarinya itu membuat ia teringat kembali akan cerita sang kakek saat ia masih anak-anak dulu.

***

Di suatu sore, cahaya senja tampak menyapa seorang lelaki paruh baya dengan seorang anak kecil yang duduk tenang di sisinya. Tangan kokoh itu mengayunkan kuasnya dengan lihai, berawal dari guratan abstrak yang tak karuan, beberapa menit kemudian terbentuklah sosok yang tak dapat Wang Dalu kecil pahami.

"Kakek, itu apa?" tanyanya dengan polos.

"Siren," sahut sang kakek. "Siren ini adalah makhluk mitologi yang begitu menawan, parasnya sangat elok, dan suaranya begitu indah."

"Apa kakek pernah bertemu dengannya?"

Kakek Wang Dalu tersenyum ringan. "Ya, Kakek pernah melihat dan bertemu dengannya satu kali. Saat itu Kakek masih seusia dirimu saat ini, kakek tersesat di sebuah hutan dan tanpa sengaja melihatnya."

"Wow! Apakah dia jahat?"

"Kakek tidak tahu dia jahat atau tidak, tapi akan lebih baik jika kau tidak pernah bertemu dengannya."

Beautiful Chaos [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang