3 || Kebetulan

30 3 3
                                    

Part 3 : Kebetulan

Aku kamu adalah satu yang akan menjadi kita. -Aruan Vania Lesham.

***

Seperti biasa Aruan bangun pagi bersiap - siap untuk ke sekolah tidak lupa bekal yang dibuat oleh Bundanya khusus untuk diet. Bundanya sudah menyiapkan sarapan khusus diet dengan mengurangi porsi, piring besar dibagi menjadi empat bagian yaitu nasi merah, sayur, lauk dan buah. Aruan memakan buah dahulu seperti yang dianjurkan dokter, buah yang dimakan buah papaya setelah memakan buah papaya Aruan melanjutkan makan nasi merah beserta lauk dan sayur bayam. Nasi merah yang disajikan juga porsinya lebih sedikit dari biasanya.

Pikiran Aruan kemana - mana sedari tadi, hingga Amanda harus menganggetkan untuk memcahkan pikiran Aruan.

"DUARR!!."

Ternyata, Bunda Aruan ikutan kaget dibarengin suara Istigfar yang menggema.

"Astagfirullah, Amanda. Kurang kerjaan apa gimana sih?." Tanya Bundanya sembari membawakan bekal Aruan kepada Aruan.

"Nggak tau tu Bun, kak Amanda aneh banget." Sarkas Aruan.

"Yang aneh tu Lu dek, pagi - pagi ngalamun pikiran kemana - mana mikirin siapa sihh?." Cercah Amanda membela diri.

Aruan lagi - lagi diam, bingung mau menjawab apa. Tidak mungkin akan menjawab, jika dia memikirikan sesuatu yang nggak dianggap penting.

Pernah nggak sih kalian, mikirin hal yang nggak penting tapi menurut kalian penting?  Kalau pernah, sama halnya Aruan.

Kenapa sih yang nggak penting jadi penting? Karena sebagai salah satu hal yang memberikan energi positif.

Contohnya mungkin kalian pernah merasakan dan mengalaminya mempunyai seseorang yang bukan siapa - siapa tapi menjadi acuan buat kita. Intinya, dia nggak ngelakuin apa - apa malah ngebuat kalian sakit, tapi anehnya itu yang memberikan lebih ke kalian dan kalian merasa itu adalah suatu yang buat kalian happy.

Well, celakanyanya dia udah jadi prioritas pertama sebagai rumah kedua. Tapi, ternyata itu nggak bakal tergapai sama sekali dengan tangan sekalipun. Dan lebih anehnya dan bodohnya kalian masih belum bisa melepaskan dan merelakan dia walaupun kalian itu nggak ada ikatan sekalipun.
Mungkin ini yang dibilang tulus, kita nggak ngelakuin apa - apa, tingkah dan perilaku dia membawa hal - hal positf dan nular ke kita.

"Anak Bunda kenapa sih diem aja?." Tanya Mama Aruan yang sedari tadi dari jauh memperhatikan Anaknya.

Aruan melepaskan lamunannya dan pikiran yang kemana - mana.

"Enggak mikirin apa - apa kok Bun, oiya bun Aruan berangkat yaa udah jam segini." Jawabnya sembari bangkit dari kursi makannya.

"Oiya Aruan, dianter Ayah aja sekalian kekantor ada rapat." Timpal Mama Aruan.

Aruan langsung berpikir dan menengok ke arah Mamanya, "Loh Bun? Abang Aldo kemana?."  Timpalnya balik.

"Abang kamu udah berangkat dari tadi, ada jam ke-0 katanya," balasnya lagi.

Aruan diam lagi, padahal niatnya mau mampir ke Mini market untuk membeli roti rsa coklat dan wafer kesukaan Arion.

"Eeemmm yaudah deh Bun, kalau gitu Aruan berangkat ya. Assalamualikum." Ucapnya pamit sembari mencium tangan Mamanya dan pipinya.

"Waalaikumsallam, hati - hati."

Aruan masuk ke dalam mobil dan di susul sang Ayah.

"Yah, ntar mampir ke mini market dong." Ucap Aruan sembari memasang seatbelt.

Aruan [On - Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang