Jae merhatiin Yeon dengan senyuman yang ga peenah luntur, dia belum masuk karna masih setia merhatiin Yeon yang cantik, yang bersinar, yang anggun disana berada di tengah-tengah keluarganya, keluarga Park (karena Chris juga wisuda) dan juga teman-temannya.
Di tangan Jae ada bucket bunga berwarna putih yang senada dengan dress Yeon, sedangkan Jae...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jae, ga pernah ngerasa sebahagia ini ngeliat Yeon senyum lebar, ga pernah ngerasa sebahagia ini kalau dirinya akan memiliki Yeon seutuhnya, ga pernah ngerasa seberuntung ini dapet cewe yang bener-bener random dan pintar.
Pacaran hampir 6 bulan bagi Jae itu lama banget mungkin karena mereka ketemu setiap hari? Selama hampir 6 bulan, Jae bener-bener pahamin Yeon mulai dari sifatnya, kesukaannya, hobinya yang kebetulan sama, pokonya semuanya dan gaada yang dia lewatin sejengkal pun.
Jae udah cukup mapan, bahkan tanpa Yeon tau dia udah punya rumah ehh engga keluarganya juga gatau, cuma Jae yang tau.
Jae senyum ketika Yeon nemuin dia, gamau bikin Yeon nunggu lama lagi akhirnya Jae jalan ngehampirin bidadarinya.
"Hai"
"Hai, Jae"
Jae meluk Yeon, erat.
"Congratulations, baby"
"Thank you darling"
Pelukan di lepas, Jae gamau natap siapapun, dia mau natap Yeon terus menerus.
"This is for you"
Yeon nerima bunganya senang hati, di hirup aromanya sesekali.
Keluarga Yang dan Park bahkan temen-temen Yeon natap mereka gemes, Jae dengan balutan jasnya dan Yeon yang pake dress uhh bener-bener serasi.
Detik selanjutnya, Jae cium kening Yeon bikin semua orang fokus ke mereka, dan Jae berlutut di bawah Yeon.
"Jae"
Jae cuma senyum, gamau pudarin senyum itu dari wajahnya, sedikit dongak karena masih mau liat wajah cantik, wanitanya.
"Yang Jeongyeon, terima kasih atas waktunya selama ini kenal hampir satu tahun, mungkin? Pacaran hampir enam bulan, mungkin?"
Yeon senyum terus geleng, jelas Jae asal tebak.
"Ga peduli kita kenal kapan, right?"
Yeon ngangguk.
"Coba tebak umurku berapa?"
Yeon ngernyit sedangkan yang lain tahan tawa.
"25?"
Jae terkekeh tampan di bawah sana, kemudian Jae ngambil tangan Yeon yang bebas.
"Benar, maka dari itu di usiaku yang sekarang dan diusiamu yang sekarang, aku ingin kita melangkah lebih dekat dengan namanya pernikahan..."
"... gausah buru-buru, aku tau kamu masih ingin bebas, maka hari ini tepat di hari kebahagiaanmu karena mendapat gelar di belakang namamu, aku Park Jaehyung ingin menambahkan kebahagianmu di hari ini..."
Kedua manik Yeon berbinar, Jae mengeluarkan kotak kecil berwarna putih dengan pahatan yang cantik, itu cincin dengan aksen bunga di tengahnya.
".... melamarmu"
Yeon menitikan air matanya, tidak peduli kalau riasan wajahnya luntur bahkan wajahnya jelek, sedangkan Jae masih tersenyum di bawah sana.
"Yang Jeongyeon, will you marry me?"
Yeon menghela nafas lalu melirik sekelilingnya dan mengangguk.
"Yes, i will"
Sorak terdengar di wilayah kampus, musik romansa di setel tanpa disuruh, Jae bangkit dari berlututnya menyampirkan cincin itu di jari manis Yeon, pas.
"Thank you so much"
Yeon mengangguk lalu berhambur di pelukan Jae, menangis bahagia disana lalu Jae membalas pelukan kekasihnya, senyum masih terlihat jelas di sana.
"Aku, Park Jaehyung, akan menjagamu, akan mencintaimu, akan memberimu kebahagian, akan menjadi yang lebih baik lagi, akan menjadikanmu istimewa, akan menjadikanmu istri yang beruntung kelak, Yang Jeongyeon." . . . . . Tamat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.