Sierra membuka matanya memandang sekitarnya tampak asing. Gadis itu bangun dengan kepala yang terasa berdentam-dentam. Menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya akibat penyiksaan yang diberikan Ayah dan Ibu tirinya.
Teringat pada malam saat kabur dari rumah sakit meninggalkan Deven, Ayahnya langsung menyeretnya ke kamar dan memberinya hukuman cambuk yang amat menyakitkan. Pengakuan Ibu tirinya yang memberikan racun pada susu yang diminumnya pada pagi hari itu membuat Sierra merasa sakit hati karena secara perlahan wanita itu ingin membuatnya lumpuh, dan mungkin jika tidak ada Deven saat itu dia akan hidup dengan racun di tubuhnya yang membuatnya perlahan tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Ketika Sierra mengadukan wanita itu kepada Ayahnya, pria itu justru tidak percaya kepadanya dan malah semakin menghukumnya karena tuduhan fitnah dari Celia. Hingga ketika Sierra tidak tahan lagi dengan sikap Sang Ayah, dia mencoba kabur dari rumah melalui jendela, berteriak meminta tolong pada asisten rumah tangga Alana namun membuat Celia mengetahui usahanya melarikan diri. Celia melaporkannya pada Ayahnya sehingga Ayahnya murka lalu melakukan hal tak terduga padanya, membekap mulutnya, mengikat tangannya, dan yang tak pernah ada dalam bayangan Sierra, Ayahnya dengan tega memasung kakinya. Mengingat semua itu membuat air mata Sierra tidak berhenti mengalir. Luka di sekujur tubuhnya tidak seberapa dengan luka yang menganga di hatinya.
Tiba-tiba terdengar alunan biola yang mengalihkan pikiran Sierra. Gadis itu teringat Deven yang sudah menyelamatkan hidupnya. Dia kemudian bangun dari tempat tidurnya lalu terjatuh karena kakinya yang terluka cukup parah. Perlahan Sierra bangkit meski kakinya terasa begitu sakit, gadis itu berjalan pelan sambil menggapai benda-benda di sekitarnya hingga keluar kamar lalu duduk dekat dengan tangga yang menuju ke lantai bawah.
Sierra mengamati sekitarnya, mengamati rumah hunian dengan desain interior yang sangat mewah. Classy dengan warna abu-abu dan putih yang mendominasi. Melalui posisinya gadis itu bisa melihat ruang utama yang begitu luas, rumah jenis penthouse yang seluruh dindingnya terbuat dari kaca tebal memamerkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit karena terletak di lantai teratas gedung apartemen. Sangat indah.
Dan di ruang utama itu Sierra melihat Deven tengah memainkan biola di pangkuan pundaknya. Lelaki itu tampak mempesona dengan setelan kemeja tanpa dasi dan celana panjangnya. Tampak menikmati permainannya sendiri dengan mata yang terpejam. Sierra tidak mengenali nada yang dimainkan lelaki itu, temponya lambat tetapi kemudian berubah menjadi semakin cepat bahkan Sierra merasakan berbagai emosi melalui permainannya. Sedih dan marah menjadi satu. Kedua alis lelaki itu bertautan menggambarkan jelas emosi dalam dirinya. Sierra harap lelaki itu tidak menyadari kehadirannya dan menghentikan permainannya secara tiba-tiba seperti yang terjadi saat di museum. Sierra tidak ingin membuat lelaki itu marah karena mengganggu permainannya.
Perlahan, nada itu kembali melambat diakhiri dengan gesekan yang terdengar menyayat hingga Sierra merasa dadanya begitu sesak. Sierra yakin Deven adalah seorang violinist handal yang bisa memasukkan berbagai emosi dalam permainannya.
Di sana Deven tampak terengah-engah menurunkan biolanya. Lelaki itu memijat pangkal hidungnya lalu menghela napas sambil memasukkan tangannya ke saku celana memandang ke arah luar jendela.
"Kau hebat, Dev."
Suara gadis itu terdengar sampai ke telinga Deven. Lelaki itu terkejut saat menoleh ke atas melihat Sierra. "Sierra?" nada panggilannya penuh akan emosi namun kemudian dia berusaha mengontrol dirinya. "Sedang apa kau di sana?"
"Melihatmu bermain biola."
Deven meletakkan biolanya ke dalam kotak. Lelaki itu menghampiri Sierra yang terduduk di lantai. Deven tahu gadis itu pasti tidak sanggup berdiri lama melihat bagaimana kondisi kakinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
RomanceKetika nada yang dimainkan mewakili perasaan dan orang lain mampu memahaminya. ________________________________________ [27 Februari 2020] Cerita yang dibuat murni hasil pemikiran penulis yang penuh akan imajinasi namun sedikit mengalami kesulitan k...