Tidak semua pernikahan berakhir indah. Contoh saja pasangan Beomgyu dan Taehyun. Bahtera rumah tangga mereka nyaris karam. Tinggal sedikit lagi, tenggelam sudah.
Awalnya mereka baik-baik saja, tapi menjelang 4 tahun usia pernikahan mereka, segala sesuatu terasa tidak lagi membuat mereka excited terhadap hubungan itu.
Mereka sudah lama tidak duduk bersama di meja makan. Keduanya sama-sama punya pekerjaan, meski jam pulang tidak sampai larut, tapi mereka selalu menyengaja untuk pulang terlambat.
Ralat, hanya Beomgyu yang seperti itu. Taehyun selalu tiba di rumah tepat waktu. Kalau lapar ya dia masak atau delivery untuk dirinya sendiri, karena dia tahu pasti Beomgyu sudah makan di luar sambil minum-minum bersama rekan-rekannya.
Pulang-pulang pria itu sudah dalam keadaan mabuk dengan digotong oleh temannya yang bernama Hyunjin dan Soobin. Taehyun yang sudah terbiasa tidur larut, selalu menyambut mereka dan membantu menidurkan Beomgyu di kamat mereka.
"Maaf merepotkan kalian," katanya dengan perasaan bersalah. Entah sudah kali keberapa dia bicara begitu pada mereka, sampai kedua kawan Beomgyu itu hafal.
"Yang ada malah aku kasihan melihatmu kerepotan gara-gara bocah itu," kata Soobin.
Taehyun hanya tersenyum. "Kalian mau minum dulu?"
"Tidak usah, terima kasih. Ini sudah terlalu malam juga. Kau istirahatlah, kami pulang dulu," jawab Hyunjin.
Taehyun pun mengantarkan keduanya sampai depan pintu. Setelah itu dia beranjak ke dapur untuk menyiapkan air hangat. Kembalilah dia ke kamar sekalian membawa baskom kosong, melihat Beomgyu yang melek tapi dalam posisi berbaring menyamping.
Mereka sempat saling bertemu pandang.
Taehyun pun menaruh segelas air hangat di atas nakas, lalu menarik lengan Beomgyu untuk duduk dan memuntahkan isi perutnya di baskom kosong tadi. Ia juga membantu Beomgyu untuk melepas kemejanya yang kusut dan basah oleh keringat. Kemudian beranjak keluar kamar, dan kembali sambil membawa bak kecil berisi air dan waslap. Dia menyeka tubuh bagian atas Beomgyu dengan waslap, telaten dan tanpa bicara apa pun.
Beomgyu sendiri juga diam dengan mata yang memejam. Entahlah, sudah sejak kapan mereka menolak untuk saling menatap satu sama lain. Kalaupun menatap satu sama lain, itu hanya terjadi saat mereka saling berdebat.
Sungguh, hubungan pernikahan mereka sudah di ambang kehancuran. Mengingat mereka saat ini sudah sampai pada tahap tidak ingin bicara apa pun, demi menghindari perdebatan.
Setelah mengeringkan tubuh Beomgyu dengan handuk, Taehyun pun melumuri tengkuk, punggung dan dada suaminya dengan minyak angin. Berikutnya dia menyerahkan gelas air hangat itu, meminta Beomgyu meminumnya habis sambil menunggunya mengambil baju ganti.
Ia juga dengan sabar membantu Beomgyu memakai bajunya. Baru setelah Beomgyu sudah berbaring dengan nyaman di ranjang mereka, Taehyun pun membersihkan semua dan berbaring di sebelah Beomgyu.
Dulu satu ranjang mereka tidak pernah membiarkan jarak memisahkan keduanya. Sekarang? Jarak terlihat begitu jelas. Terlebih mereka saling memunggungi. Jangankan cuddle, ucapan "selamat malam" saja sudah tidak pernah terdengar lagi.
Mungkin begini rasanya menikah tapi merasa single.
Esoknya Taehyun memberanikan diri untuk bicara.
"Hyung," panggilnya pada Beomgyu yang menuju kulkas untuk mengambil minum.
"Hm," balas pria itu acuh.
"Bisakah nanti malam jangan minum-minum lagi? Aku merasa tidak enak pada Hyunjin hyung dan Soobin hyung. Mereka selalu mengantarmu pulang larut malam. Aku merasa bersalah merepotkan mereka terus."
Beomgyu pun menghampiri istrinya. Berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan dingin seperti biasa.
"Kau sedang mengaturku?"
Taehyun terdiam selama beberapa detik untuk membalas tatapan Beomgyu.
"Ini demi kebaikanmu, Hyung."
Beomgyu mendengus sinis. "Beraninya mengaturku. Kau diatur saja tidak mau."
Taehyun menghela napas. Lagi, Beomgyu mengungkit itu.
"Hyung, tolong berhenti mengungkit itu terus. Sudah berkali-kali kubilang--"
"Kau masih mencintai mantanmu dan diam-diam selingkuh di belakangku. Aku sudah tahu, Taehyun. Harus kuakui dia jauh lebih sempurna dariku. Kau sudah sangat berhasil membuatnya mau menyelamatkan perusahaanku dengan kau memberi tubuhmu padanya."
PLAK!
Cukup, Taehyun sudah tidak bisa lagi menolerir ucapan Beomgyu yang sama sekali tidak mendasar itu.
"Jaga ucapanmu, Hyung. Semua yang kau katakan itu tidak benar. Aku hanya bekerja di sana. Kebetulan dia mengetahui kondisimu dan--"
"Kau selalu memihak dan membelanya, Taehyun. Itu sudah menjadi bukti yang kuat kalau kau masih ada perasaan pada orang itu."
"Dengarkan aku dulu, Hyung--"
"Cukup. Aku tidak mau dengar apa-apa lagi, Taehyun. Aku lelah begini terus. Lakukan apa pun semaumu. Aku akan segera mengurus perceraian kita."
Langit seolah runtuh menimpa Taehyun. Air matanya lolos begitu saja setelah mendengar kalimat terakhir dari suaminya.
Perceraian? Mungkin itu memang jalan terbaik.
