Chapter 1•Dunia Antagonis•

14 3 0
                                    

USA, March 2 2020

'Pa...... '

Bunyi tamparan yang sangat mendominasi sebuah ruangan mewah nan megah. Tamparan yang langsung mendarat kepada seorang wanita muda nan cantik yang baru saja menginjakkan kakinya kedalam rumah mewah nan megah.

"Jalang keparat!!!  Berani sekali nyali mu umtuk menginjakkan kaki dirumah ini?  Hak apa yang kamu miliki untuk kembali ke rumah ini?!" teriak seorang wanita paruh baya sambil mentap dengan mata melotot kepada wanita muda dihadapannya.

Wanita itu tetap berdiri tegak dan tidak bergeming ketika wanita paruh baya tersebut mencaci dan menampar dirinya berulang kali dengan kekuatan penuh. Hanya tatapan dingin yang selalu terlihat dalam mimik wajahnya.

"Ada apa dengan tatapan mu itu?  Tidak terima?  Silakan anda angkat kaki dari tempat ini sekarang. Atau mungkin kamu kekurangan uang, sehingga anda kembali ke rumah ini dan berusaha mengemis di hadapan saya? Mengapa kamu tidak mencoba cara ibumu yang merayu lelaki disekitarnya dengan rayuan murahannya? Mungkin kamu dapat beruntung berakhir dengan laki laki paruh baya berbadan gempal nan kaya di luar sana?" ucap wanita paruh baya tersebut dengan nada menyindir dan tatapan jijik.

"Apakah begitu?  Bukankah sebaliknya Nyonya Fenny? Anda lah yang menggoda ayah saya dan membuat dirimu setara dengan jalang?  Anda dengan mahir memainkan peran anda hingga anda sampai menjadi nyonya di rumah ini?  Nyonya?  Uppsss....  Sepertinya saya melebih lebihkan kedudukan anda dirumah ini. Anda hanyalah jalang  tak tau malu yang tidak sengaja di temukan ayahku di tepi jalan. Dan lihat sekarang, jalang itu sudah berfantasi sampai pada tahap dimana dirinya merasa semua harta adalah miliknya. Jadi Nyonya Fenny,apakah kamu menuduh ibuku sebagai jalang ? Atau sebaliknya mengungkapkan sikap mu yang seperti jalang itu?  Dari pernyataan mu barusan seperti nya kamu sangat paham tentang cara merayu lelaki diluar sana? " Ucap Syella dengan senyum mengejeknya.

"Kamu?! "

"Maaf Nyonya Fenny, saya kesini hanya mengambil barang saya yang entah mengapa dapat di rumah ini." ucap Syella yang sambil langsung berjalan ke lantai 2 ruamah megah tersebut.

Melihat Syella yang berjalan kelantai 2 rumah nya, Fenny berlari langsung menyusul Syella dengan wajah panik.

"Syella, sangat kurang ajar bagi orang asing untuk masuk ke dalam ruangan yang bukan rumah nya! "

Mendengar ucapan Fenny, membuat Syella berhenti dan membalik kan badannya menghadap Fenny.

Dirinya mengangkat sudut bibirnya sedikit "Apakah saya harus menegaskan kembali Nyonya Fenny?  Saya adalah anak sah dari pemilik rumah ini. Sejak awal saya lahir, saya memiliki hak untuk menginjakkan kaki di rumah ini. Saya adalah anak sah dari pemilik dan pendiri rumah ini. Rumah ini juga tempat saya pertama kali mulai berjalan. Dan tidak seperti anda dan anak haram anda yang baru saja datang kemari dan mulai merasa puas. Jangan kan tinggal anda pun sebenarnya tidak memiliki hak untuk menghirup oksigen di dalam rumah ini. Jadi, berhenti sok memerintah di hadapan saya. Dan-" Syella berjalan mendekat ke arah telinga Fenny

"Asalkan Nyonya Fenny tau, saya sangat tidak suka terancam.  Apalagi diancam hanya oleh sebongkah sampah busuk seperti anda. Bukan hanya saya tidak suka, saya pun merasa mual mendengarkan nya. Jadi Nyoya Fenny berhenti mengancam saya. Atau mungkin kalau saya kehabisan kesabaran, nanti bukannya hanya engkau angkat kaki dari rumah ini, mungkin nanti juga kamu akan mati kelaparan di luar sana. Jadi saya ingatkan kepada anda supaya mulai sekarang berhentilah bermain dengan api. Apakah anda mengerti Nyonya Fenny? " Bisik Syella lembut namun berefek seluruh bulu kuduk Fenny merinding.

"Bermain dengan api? Oh ayolah kak,bukannya itu sebaliknya? Kakak datang kerumah ini yang sebenarnya bukan hak kakak tapi kakak berlagak seakan akan ini adalah milik kakak. Asalkan kakak tau, pada detik ini juga Gisel bisa lapor kakak ke pihak berwajib." Ucap Gisel anak kandung Fenny.

A Piece of The StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang