~Nahla~
"Ragil ...." Ragil menolehkan kepalanya saat mendengar seseorang memanggil namanya.
Menyrengit bingung saat melihat wanita yang selama ini Ragil anggap tidak pernah ada dalam kehidupannya sekarang, berdiri di hadapannya.
"Apa kabar, Ragil?" Ragil berdecih pelan lalu tersenyum miring. Wanita ini menanyakan kabarnya setelah bertahun-tahun menghilang bak ditelan bumi.
"Ragil ...." Ragil mundur berapa langkah kebelakang saat wanita itu berjalan semakin dekat padanya.
"Mama ...," Ragil dan wanita itu mengalihkan matanya pada seseorang anak laki-laki yang sebaya dengan Nahla.
Ragil menaikan kedua alisnya lalu berdecih tak suka.
"Mama ngapain di sini?" wanita itu tersenyum manis ke arah anak laki-laki yang berada di hadapannya lalu menggeleng pelan.
Ragil menatap meraka dengan sinis. Dirinya membenci ini. Benci saat Wanita terlihat baik-baik saja berbanding balik dengannya. Meraka terlihat bahagia sangat berbanding balik dengan Ragil yang sama sekali tidak baik-baik saja.
Ragil melangkah pergi dari sana muak atas keharmonisan ibu dan anak itu. Jika, dirinya tetap ada disana luka yang ada pasti semakin mengaga di sana. Semantara, wanita itu menatap sendu kepergian Ragil.
Ragil ingin ini hanya pertemuan terakhir kali nya dengan wanita itu walaupun tidak sengaja dan Ragil berdoa jika Nahla tidak akan bertemu dengannya.
👐
"Maafin Aska Pa, Aska nggak bermaksud bikin kalian khawatir." Aska menudukkan kepalanya. Sang ayah hanya menghela napas kasar. Di sana di ruang keluarga terdapat Elvan dan Raka selain, Wisnu dan Aska.
"Aska dengarkan Papa Nak, Papa nggak ngelarang kamu untuk ketemu mama kamu. Tapi Aska setidaknya kamu bilang dulu," nasehat Wisnu. Aska mengaguk mengerti.
Aska terlihat merasa bersalah karena telah membuat keluarganya khawatir dengannya.
Aska pergi kerumah sang Mama karena dirinya tak kuat menahan rindu pada ibunya itu. Meminta sopirnya menurunkan ditengah jalan lalu tidak bilang apa-apa pada sopirnya.
Pak Joko sopir Aska pun tak banyak bertanya apapun dia pikir majikan mudanya itu hanya akan mampir ke taman untuk menenangkan diri. Aska memang selalu seperti itu setiap pulang dari Rumah sakit selalu pergi ke taman kota dan tidak ingin ada orang yang menganggu nya.
Biasanya Aska akan menelepon sopirnya kembali saat sudah merasa puas di taman tapi, kali ini tidak membuat pak Joko kelimpungan dan memberi tahu Elvan dan Raka tentu juga Wisnu.
"Handphone Aska mati Pa ... Aska lupa men-charge nya Pa ... Aska terlalu Asik bermain dengan Clara." Aska kembali berbicara. Ponselnya sempat mati memang karena kehabisan baterai.
Seorang Aska jika sudah asik dengan sesuatu pasti lupa dengan yang lainnya dan Raka hapal itu. Wisnu menghela napas lalu tersenyum lembut pada sang anak yang sedari tadi menuduk.
Bukannya, Wisnu tidak suka Aska bermain kerumah ibunya atau bermain dengan Clara adik tiri Aska. Hanya saja, Wisnu khawatir jika Aksa drop karena kelelahan apalagi Aska baru pulang dari rumah sakit. Pasti putra bungsunya itu tidak sempat istirahat. Hapal tabiat sang anak Wisnu sangat tau jika Fera pasti sempat menyuruh Aksa untuk beristirahat terlebih dahulu dan Wisnu tahu Aksa pasti membatah dan terus bermain dengan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahla
FanfictionJika, sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan? [Cerita sedang direvesi] 20 April, 2020 {Rianti Maharani} Cover by : @defi_yn