Lima

814 82 13
                                    


~Nahla~


Nahla cowok itu menghela napasnya kasar. Entah, sudah berapa kali anak itu menghela napas. Mendengus kesal saat melirik ke arah ranjang yang terdapat Aska di sana. Anak itu terkulai lemas di ranjang UKS. 

Suara detik jam dinding terdengar di antara keheningan. Nahla berdecak kesal. Lalu decitan kursi terdengar begitu nyaring. Menatap wajah sang adik sebentar. Anak itu sempat terpaku melihat wajah sang adik begitu pucat. Ada rasa kasihan, tapi ia tepis.

"Nyusahin." Nahla berkata sebelum pergi dari sana meninggalkan Aska sendirian di UKS.

👐

Nahla membolos. Anak itu sekarang berada di trotoar jalan. Motor miliknya ia tinggalkan begitu saja di sekolah begitu pun juga dengan tasnya.

Fahri atau Aidan akan membawanya nanti. Begitulah pikirnya.

Sekarang pikirannya sedang kacau setelah menemani Aska di UKS walaupun hanya sebentar.
Anak itu sekarang berjalan tak tentu arah. Nahla hanya mengikuti langkah kakinya yang entah akan ke mana.

Nahla menatap bangunan tinggi yang kosong.  Bangunan yang sudah tidak terpakai. Anak itu masuk ke dalamnya tanpa rasa takut.

Gelap dan sunyi itulah yang ia rasakan di sana. Suara langkah kakinya terdengar. Nahla menatap gundukkan tangga. Anak itu berjalan tanpa ragu menaiki satu persatu anak tangga.

Di sinilah anak itu sekarang di atas gedung. Nahla berjalan ke arah sofa butut yang berdebu di sana.
Lalu ia menepuk-nepuk membersihkannya.

Dirasa sudah bersih anak itu duduk. Menatap lulus ke depan. Lalu mengeluarkan sekotak Rokok yang berada di saku jaketnya. Menyalakannya lalu dihisap olehnya.

Nahla mendengus kesal mengingat Bagas musuhnya. Bagas rupanya sangat begitu membencinya sampai melibatkan Aska di dalamnya. Nahla anak itu mendengus lagi. Dirinya tidak peduli pada Aska tapi menolongnya.


Jika Wisnu tahu Aska drop oleh salah satu musuhnya mungkin Wisnu akan memarahinya kembali. Anak itu terkekeh mengingat hidupnya yang tak ada kata bahagia.

Tap

Tap

Tap ....

Nahla menoleh saat mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

Krett

Suara pintu loteng terbuka. "Wah ... ternyata ada orang juga di sini." Kening Nahla berkerut melihat orang yang berpakaian santai dengan cengiran bodohnya.

"Hallo ...." Orang itu mendekat ke arah Nahla lalu duduk di samping Nahla.

"Gue pikir tadi setan, ehh ... ternyata manusia." Nahla mendelik tajam pada orang yang di sampingnya.

Orang itu menyodorkan tangannya. "Kenalin nama gue Elang Prabana ...." Elang mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan Nahla minta digapai untuk jabatan perkenalan.

Semantara Nahla anak itu hanya mendengus kesal dengan orang yang di sampingnya. Menurutnya dia sok kenal dengan dirinya.

Elang tersenyum. "Yaelah, gue dikacangin padahal gue 'kan bukan martabak," ucap Elang memasang wajah sedih andalannya. Nahla berdecak kesal sok asik sekali orang di sampingnya ini.

"Nama lu siapa bro...," Anak itu tanpa malu merangkul Nahla dengan erat.

"Apa sih lu? Sok kenal banget tau ...! Lepas!" Nahla mencoba melepaskan rangkulan Elang tapi tidak bisa terlalu erat.

NahlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang