6

24 3 0
                                    

Naura turun dari motor milik Arvin, melepas helm lalu ia berikan kepada sahabatnya itu.

"Hei, makanya jangan punya niat buruk ahaha. Jujur gue ngakak banget pas elo ditegor sama sopir angkot ahahaa."

Naura meninggalkan Arvin yang masih menaruh helm nya diatas spion motor. Arvin segera menyusul Naura yang sudah berjalan duluan sambil tertawa geli.

"Gapapa yeee, gua udah liat muka bareface lu ahaha. Giliran di sosmed ala-ala seleb gitu fotonya eh dirumah cuma dasteran." sindir Arvin sambil merangkul pundak Naura.

Ia menoleh lalu berkata, "Haa, masa iya sii." Naura bertingkah seperti pura-pura tidak tahu.

"Ah iya, gua juga curiga." Arvin menatap curiga kepada Naura.

"Curiga apa?" naura panik jika Arvin tahu kalau ia berniat untuk mendekati Reno.

"Jangan-jangan lu pake baju bagus cuma buat foto terus posting di sosmed?" Arvin benar-benar menjengkelkan, rasanya ia ingin sekali memukul sekeras-kerasnya.

Ah sial ia tidak bisa melakukannya, tubuhnya terlalu kecil. Yang ada tangan gue yang kesakitan gara-gara mukul anak itu.

Ia memang tidak memukul tapi ia menarik kuping Arvin hingga merah, "Rasain lo."

Naura terus berjalan menyusuri koridor. Ia melewati kelas ipa 3, alih-alih Naura mencuri pandangannya agar bisa melihat kedalam kelas ipa 3.

"lu kenapa sih, daritadi nengok-nengok kearah ipa 3?" tanya Arvin kepada Naura. Konsentrasinya untuk mencari Reno buyar karena pertanyaan Arvin.

"Gapapa kok, cari temen aja yang ada di ipa 3."

"Setau gua, lu emangnya punya temen di ipa 3?"

"Hah? a-anu kemaren pas di mall, gue ketemu anak ipa 3. Sempet kenalan juga sih, makanya tadi gue cari dia."

"Cowok?"

"Ah enggak, cewek kok."

Tuhan gue harus bilang apa. Naura sadar kalau daritadi Reno melihat percakapannya dengan Arvin, sesegera mungkin ia meninggalkan Arvin yang masih terdiam mendengar jawaban Naura yang terdengar gugup.

Naura berjalan cepat, tubuhnya tidak terlihat lagi oleh Arvin. "Apa dia bohong?" Arvin menoleh kearah jendela ipa 3 lalu melihat seorang lelaki yang sedang duduk sedang melihat kearah nya. Setelah ditatap balik oleh Arvin, lelaki itu mengalihkan pandangannya.

"Naura beneran bohong, gua paham maksud dia kali ini." Arvin tersenyum lalu kembali berjalan menuju kelasnya.

Ia melihat Naura sedang duduk sambil memainkan ponselnya, Arvin segera duduk disampingnya lalu menaruh tas berwarna hitamnya itu.

Arvin menatap Naura sambil tersenyum menggoda Naura, "lo ngapain sih liatin gue kayak gitu, risih ah pin." Naura menutup ponselnya.

"Udah persiapan buat olimpiade nanti?" tanya Arvin.

"Mmmm udah."

"Nanti pas pulang sekolah, kita belajar bareng yu?"

"Maaf pin, gue ada janji belajar bareng sama temen gue."

"Oh iya? dimana? bagus deh kalau lu mau belajar sama temen lu."

Naura tak merespon perkataan Arvin barusan, ia segera membuka buku latihan matematika lalu mengerjakannya. Tak berasa jam masuk sudah berbunyi, semuanya belajar dengan tenang.

"Arvin, gue mau ke kantin sama Manda. Lo mau nitip sesuatu?" tanya Naura kepada Arvin yang masih membereskan meja belajarnya.

"Gua bawa bekel dari bunda. Lu ke kantin aja sama Manda, btw bawa duit jajannya gak?"

Amicus ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang