BAB 1 - XXX

1.2K 323 127
                                    


Happy Reading 📖

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Woy! Jangan kabur lo," teriaknya sambil berlari mengejar seseorang disana. Ketika berhasil menggapainya, Eris menarik bahu laki-laki itu, dan membuatnya berbalik badan menghadap Eris.

Tepat, saat itu juga, Eris tanpa ampun langsung menendang bidang dada sang musuh.

Laki-laki tersebut terjatuh ke belakang, sambil memegangi dadanya ia mencoba untuk bangkit. Melihat hal itu, Eris melompat ke atas tubuh bocah itu, lalu meninju wajahnya beberapa kali.

Bugh
Bugh
Bugh

Hanya tiga pukulan, sudah membuat laki-laki itu tidak berdaya lagi, senyum Eris memudar, kurang senang karena lawannya begitu lemah. ia jadi tidak menikmatinya, merasa belum puas Eris lagi-lagi menyerangnya secara membabi-buta.

Dengan wajah yang babak belur, Eris mengangkat tubuh laki-laki itu dan menyeretnya kembali ke teman-temannya.

"Di bilangin jangan kabur, bonyok 'kan! Muka lo," ucap Eris dengan terus mencengkram kerah baju laki-laki itu sambil menyeretnya paksa.

Brak

Sesampainya di tempat semua temannya berkumpul, Eris menendang punggung laki-laki itu, dan lagi-lagi membuatnya tersungkur tak berdaya.

Seluruh tubuhnya remuk secara bersamaan, alis laki-laki itu berkerut menahan sakit, wajahnya terasa kaku akibat luka di bagian rahang dan pipinya, pandangannya juga kabur karena matanya telah dihancurkan oleh Eris sebelumnya. Samar-samar ia melihat seorang pria yang sedang duduk di atas sepeda motornya.

Pria itu perlahan turun dari motornya, berjalan dan berhenti tepat di depannya, setelah itu, pria itu berjongkok di sebelahnya.

"Marsel! Itu nama lo, 'kan!?" tanya pria itu, suaranya yang serak nan berat, menambah pesona pria berbaju hitam yang di lapisi jaket kulit tersebut.

Marsel, nama laki-laki yang kini dikelilingi oleh ratusan pemuda berjaket hitam. Beberapa dari mereka memilih duduk di atas motor masing-masing, sambil menyaksikan pemimpin mereka mulai bertindak.

"Pengecut!! Bukannya, lo gak pernah, nyerang anggota dari geng lain!? REYNHARD!!" seru Marsel setengah tertawa.

Reynhard Megantara, pemimpin dari geng XXX, sama seperti makna dari nama geng tersebut, mereka lebih mementingkan cinta dan kasih sayang. Terdiri dari 347 anggota, 4 di antaranya merupakan anggota inti yang membantu Reyn membentuk geng XXX.

Banyak dari geng lain yang ingin merekrut anggota dari gengnya, karena untuk menyentuh gengnya adalah hal yang mustahil. Tawuran? Mengorbankan anggota? Tanpa cara itu-pun Reynhard mampu membuat musuhnya ketar-ketir, hingga mereka tidak berani melawan geng XXX.

Musuh sebenarnya menurut Reyn, adalah anggotanya sendiri, dan karena itu, alasan Reyn mempererat solidaritas sesama anggotanya. Sekali saja kepercayaan satu sama lain rusak, kesempatan itulah yang di jadikan peluang oleh musuh untuk menggulingkan mereka.

Jika, geng lain menjadikan pakaian sebagai simbol atau tanda pengenal dari geng tersebut. Reyn, justru menjadikan tato sebagai simbol dari geng XXX. Tato yang wajib ada, di bagian leher seluruh anggotanya, tato dengan huruf XXX.

"REYN!!" teriakan seseorang mengalihkan perhatian semua orang yang hadir.

Termasuk Reynhard, aksinya yang akan menginjak leher Marsel tertunda, karena panggilan yang meneriaki namanya.

Teluk Luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang