E7(Goda)

1.6K 139 24
                                    

Awalnya, Rose pikir pernikahan yang dia jalani tak akan seburuk ini. Dikata-katai oleh Chanyeol, dia berusaha sabar. Dan kini, Chanyeol telah berani main tangan padanya. Lukanya membekas, perlu hampir tiga minggu untuk benar-benar pulih.

Tapi semua itu tidak ada apa-apanya dibanding perih dan sesak di dada Rose yang ia rasakan ketika melihat kebersamaan Wendy dengan Chanyeol.

Hari ini, Rose harus mengantar berkas ke kantor Chanyeol. Pikirnya, dia ingin sekalian mengantar makan siang untuk Chanyeol-yang ia tahu akan menolak. Tapi Rose harus dihadapkan dengan kenyataan pahit ketika membuka pintu ruangan Chanyeol.

Wendy, wanita itu sedang duduk di pangkuan Chanyeol. Tangannya memeluk manja pria itu, lalu kepalanya ditenggelamkan di dada Chanyeol.

Tidak. Ini bukan Rose seperti istri yang menangkap basah suaminya. Tadi seorang staf perempuan-karena Kai sedang pergi-telah menelepon Chanyeol untuk memberitahu jika istrinya datang. Rose tahu, mereka berdua sengaja.

"Masuk," ucap Chanyeol dengan nada dingin.

Setelah mengumpulkan keberanian, Rose akhirnya masuk ke ruangan beenuansa cerah itu.

"Aku mampir untuk mengantar berkas." Rose menggigit bibir.

"Bukankah ada email?"

"Ada prototype juga yang harus kuantar. Aku... Aku juga ingin memberikanmu makan siang."

Dada Rose bergemuruh melihat Wendy yang mengintipnya dengan tatapan merendahkan. Dia marah. Bagaimana pun Chanyeol suaminya. Wendy tak lebih dari wanita murahan yang menjadi parasit di rumah tangga mereka.

"Truh di situ!" Chanyeol menunjuk mejanya dengan dagu. Rose berjalan pelan, manaruh kotak bekal di sana.

Chanyeol membisikkan sesuatu pada Wendy, lalu wanita itu turun, berdiri di belakang Chanyeol.

"Minta maaf," ujar Chanyeol.

Rose terdiam. Ia memainkan jemarinya.

"Kubilang minta maaf!" Nada Chanyeol meninggi.

"Wendy, maafkan aku. Maafkan temanku telah mempermalukanmu."

Wendy tampak membuang muka.

"Apa kau sudah memaafkannya?" Chanyeol mencium punggung tangan istrinya. Wendy hanya memasang wanah sinis. "aku juga telah memberinya hukuman yang berat."

Chanyeol memohon pada Wendy. Karena marahnya Wendy pada Rose berimbas padanya. Wendy jadi sering tidak memberinya jatah meski telah dibujuk dengan banyak tas dan sepatu baru.

"Pastikan saja istri sialanmu itu tidak mencampuri urusan kita lagi," ujar Wendy ketus.

Rose yang tidak tahan segera keluar dari ruangan Chanyeol. Matanya panas, dia tak bisa lagi melihat kemesraan mereka berdua. Kemesraan mereka nyata. Itu yang membuat Rose sakit. Mereka nyata sementara dia dan Chanyeol hanya rekayasa semata.

***
Malam ini Chanyeol terpaksa pulang ke rumah setelah berminggu-minggu bermalam di apartemen Wendy. Ayah dan ibunya datang dan dia kini telah duduk untuk makan malam.

"Rose, ayam buatanmu enak," puji Nyonya Park. Rose hanya tersenyum sambil mengucap terima kasih.

Chanyeol di sebelah Rose hanya diam, tak mengeluarkan sepatah kata pun. Hari ini dia sedang tidak berniat mengacaukan makan malam keluarga ini.

"Jadi, kapan kau mau memberi cucu?" tanya Tuan Park.

Rose tahu mertuanya akan menanyakan tentang hal ini. Karena itu dia sama sekali tak terkejut.

FIND-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang