Bukan Salah Tuhan
18. WoundLisa menangis sendirian di kamarnya. Jennie bahkan sudah berkali-kali membujuknya untuk makan malam tapi pintu masih tertutup.
Sudah hampir dua hari Lisa mengurung dirinya di kamar sendirian. Menangis-nangis disana. Jennie paham perasaan Lisa, bayangkan saja sahabat kecilmu dalam kondisi kritis. Makan saja rasanya tidak selera.
"Lisa, buka pintunya. Ayolah, jangan seperti ini," bujuk Jennie lagi, "Chaeng tidak akan senang, Lisa-ya,"
"Chaeng kan sedang tidur di ruang ICCU. Dia kan tidak mendengar," sedu Lisa. Jennie menghembuskan nafas berat. Sungguh sulit membujuknya.
"Hey, sayang. Apa kau juga mau sakit? Chaeng tidak perlu tangis untuk membuatnya bangun," ucap Jennie lagi.
"Memang dia akan bangun?" tanya Lisa.
Jennie terkesiap, "Tentu saja,"
Lisa membukakan pintunya mendadak. "Aku pikir tidak," katanya sambil menghamburkan dirinya kedalam pelukan Jennie.
+++
Jennie, Lisa, Jisoo, dan Dara hari ini punya rencana, yaitu membereskan ruang inap Chaeng tempat Chaeng beristirahat sebelum ia dipindahkan.
Lisa membereskan nakas. Tak sengaja ia mendapati liontin pemberiannya disimpan rapi bersama dengan kartu ucapannya.
Lisa tersenyum menahan tangisnya. Tangannya menggenggam liontin tersebut.
"Liontin ini kado yang akan selamanya menjadi favoritmu, kan?" lirihnya.
Genggaman tangannya ia dekapkan di dada seolah menyalurkan kehangatan kepada liontin perak yang dingin.
"Aku menyayangimu, kembalilah dan jangan pergi lagi," bisiknya dalam tangis yang diam.
+++
Dokter Seul berkutat dengan berkas-berkasnya. Baru saja selesai mengoperasi salah satu pasiennya barusan.
Tiga ketukan terdengar dari luar pintu ruangannya. "Masuk!" seru Dokter Seul.
"Rupanya kau, Jennie-ssi. Masuklah sini, ada apa?" sapa Dokter Seul saat kepala Jennie menyembul dari celah pintu.
"Salam kenal, Dokter Seul," Jennie tersenyum ramah, senyumnya dibalas manis.
"Salam kenal juga," balas Dokter Seul.
Mereka mengobrol sana-sini sampai akrab. Well, mengakrabkan diri dengan Dokter Seul merupakan salah satu tantangan yang Jisoo berikan karena Jennie kalah bermain.
"Bagaimana kondisi Chaeng?" Jennie sampai pada pertanyaan itu.
Dokter Seul terdiam, senyumnya meluntur. Ia menghela nafas. "Saat ini ia masih belum melewati masa kritisnya. Namun tidak seburuk itu," jelasnya singkat. Jennie mengangguk paham.
"Boleh kutanya sesuatu yang.. agak berat?" tanya Jennie pelan-pelan. Sebelum mengangguk, Dokter Seul menghela nafas.
"Berapa presentase kesempatan hidupnya sekarang?"
Dokter Seul kini menatap Jennie dengan tatapan yang tak dapat terkatakan. Namun Jennie tahu tatapan Dokter Seul menyiratkan bahwa dia tak berani menjawab.
+++
Dara menatap sendu anaknya yang tertidur ditemani Jisoo dan Minhyuk di sebelahnya.
"Aku tidak menangis," katanya sambil memeletkan lidah kearah Minhyuk. Minhyuk menoyor pelan kepala istrinya sambil terkekeh pelan. Jisoo tersenyum melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] bukan salah tuhan.
Fanfiction❝Tentang ketakutan, keputusasaan serta pengorbanan atas nama ikatan persahabatan.❞ 2O2O ; ©STARAAAAA-