11. Let Them Happy

2.6K 275 21
                                    

Bukan Salah Tuhan
11. Let Them Happy

"Eomma, aku mencoba-"

"Nanti, Jisoo. Apa kau tidak melihat adikmu sedang makan? Lihat, dia kesulitan menelan," potong Minhyuk.

Memang benar, tadi pagi Chaeng memuntahkan isi perutnya dan tidak mau makan. Baru mau makan saat Dara pasrah dan menyuapi Chaeng.

Jisoo menghela nafas. Mengangguk, "Appa, apa boleh aku mencoba-"

"Hm? Iya, boleh saja. Tapi berjanjilah jaga dirimu," ucap Minhyuk sambil dengan sibuknya bolak-balik membereskan berkas-berkas ke dalam tasnya.

"Astaga, aku harus kembali ke kantor polisi. Hari ini, aku akan membawakan salad buah untuk kalian, ya? Aku pergi ya, sayang-sayangku. Sampai jumpa!" Minhyuk tiba-tiba berseru. Setelah mengecup istri dan anak-anaknya, Minhyuk pergi.

"Jisoo, boleh ambilkan tissue, sayang?" pinta Dara. Jisoo menggeram, mengambil tisu tanpa senyum dan pergi keluar menenteng tasnya.

Jisoo mendumel sendirian. Ia mencoba kerja paruh waktu di sebuah kafe kakak temannya. Setidaknya ia mencari kesibukan yang bisa menutup sedihnya.

Dan saat ia memberitahukan rencananya kepada orangtuanya, Dara dan Minhyuk justru seolah tidak mendengarkan dirinya.

Jisoo merasa sangat kesal. Jisoo bisa mengerti kalau Chaeng sedang dalam masa sulitnya dan butuh lebih banyak perhatian, bahkan Jisoo ingin perhatian dipusatkan untuk adiknya. Tapi setidaknya sisakan meski sedikit perhatian untuknya.

Memang, mungkin ini memang masalah sepele. Masalah sepele yang bagi seseorang bisa sampai menghancurkan hari-harinya. Ini hanya masalah 'butuh perhatian juga', kalau kalian memang menganggapnya sepele, apa kalian bisa baik-baik saja tanpa sedikitpun perhatian?

Jisoo sedih. Dan ia memutuskan untuk mengirim pesan singkat saja kepada orangtuanya guna mengabari tentang pekerjaan barunya. Masa bodoh mereka akan meresponnya atau tidak, tapi setidaknya mereka tahu ia dimana, begitu pikir Jisoo.

Jisoo menghela nafas. Menatap ragu pintu kafe di depannya. Ia mengecek layar ponselnya sekali lagi, "Kurasa benar ini," gumamnya.

Setelah meyakinkan dirinya lagi, Jisoo masuk ke dalam.

Terlihat wanita dengan wajah yang manis sedang menjelaskan peraturan-peraturan di kafe ini kepada pelayan yang bekerja dengannya. Jisoo berpikir, dialah kakak temannya, pemilik kafe ini.

"Annyeong haseyo," sapa Jisoo lembut.

Gadis itu menengok kearah sumber suara, wajah manisnya berubah girang, senyumnya melebar,

"Ah, annyeong haseyo, kau Jisoo?" sapanya balik. Jisoo mengangguk sambil tersenyum.

Gadis bergigi kelinci itu mengajak Jisoo ke ruangannya, "Aigoo, aku gugup. Aku tahu kau Kim Jisoo, kau penyanyi yang hebat. Aku suka suaramu. Suaramu sangat khas, aku juga salah satu penggemar beratmu. Salam kenal, aku Nayeon. Jangan terlalu formal, di usia mudaku, aku tidak suka menjadi bos. Lebih baik kita jadi teman," Gadis bernama Nayeon itu berkata panjang lebar.

Memang selama Jisoo berkuliah, ia meng-cover lagu dan ia masukan ke YouTube. Sebenarnya awalnya memang iseng. Jisoo tidak pernah terpikir bahwa ia akan memiliki penggemar.

Jisoo tertawa kikuk. Agak canggung, memang. Tapi ia yakin semuanya akan baik-baik saja, karena pikirnya Nayeon memang ramah dan mudah bergaul, Jisoo rasa Nayeon bisa membantunya.

"Aku bekerja disini hanya untuk mencari kesibukan sekaligus membantu orang lain, itu saja. Lagipula aku tidak sedang butuh uang," jelas Jisoo, Nayeon mengangguk saja.

[✔] bukan salah tuhan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang