UNSPEAKABLE | 03. Pengenal Kecewa

130 14 13
                                    

PEMBUKAAN

Satu kata buat Keano dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata buat Keano dong.

***

Ketika seseorang mengenal cinta, dia juga harus dihadapkan dengan satu hal; kecewa.

***

Tidak seperti pagi-pagi biasanya, Nayara kini sudah siap dengan seragam sekolah yang terpasang di tubuhnya. Padahal, di jam segini biasanya cewek itu masih tertidur pulas di atas kasurnya sambil mengigau tak jelas. Mira---Mamanya saja sampai terheran-heran melihat anak gadisnya itu sudah duduk anteng di depan meja makan.

"Jam di kamar kamu mati, Nay?" tanya Mira skeptis.

Wanita paruh baya itu mendekati Nayara. Dengan roti yang ada di tangan kirinya, dia mengambil toples berisi selai kacang, membuka tutupnya lalu mulai mengoleskan selai tersebut ke atas roti dengan tangan kanannya. Barulah setelah selesai, dia menyodorkannya pada Nayara yang disambut baik oleh putrinya itu.

"Nggak kok, Naya sengaja bangun jam segini."

"Tumben."

Nayara hanya membalas dengan deheman. Dia kemudian fokus pada roti selai kacangnya dan susu cokelat yang setiap hari Mira siapkan untuknya.

"Papa belum pulang juga ya, Ma?"

Entah kenapa ucapan itu yang terlontar dari mulut Nayara. Dia melihat sang mama hanya memberinya tatapan yang sulit sekali untuk diterjemahkan.

"Papa kamu lagi sibuk banget, Nay! Katanya ada masalah sama perusahaan. Dia bilang ke Mama beberapa bulan kedepan dia belum bisa pulang, ada beberapa hal yang harus dia urus dulu. Mama harap kamu bisa ngerti!"

***

Setelah memarkirkan Bingo, Nayara berjalan meninggalkan parkiran dengan langkah diseret. Ekspresi cewek itu menampakkan bahwa hari ini dia benar-benar tidak bersemangat. Apalagi alasannya jika bukan karena ucapan mamanya yang mengatakan bahwa sang papa belum bisa pulang ke rumah selama beberapa bulan ke depan.

"Nay!"

Suara panggilan itu terdengar membuat Nayara tersentak dari lamunannya. Dia baru menyadari bahwa langkahnya telah sampai di koridor dekat kelasnya. Dan di depan sana sudah ada Nufi yang melambai-lambaikan tangan ke arahnya.

"Sungguh, keajaiban dunia! Kemarin lo pulang lewat mana, sih?"

"Hah?" Nayara mengerut tidak mengerti.

Nufi berdecak. Cewek bar-bar itu berkacak pinggang.

"Oke adek Naya, sekarang jelaskan hari kemarin anda pulang lewat mana hingga sekarang bisa berangkat sekolah se-shubuh ini? Coba jelaskan. Eonni Nufi tidak paham!"

UnspeakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang