UNSPEAKABLE | 01. Zona Rasa

140 15 15
                                    

Apakah aku harus menyalahkan rasaku yang tak disengaja? Atau pada tiap perhatianmu yang selalu membuatku berada di zona penuh tanda tanya?

***

"Baru bangun?"

Tubuh tegap seseorang adalah hal pertama yang Nayara lihat setelah dia membuka mata, bangun dari tidurnya. Cewek yang sedang memakai piyama tidur motif beruang itu mengucek-ngucek matanya sebentar. Mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas, lalu melihat jam. Dia mendengus kesal, menatap intens cowok yang kini berdiri menghadap padanya.

"Kenapa lo bisa ada di kamar gue, hah?!"

Cowok yang terlihat sudah rapi dengan seragam putih-abunya itu hanya terkekeh geli. Ada moment dimana dia menyugar rambutnya ke belakang yang membuat Nayara langsung terkesiap.

"Yaelah, Tante Mira aja ngijinin gue masuk ke kamar lo kok!"

"Gabisa gitu dong, mentang-mentang nyokap udah ngijinin. Udah gue bilang kan dari dulu, ini itu daerah teritorial gue. Gak sembarangan orang bisa masuk! Liat!"

Keano menaikkan satu alis tebalnya, manik hitam legamnya melihat arah tunjuk Nayara pada daun pintu.

"Bandot mesum dilarang masuk!"

Kira-kira itulah tulisan yang tertera di depan pintu cewek itu. Lengkap dengan bold dan tulisan merah. Tulisan ceker ayam itu jelas hasil Nayara sendiri. Yang entah mengapa terkesan lucu dan menggemaskan di matanya.

Keano tertawa membacanya. "Gue termasuk bandot mesum juga, hm?"

Nayara mendelik, lagi-lagi itu jurus yang bisa dia lakukan setelah menghadapi senyum cowok itu. "Kira-kira begitu!"

Keano manggut-manggut. Dia pura-pura mengelus dagu. "Oke. Kalo lo bilang gue termasuk salahsatu bandot mesum......"

"Ini termasuk, nggak?"

Keano mencium telapak tangannya sendiri lalu menempelkannya pada kening Nayara. Tidak cukup, Keano mencubit pipi cewek yang agak chubby itu sambil tersenyum genit. Lalu lari ngibrit saat Nayara mulai melemparinya dengan bantal guling dan semua benda yang ada disana.

"KEANO BANDOT GILA!!!!"

***

SMA Harvard merupakan sekolah elite yang memiliki fasilitas serba lengkap.

Gedungnya tersusun atas beberapa tingkat, dan luasnya tidak bisa dikatakan main-main. Point lainnya yang tak kalah menggiurkan adalah akses penghubung antara tingkatan satu ke tingkatan seterusnya yang tidak hanya dengan puluhan anak tangga, tetapi lift pintar sudah tersedia di dalam sana. Satu lapangan basket super besar terletak di tengah-tengah sekolah yang sengaja dibentuk letter U. Ada juga lapangan voly dan kolam renang indoor yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah untuk para siswanya. Sekolah yang royal, bukan?

Berapih pada dua orang yang kini tengah berada di parkiran sekolah.

"Nih, helm-nya. Makasih, tapi lain kali lebih baik lo berangkat bareng sama Mikhana adik lo aja. Gak usah sok-sok anterin gue!"

Keano menerima helm pemberian dari Nayara.

"Gapapa dong gue anterin lo, lagian adek gue lebih suka dianter sama Raffa atau nggak sama mang Diman kok!"

"Yaudah, gue juga punya si Bingo kok buat anterin gue ke sekolah!" balas Nayara tak mau kalah.

Fyi, Bingo itu sebutan untuk motor matic-nya Nayara. Jika saja hari ini Keano tidak secara mengejutkan datang ke rumahnya dan mengajak untuk berangkat bersama, cewek itu pasti akan menggunakan Bingo sebagai alat transportasinya untuk pergi ke sekolah.

UnspeakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang