UNSPEAKABLE | 04. Dekapan Dalam Duka

154 15 47
                                    

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kamu dalam posisi berduka, namun tidak mampu untuk mengutarakan itu semua. Bibirmu kelu, untaian kata rasanya sukar keluar dari dalam mulutmu.

Tak ada yang dapat kamu lakukan. Kamu hanya butuh pelukan; butuh bahu yang bersedia untuk dijadikan sandaran. Itu saja.

***

Ini bukan pertama kalinya Nayara mendapatkan perilaku tak menyenangkan dari teman-teman ceweknya. Tak terhitung berapa ratus kali dia menangis karena hal tersebut. Nayara ... Tidak sekuat yang terlihat oleh banyak orang-orang. Gadis cuek yang terlihat tak pedulian itu nyatanya diam-diam sering menangis di tempat di mana tak ada seorangpun yang tahu.

Setelah saling bertukar pesan dengan Keano, cewek itu memilih berdiam diri di dalam toilet beberapa saat lagi untuk sekedar meluapkan semua emosinya lewat tangisan.

Marah, sedih, kecewa.

Marah dan sedih terhadap orang-orang yang membully-nya. Atas dasar apa mereka melakukan hal demikian hingga Nayara harus mendapatkan perlakuan buruk seperti ini?

Surat terror berisi makian di kolong meja belajar, buku catatannya yang sering hilang dan setelah ditemukan ternyata sudah dalam kondisi sobek dan kotor, atau bahkan bully-an fisik seperti yang dialaminya tadi.

Nayara kecewa ... Dia kecewa atas dirinya sendiri yang tidak pernah jujur pada Keano.

Padahal Keano selalu berkata bahwa mereka harus saling terbuka, jangan pernah memendam masalah sendirian. Mereka itu bersahabat. Keano selalu siap mendengarkan setiap keluh-kesahnya, bahkan memasang badan jika ada yang berani untuk menyakitinya.

Sayang, Nayara terlalu penakut. Dia takut cowok itu akan merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atas setiap rundungan yang dia terima, dan atas setiap air matanya yang jatuh. Maka dari itu Nayara tidak memberi tahu Keano atas tiap rundungan orang-orang terhadapnya yang semakin parah.

Dia tak ingin membebani cowok itu.

Nayara menghela napas berat ketika membaca tulisan di tembok toilet yang menjelek-jelekkan dirinya.

Nayara cewek murahan gatau diri! Berani-beraninya lo jadi benalu Keano?! Sok cantik banget sih!

Dia mengedarkan pandang ke sudut lain. Ternyata bukan cuma satu, puluhan makian yang ada di tembok toilet, ditulis dan ditujukan pada satu nama. Namanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnspeakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang