•Pertemuan singkat•

60 13 8
                                    

"Allohhaa sahabat gue yang bernama Vina Deasaputrii!" Teriak Dinda seraya mengetuk keras pintu rumah Vina.

Tiba-tiba pintu itu terbuka. Terpampang lah wajah Bi Asih yang ramah tamah bagaikan...

Lupakan.

"Eh Dinda. Masuk aja mbak" Bi Asih mempersilakan Dinda untuk masuk.

"Vinanya mana ya bi?" Tanya Dinda.

"Itu lagi dikamar. Bibi juga belom ngeliat mbak Vina keluar kamar sejak bibi dateng kesini."

"Yah, masi molor tuh bocah"

"Yauda deh bi, aku bangunin Vina dulu ya"

"Siap bos! Hehe" jawab bibi seraya bergaya hormat.

--

"Vin? Bangun oy!" Ucap Dinda sembari mengetuk pintu kamar Vina.

"Vin?" Tak ada jawaban dari Vina.

"Helloww?" Dinda pun mendekatkan telinganya kearah gagang pintu. Siapa tau kan Vina lagi berbuat yang iya-iya.

Bersamaan dengan itu, Vina pun membuka pintu kamarnya secara
tiba -tiba yang membuat rambut Dinda nyangkut di pintu.

"Eeeh, Tolong woy!"

Vina pun menarik rambut Dinda dengan kuat.

"Ah, lebay lo."

"Hehe, tau aja gue akting"

"Gausa akting-akting. Masi pagi juga." Vina pun menutup pintu kamarnya kembali.

"Eeeh, tunggu dulu doong! Biarkan gue masuk. Kan sebaik baiknya tamu adalah??" Tanya Dinda.

"Pelayan." Jawab Vina sarkas.

"Gila lo" Dorong Dinda yang membuat jarak antara Vina dengan pintu jauh. Membuat space. Dengan segera, Dinda pun dapat masuk ke kamarnya Vina.

"Ih ngapain sih lo masuk-masuk kamar orang?!" Vina mulai kesal.

"Halah viin, viin. Dulu waktu kita masi ingusan, siapa yang tiba-tiba masuk kamar gue padahal gue lagi pake baju?" Dinda tak mau kalah.

"Ish, masih diinget aja lo mah"

"Yauda gih, buruan mandi. Cepetan. Gercep. GPL!" Tangan Dinda mengusir Vina dari Tempat tidurnya.

--

Mereka tiba di sekolah pukul 07:01. Tapi untungnya, satpam sekolah bisa mentolerir akan keterlambatan anak-anak.

"Pak. Thanks banget ya pak! Bapak baiiik banget! Aduh pak, kalau gue jatuh cinta sama bapak bigimane dong?" Dinda mulai berkicau. Menggoda satpam sekolah yang dibalas senyum pepsodent oleh satpam.

"Diem din. Diem" Bisik Vina yang kemudian mencubit lengan Dinda dengan keras.

"Aww" Ringis Dinda.

"Pagi-pagi udah main kekerasan aja lo! Entar gue laporin Kak Seto pasal kekerasan terhadap bayi nih!"

"Bacod ya sayang" Vina mengacak rambut Dinda dan pergi meninggalkan Dinda sendirian.

"Kurangajarlo!"

--

"Din, pelajaran pertama apa?"

"PJK. Napa emangnya?"

"Aduh, bentar-bentar"

"Gue ga bawa din!" Vina panik.

"Hmm.. Mamam tuh berdiri di lapangan" Vina mengeluarkan jari tengahnya.

Si Ganteng (Chat, WP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang