Part 6 (out)

32 2 0
                                    

Lucie kini tampak menggertakkan giginya kesal,oh tampaknya kini bukan lucie yang mengambil alih tapi pheon.tangan pheon menggenggam erat,nafasnya tampak terburu buru kelihatannya pheon tampak sangat kesal sekarang.

Pheon melempar pisau ke tanda silang.dia menghempas semua barang yang ada di atas meja riasnya ke lantai.pheon tampak menatap pisau dengan tajam.pheon tampak benar benar kesal.

"jangan hanya karena kau yang memulai Xabara lalu kau bisa dengan mudahnya berbicara SEPERTI ITU!"ucapan pheon menggema di kamarnya yang gelap

Tatapan pheon menggelap,pandangannya menajam,nafasnya memburu,keringat bercucuran.

"ARRRRGGGGHHHH"teriakan pheon menggema

Yuan yang lewat didepan kamar pheon pun segera menggedor pintu kamar pheon.

"lucie,lucie buka pintunya"

Tak ada sahutan.yuan dengan panik kemudian berlari ke arah ruang tengah di mana jun dan arta duduk.

"jun,itu lucie pheon jun"kata yuan dengan nafas yang ngosngosan

Jun ikutan panik lalu dengan segera berlari ke kamar pheon.

"pheon,buka pintunya.jangan membahayakan lucie pheon"kata jun khawatir

Tak ada sahutan maupun suara dari dalam kamar pheon.jun pun menyuruh yuan untuk mundur lalu jun mendobrak pintu kamar pheon.

Tampak pheon yang kini sedang berdiri dengan nafas yang terburu buru.jun menghampiri pheon dengan perlahan.

"pheon,aku mohon ya,jangan membahayakan,apalagi sampai menyakiti lucie"kata jun mencoba menenangkan pheon

"aku?membahayakan lucie?menyakiti lucie?apa kau bercanda?"tanya pheon diiringi dengan tawa membahana

"apa pernah aku selama ini menyakiti lucie?"tanya pheon tajam

"aku yang selama ini selalu melindungi lucie,tanpa aku lucie kini sudah mati di tangan robert asal kau tau itu"kata pheon dengan tajam

Jun menelan ludahnya takut.pheon dengan tempramennya memang buruk untuk dihadapi.

"seharusnya aku yang bertanya pada kalian,apa yang dikatakan key?kenapa dia dengan mudahnya mengatakan itu dan membuat aku tersinggung"kata pheon

"key hanya sedang emosi pheon"kata jun

"dia pikir aku mau bergabung dengan Xabara?pada awalnya aku menolak,tapi karena lucie terlalu keras kepala akhirnya aku mengikuti kemauannya"

"dan lihat?apa yang di katakan key sekarang?dia dengan mudahnya berbicara begitu tanpa berpikir?siapa yang pada awalnya meminta pada kami untuk bergabung?APAKAH AKU?APAKAH LUCIE?"emosi terlalu mengendalikan pheon

Beginilah pheon jika seseorang telah menyinggung perasaannya.jun tak dapat berbuat apa apa jika sudah begini.

"Bajingan mana yang membuat keributan?"
key muncul dari arah pintu. tatapannya terlihat datar tapi dengan sorot mata yang tajam sembari melenggang masuk ke dalam kamar tempat perkara kejadian
"Membuat masalah lagi?"

"Kau yang membuat masalah disini!" Bentak pheon mengundang sosok lain-Arta dan jiel untuk masuk kedalam kamar dengan tatapan penuh tanda tanya

"Aku?pembuat masalah?" Key menaikan alis bertanya sedang Jiel mendekat menahan si wanita sambil menggumamkan kata sudah untuk menghentikan perdebatan

"Iya,kau. Kau fikir dengan posisi leader dan founder bukan berarti dengan seenak hati untuk mengambil keputusan!" Pheon menatap tajam

"Oh jadi karna yang tadi?" Arta akhirnya bersuara setelah sedari tadi sibuk mencerna hal yang terjadi
"Ku pikir pheon benar key"

"Jangan kau juga ta"

"Maksudku,setidaknya diskusikan terlebih dulu semuanya tentang masalah apa yang terjadi,tentang alasan kenapa kau menolak kasus tadi. ya minimal kita bisa mengerti dan mencari jalan keluar bersama,bukannya malah mengungkit tentang siapa yang membangun duluan" Arta menjelaskan panjang lebar sedang jun,yuan,dan jiel mengangguk ikut setuju

"Arta benar"suara Jun terdengar

"hahaha" key tertawa dengan nada yang ketara dibuat paksa "memang benar kan yang aku bilang tadi"

"keya---"

"JIEL DIAM DULU!"

Arta memandang sinis key setelah mendengar si adik terkena bentakan
"Lalu?!" Tanyanya ikut emosi

"Kalau bukan karna KEYANNA FLEUR DECHLAN!--" key menekankan namanya sembari berjalan pelan memutari para anggota yang sekarang tengah menatap jengah "xabara tidak akan terbentuk!" lanjutnya lagi dengan lantang

"Kau fikir aku mau bergabung?tidak,terimakasih" pheon tertawa sumbang membalas pernyataan key

"Pheon,dengarkan aku. Bagaimana jadinya kau tanpa aku disini hm?terlontang lanting diluar sana menjadi pembunuh dengan resiko besar tetapi dengan bayaran yang kecil. Dan kalian berempat, Arta,jiel,jun,yuan--terombang ambing menjadi buronan polisi dan keluarga. Jika tidak tanpa aku kalian bisa jadi apa hah?" Key berbicara dengan tenang,terlalu tenang malahan hingga tanpa sadar ada empat jiwa yang menahan luka

Yuan mengernyit "Yuan rasa ini sudah keterlaluan key"

"Apa?aku benar kan,i am the real captain here" ucap key mengintimidasi,berdiri didepan pheon dengan tatapan yang datar tapi menyalang

"Kapten tapi bukan berarti semua ikut perintahmu. We are team,bitch!"
Pheon tidak bisa menahan emosi yang sedari tadi telah menguap

"My group,my rule. Apa masalahmu?jika tidak suka just go out KELUAR SAJA KARNA AKU TAK BUTUH ORANG SEPERTI KAU!!"
key menunjuk pintu keluar dengan penuh emosi

"Fine!gue keluar!"

Pheon berjalan dengan penuh emosi,meraih koper di sudut kamar sembari mengemaskan pakaian dan beberapa alat dari dalam lemari khususnya

Jun,yuan menatap aneh. Dengan perasaan kesal setengah tak percaya akan hal yang barusan terjadi

"Apa?!" Merasa ditatap key kembali mengamuk "tak terima?ingin ikut keluar?silahkan! Aku tak butuh kalian"

Key berlenggang pergi keluar dengan membanting pintu yang menghasilkan suara yang tak bisa dibilang pelan.

Melihatnya Arta bertepuk tangan"Wow,4 tahun bersama dan semua sifat terkuak sekarang. tak ada harapan,ayo jiel kita ikut berkemas"

Arta melenggang pergi mengikuti jejak key sembari menggandeng jiel yang sedari tadi terdiam,sedikit shock sepertinya

"Yah,tak ada harapan untuk kita" Yuan terduduk dengan mata terpejam,berharap ketika buka mata nanti semua kejadian tadi akan berubah menjadi sebuah hayalan buruk semata dan semuanya akan menjadi baik baik saja,tapi ternyata tidak. Masih ada pheon yang berkemas,Jun yang berusaha menenangkan si wanita,pintu yang tertutup-sepertinya benar,xabara tidak akan tertolong lagi.

To be continued...

Xabara (Mafia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang