Arasia 1

30 2 0
                                    

"Hallo!"

"..."

"Heh, malah diem buru udah jam berapa ini?! Lo mau bikin gue telat masuk sekolah apa?!"

"Iya ini otw, santai kali,"

"Santai matamu! Sekolah lo sama gue beda geblek. Udah cepet si lama banget."

"Iy--"

Tut!

"Loh Rasi? Kok kamu belum berangkat?" Tanya Sofi--Bunda dari Arasia.

"Ini nunggu Anta bun, Lama." Rasi melangkahkan kakinya kedepan pagar rumah, lalu kembali lagi ke depan pintu, dan mengulanginya terus menerus.

"Mending kamu duduk deh, pusing bunda lihat kamu mondar mandir gitu," ujar Sofi yang tengah menyiram berbagai macam tanaman dihalamannya.

"Bun, bunda nyiram tanaman yang dilihat tanamannya dong bun, masa lihatnya Rasi sih," protes Rasi tak mau kalah. Sesekali ia melongok jam di smartphone nya yang sudah menunjukan pukul 07.10 itu artinya lima menit lagi gerbang sekolah sudah ditutup. Mana mungkin ia dan Anta--sahabatnya--itu sampai di sekolah dalam waktu lima menit.

Tin!

Terdengar suara klakson motor dari depan pagar rumah yang sudah bisa dipastikan jika itu adalah Anta. Rasi berlari keluar rumah diikuti Sofi dibelakangnya.

Plak

Rasi menggeplak helm laki-laki dihadapannya itu dengan sengaja.
"Lo otw dari Jedah apa gimana? Lama." Protes Rasi sambil memakai helmnya.

"Gue kesiangan yaampun princess." Jawab Anta.

"Udah gak usah berantem terus, buruan berangkat udah siang." Sofi melerai pertengkaran dua anak remaja didepannya tersebut.

Setelah mengucap salam mereka segera berangkat ke sekolah. Motor yang dikendarai Anta berjalan membelah jalanan kota yang tak pernah tidur itu.

Rasi dan Anta sudah lama bersahabat sejak lima tahun yang lalu, tepatnya saat mereka kelas delapan SMP. Mereka awalnya tidak saling mengenal, karena Anta yang juga tidak satu sekolah dengannya. Mereka kenal sebab salah satu teman Rasi yang mengenalkan Anta padanya saat mereka mengerjakan tugas kelompok bersama. Dan akhrinya mereka justru bersahabat sampai kelas tiga SMA saat ini.

"Anta, tuh lihat. Huhu gimana dong gue gak mau nulis seribu kesalahan," tunjuk Rasi lesu saat ia melihat beberapa anak yang sudah dibariskan didepan pos satpam. Mereka pasti sama-sama terlambat.

"Yaudah si jalanin aja, ribet amat si lo." Anta menstater motornya bersiap berangkat ke sekolahnya.
Saat mereka kelas sembilan SMP dulu, mereka memang memutuskan untuk tidak bersekilah disatu sekolahan yang sama. Lebih tepatnya Bunda Rasi yang melarang.
Dulu Rasi sudah sempat mendaftar di SMK Anta sekolah sekarang dan mengambil jurusan akuntansi, tapi Bundanya memindahkan Rasi ke SMA dan memasukannya dijurusan MIPA.

"Eh kamu yang baru datang! Masuk ke barisan!" Rasi dengan langkah gontai memasuki barisan dipaling belakang. Selama guru piket yang ada didepan berbicara, Rasi sama sekali tak mendengarkan barang sepatah kata pun. Ia sibuk menghadap kebawah, karena cahaya matahari yang menyambangi matanya, ia tak mau ambil resiko jika tiba-tiba pingsan karena panas matahari menyengat mata minusnya yang membuat kepala pusing karena hari ini ia tak berminat untuk mengenakan kacamata ke sekolah.

"Paham pak." Seruan siswa siswi dibarisan membuat Rasi mendongakkan kepalanya sebelum menyenggol lengan adek kelas disampingnya.

"Sstt dek, pak Yana ngomong apaan? Disuruh ngapain kita?" tanya Rasi setengah berbisik.

ArasiaWhere stories live. Discover now