Di sebuah coffee shop, terlihat sesorang sedang meminum kopinya sambil memainkan handphonenya. Dikeramaian coffee shop tersebut, terdengar bunyi bel pintu yang menandakan bahwa terdapat pelanggan yang datang. Ya, yang datang itu adalah Shandy dan Farhan.
"Mana ya Gilang?" kata Shandy sambil mencari keberadaan seseorang bernama Gilang, begitupun dengan Farhan.
Farhan yang menemukan keberadaan Gilang pun menepuk bahu Shandy.
"Itu disana, Sen." ucap Farhan sambil menunjuk keberadaan Gilang.
"Oh iya."
Mereka berdua menghampiri Gilang.
"Woi, Gilang." panggil Shandy.
"Eh. Wei, Bro." balas Gilang sambil mengangkat tangan kanannya.
"Halo, Bro.." sapa Farhan lalu 'tos'an dengan Gilang disusul Shandy yang juga 'tos'an dengan Gilang sebagai tanda salaman mereka.
"Pesen kopi dulu sana, pesen. Haha."
"Ah iya.. Yok, Han, mesen kopi."
Shandy dan Farhan berjalan menuju meja pemesanan.
Tak lama, Ricky pun datang menyapa Gilang.
"Oi, Gilang."
"Weeiii... Tempat curhat guee.. Dateng juga akhirnyaaa.."
Gilang dan Ricky 'tos'an.
"Mesen dulu sana."
"Gak deh. Lagi gak pengen kopi gua."
"Yodah, sini duduk sebelah gue."
Ricky pun duduk di kursi sebelah Gilang. Setelah Ricky duduk, Ricky menoleh ke Gilang dan terkejut melihat Gilang sedang menatap dirinya dengan senyum anehnya.
"Lu napa dah, Lang?"
Tiba-tiba Gilang memeluk Ricky seperti wanita yang centil. Terlihat wajah risih Ricky disana.
"Uwuwuwuwuwuu.. Udah lama gua gak ketemu lu. Kangeenn.."
"Iihh.. Lepas lepas lepas."
Gilang melepas pelukannya.
"Lang, lu boleh ya ngekocak, tapi gak gitu. Geli tau gak. Hii.."
"Hahaha.. Namanya juga kangen ama sodara sendiri. Eh, si Bocil kok gak ikut?"
"Tadi udah gua ajak. Tapi dia gak mau. Katanya ngantuk. Padahal mau pedekatean ama gebetannya dia."
"Widih. Dah punya gebetan aja tu Bocil. Siapa?"
"Gak tau gua. Dianya gak ngasih tau gua."
"Udah gede aja Bocil gua. Mana udah mau kuliah juga tuh bocah"
Shandy dan Farhan kembali dengan kopi yang telah mereka pesan.
"Oh iya, Ric. Nih gua kenalin ama temen-temen gua."
"Eh." Shandy dan Farhan yang telah duduk di kursi masing-masing baru sadar jika ada orang lain disebelah Gilang.
"Hai." sapa Farhan dan Shandy.
Ricky mengangguk sambil tersenyum membalas sapaan Farhan dan Shandy.
"Kenalin, Ric. Yang ini Shandy." Gilang menunjuk Shandy.
"Dan yang ini Farhan." Gilang menunjuk Farhan.
Ricky mengangguk-ngangguk.
"Nah, Guys. Ini kenalin sepupu gua, namanya Ricky."
Ricky mengulurkan tangannya ke Farhan yang ada di hadapannya.
"Hai, gue Ricky. Sepupunya Gilang."Farhan membalas jabatan tangan Ricky.
"Gue Farhan. Temen seperjuangannya Gilang. Hehe"Ricky mengulurkan tangannya ke Shandy.
"Gue Ricky. Sepupunya Gilang."Shandy membalas jabatan tangan Ricky.
"Gue Shandy. Sama kayak Farhan. Gue temen seperjuangannya Gilang.""Okee." Ricky tersenyum.
"Emm.. Btw.. Gue ke toilet dulu ya. Daritadi nahan." lanjut Ricky.
"Oh oke-oke. Santai-santai." jawab Shandy dan Farhan.
Ricky pun pergi ke toilet.
"Eh, Bro-broku. Ada kabar apa hari ini?" tanya Gilang.
"Hah? Kabar apa emang?" tanya Farhan bingung.
"Ya kabar apa gitu kek. Yang kocak-kocak atau apa."
"Oh iya, Lang. Tuh tadi si Farhan halu parah." ucap Shandy.
"Ngehaluin apaan emangnya?" tanya Gilang penasaran.
"Itu bukan halu, Sen.." bela Farhan.
"Yee.. Bukan halu apaan? Nih ya, masa weh dia nonton film romance sambil ngelamun. Ya gue ngeliatnya aneh lah. Ya gue kagetin aja si Farhan. Eh taunya dia ngelamunnya ngebayangin dia yang jadi cowok yang ada di film romance itu." cerita Shandy kepada Gilang.
"Emang filmnya nyeritain apa ampe dia halu gitu?"
"Cerita filmnya itu ada cowok yang nembak cewek cantik gitu, Lang. Dan dia ngebayangin dia yang jadi cowok itu. Halu parah gak tuh."
"Pfftt. HAHAHAHAHAHA!" Gilang tertawa.
"Gak gitu weehh.." ucap Farhan kembali membela.
"Astaga Farhaann.. Sumpah lu halu parah. Gue tau lu jomblo, tapi jangan halu juga kaliii. Hahahahaha." ledek Gilang.
"Ya kan halu aja dulu. Bisa aja entar suatu saat gue bisa kek cowok yang ada di film itu." ucap Farhan.
"Hahahaha.. Temen gua satu ini kocak bet daahh.. Hahahaha." ucap Gilang masih tertawa.
Ricky telah kembali di kursinya.
"Dih, puas banget ketawanya Gilang. Ada apa nih?""Gak, Ric, gapapa. Hirauin aja tuh si Gilang. Lagi gila dia." ujar Farhan.
Ricky hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Gilang pun meredakan tawanya.
"Haduuhh.. Haha. Perut guaa.. Haha. Duuhh.. Capek ketawa gua weh."
"Eh, Lang, apa kabar ama gebetan lo sekarang?" tanya Ricky yang membuat Gilang tiba-tiba terdiam lalu menatap Ricky dengan wajah datar.
"Lah, katanya mau nembak lu. Kapaann??" tanya Shandy.
"Iya. Kasian tau gebetan lu digantungin mulu kek pakaian di lemari. Pft pft." Farhan menahan tawanya untuk meledek Gilang balik.
"Ricky. Dasar ye lu. Malah bahas gebetan gua."
"Yee.. Emang kenapa? Biar ada kepastian kali."
"Nah ituu.." balas Shandy.
"Ya gimana yak. Duuhh.."
"Mampus lu, Lang. Gantian kan. Hahahaha" Farhan tertawa.
"Yeee.. Diem lu, Tukang Halu." ucap Gilang sambil melempar tisu bekas ke wajah Farhan.
Farhan menghindar.
"Wlek. Gak kena.""Awas ya luu.." Gilang berdiri lalu menarik-narik rambut Farhan yang kriting.
"Duh duh duh. Sakit, Lang."
Ricky dan Shandy yang melihat tingkah Gilang dan Farhan pun hanya tertawa. Dan setelah itu, mereka lanjut mengobrol.
Dan disana Gilang juga memberitahu bahwa Ricky itu sebenarnya seangkatan dan satu kampus dengan mereka--Gilang, Farhan dan Shandy. Hanya saja mereka berbeda jurusan, sehingga selama 1 tahun ini mereka tidak bertemu dan tidak saling kenal. Dan setelah itu hanya mereka saja yang tahu apa yang mereka obrolkan.
####
Yuhuu.. Sudah next..
Bagaimana ceritanya, Guys? Menarik kah? Atau membingungkan?
Boleh dong comment tanggapan kalian mengenai story ini di kolom comment.Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan
LIKE, COMMENT, SHARE & ADD TO YOUR LIBRARY.
Terima kasiihh..- NFPN -
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan (Tuan) Putri || UN1TY
FanfictionSeorang Pangeran, walaupun ia memiliki banyak teman-teman baik yang selalu mengisi kesehariannya yang membosankan, ada saatnya ia juga merasa kesepian karena tidak memiliki seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong. Pangeran membutuhkan seora...